Lihat ke Halaman Asli

Farrah J Shakira

Mahasiswa Fakultas Psikologi

Gaslighting dan Playing Victim: Apakah Berhubungan dengan Kepribadian Narsistik?

Diperbarui: 25 Desember 2023   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Playing Victim adalah perilaku seseorang yang berperilaku seolah-olah menjadi korban dalam berbagai situasi, dengan tujuan memanipulasi orang lain, mengadopsi strategi penjiplakan, atau mencari perhatian. Individu yang cenderung melakukan playing victim akan terus-menerus merasa sebagai korban atau dengan sengaja menyebarkan kesan bahwa mereka menjadi korban. Menurut Patricia (2021), karakteristik khas dari pelaku playing victim melibatkan kecenderungan untuk menciptakan berbagai alasan untuk menghindari tanggung jawab, menyalahkan orang lain, dan enggan mengakui kesalahan yang mereka buat. Fenomena playing victim dapat terjadi dalam konteks hubungan romantis (Fazrina, 2023).

Sementara itu, istilah gaslighting berasal dari film berjudul Gaslight. Film ini menampilkan peran-peran utama oleh Charles Boyer dan Ingrid Bergman, menceritakan kisah seorang suami yang secara rutin melakukan manipulasi dan penyiksaan terhadap istrinya, sambil meyakinkannya bahwa ia telah kehilangan akal sehat atau menjadi gila. Suami tersebut mengimplementasikan berbagai langkah terhadap istrinya, yang pada akhirnya mempengaruhi keyakinan diri sang istri, serta kepercayaannya pada lingkungan dan teman-teman di sekitarnya. Serangkaian tindakan yang dilakukan suami tersebut, dalam usahanya merebut harta milik istrinya dengan membuatnya kehilangan kewarasan, menjadi konsep yang diambil dari judul film tersebut (Yulistiani et al., 2023).

Orang-Orang yang Berpotensi Menjadi Pelaku Gaslighting

Orang yang terlibat dalam tindakan gaslighting mungkin memiliki kelainan psikologis yang dikenal sebagai gangguan kepribadian narsistik. Pelaku gaslighting umumnya juga memiliki keahlian berbohong, mampu memanipulasi dengan membuat diri mereka terlihat tidak bersalah. Ironisnya, korban mungkin merasa bersalah karena telah memiliki pemikiran negatif tentang pelaku, padahal sebenarnya ini adalah strategi pelaku untuk meragukan penilaian korban terhadap situasi tersebut.

Orang-Orang yang Berpotensi Menjadi Pelaku Playing Victim

Dilansir dari Healthline, terdapat sejumlah kondisi yang melatarbelakangi perilaku playing victim, yaitu seperti berikut ini.

  • Mengalami trauma masa lalu

Rasa sakit emosional dapat menghancurkan perasaan kendali seseorang, sehingga mereka selalu merasa tidak memiliki kekuatan atau kontrol atas situasi.

  • Pernah terkhianati

Pelanggaran terhadap kepercayaan, terutama yang terjadi berulang kali, dapat membuat seseorang merasa sebagai korban dan menimbulkan kesulitan dalam mempercayai orang lain. Sebagai akibatnya, daripada mengalami penipuan berulang, seseorang mungkin lebih memilih untuk menjebak orang lain dalam suatu situasi.

  • Gangguan Kepribadian Narsistik dan Manipulasi

Sebagian individu yang berperan sebagai korban mungkin terlihat menikmati menyalahkan orang lain atas masalah yang sebenarnya mereka timbulkan. Mereka memiliki kecenderungan untuk membuat orang lain merasa bersalah dan bahkan terlibat dalam manipulasi untuk mendapatkan simpati serta perhatian.

  • Sering membicarakan hal negatif tentang diri sendiri

Adapun beberapa kalimat yang sering dilontarkannya untuk memicu simpati orang lain seperti berikut ini.

"Segala sesuatu yang buruk terjadi padaku."

"Aku tidak bisa berbuat apa-apa, jadi mengapa mencoba?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline