Lihat ke Halaman Asli

Masih Bertahan di Tengah Pandemi, Inilah Kisah Pak Aam Si Penjual Gulali

Diperbarui: 10 Desember 2021   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Aam sedang membuat gulali (8/12)-dokpri

Di tengah pandemi saat ini, Pak Aam Suryana atau yang biasa di kenal Pak Aam masih berjualan gulali. Tepatnya di pinggiran jalan Malioboro yang tengah ramai oleh wisatawan, Pak Aam (45) tetap berjualan. Dengan wajan kecil yang ia letakkan digerobaknya. Setiap hari ia memikul gerobak tersebut untuk berjualan disana.

Pak Aam mengatakan di tengah pandemi saat ini harus tetap berjualan demi menghidupi keluarganya. Perbedaan ketika pandemi dan tidak pandemi saat dirasakan oleh pak Aam dikarenakan yang biasanya pendapatannya berkurang setengah. Tetapi hal itu tetap disyukuri oleh pak Aam.

Lalu ia juga mengatakan tidak bisa pulang ke kampung halamannya di garut karena Covid-19. Hal inilah yang menyebabkan pak Aam harus tetap berjualan gulali walaupun di tengah maraknya kasus Covid-19 kemarin.

"Nah mendingan kalo udah mereda gini mah, ga terlalu resah gitu. Kalo kemarin-kemarin ya Allah, hutang numpuk nyampe 7 juta. Kalo ga punya keluarga sodara, walah suka bingung. Cuma ya Alhamdulillah. Tapi ya punya sodara, ngerti gitu keadaan jualannya kaya gini." Kata Pak Aam pedagang gulali.

Selain pandemi yang dihadapi oleh Pak Aam sebagai pedagang gulali, ada petugas yang selalu berpatroli untuk mengamankan dan membubarkan para pedagang. Pak Aam mengatakan jika petugas itu sudah mulai berdatangan, ia langsung pergi dan kembali lagi ketempat berjualannya.

Selanjutnya, Pak Aam mulai memanaskan gulalinya dan mengaduk gulali yang diwajan. 2 warna yang tersedia yaitu merah dan coklat khas gula jawa, ia aduk agar tidak menjadi keras. Setelah itu, ia ambil dari masing-masing warna untuk dijadikan bentuk bentuk yang unik, seperti bunga, hati, kupu-kupu, dan lain-lain.  Lalu, ia bungkus dengan plastik agar higienis.

Pak Aam memilih tempat jualan di pinggiran Jalan Malioboro karena disitu ramai pengunjung dari luar Yogyakarta. Ia senang melakukan pekerjaannya karena bisa membuat ia dan orang banyak merasakan masa kecil kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline