Balimau adalah tradisi turun temurun yang diwarisi nenek moyang Minangkabau dan biasanya dilakukan di sungai atau tempat pemandian umum. Tradisi ini sangat dipercayai oleh sebagian masyarakat sebagai sarana untuk menyucikan dan membersihkan diri menjelang bulan suci Ramadhan. Mandi Balimau dilakukan dengan mengguyurkan air jeruk dan bunga-bunga ke seluruh tubuh seperti mandi Wajib
Namun, tradisi mandi Balimau saat ini sering tidak dilakukan dengan benar. Banyak muda-mudi yang mandi Balimau dengan bercampur dengan yang bukan muhrimnya, hal ini tentu saja bertentangan dengan ajaran agama Islam. Mandi Balimau seharusnya dilakukan dengan benar dan benar-benar niat untuk menyucikan diri dan tidak boleh dilakukan untuk hanya berwisata atau mengikuti Trend
Sebagai umat muslim, kita harus memperhatikan segala penyimpangan sosial yang terjadi di sekitar kita dan minimal mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan hal yang salah. Mandi Balimau yang dilakukan dengan benar dapat menjadi sarana yang baik untuk menyambut bulan suci Ramadhan, namun jika dilakukan dengan tidak benar, tradisi ini bisa menjadi tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan tujuan Awalnya.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus memperhatikan kembali tujuan balimau dan jangan menyimpang dari tradisi yang sebenarnya. Balimau jangan hanya dijadikan sebagai trend atau kegiatan wisata saja. Mari kembali memperkuat pengertian dan makna dari tradisi ini, yaitu sebagai sarana untuk membersihkan dan menyucikan diri dari segala dosa jelang bulan suci Ramadan.
Masyarakat harus lebih selektif dalam memilih tempat mandi Balimau. Sebaiknya mandi Balimau dilakukan di rumah atau tempat yang aman dan sesuai dengan adat dan norma masyarakat. Jangan sampai melakukan mandi Balimau dengan bercampur dengan yang bukan muhrimnya, karena hal ini sangat tidak dibenarkan dalam agama Islam.
Sebagai penutup, kita harus mengembalikan makna dan tujuan dari tradisi mandi Balimau. Kita harus lebih memperhatikan adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat dan agama kita. Jangan sampai tradisi ini menjadi kontroversial, tetapi tetap dipertahankan sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H