Jadi petani sulit, pupuk langka pestisida mahal. Jadi pedagang banyak saingan. Beternak terkendala penyakit dan mahalnya harga pakan ternak. So, mau jadi apa? Coba beternak ayam hias, sepertinya keuntungannya cukup menggiurkan. Menurut cerita seorang teman yang beternak ayam hias jenis Brahma di kota Bukittinggi, ia bisa menghasilkan " cuan" rata-rata berkisar 15-20 juta per bulan plus bekerja santai dari rumah.
Lho kok bisa? Tentu saja bisa, karena anakan ayam brahma saja umur 2 bulan telah dihargai Rp.700-800 ribu sepasang (jantan dan betina), sedangkan jika bisa menjual ayam jantan dan betina dewasa harganya bisa mencapai Rp.2 juta per ekor. Luar biasa bukan? Apalagi ayam brahma ini pemeliharaannya tidaklah sulit. Sewaktu kecil bisa diberi pakan BR I atau Voer seperti layaknya pakan ayam buras yang lain.
Ketika dewasa ( umur> 4 bulan ) bisa diberi pakan campuran yang terdiri dari BR I atau Voer, dedak, jagung giling dan sisa dapur. selain itu juga bisa diberi pakan tambahan seperti sayuran yang terdiri dari sawi, daun pepaya, kubis, eceng gondok, kembang kol dan kangkung yang diberikan 2 kali dalam seminggu. kemudian juga ada pakan tambahan sumber protein yang dapat diberikan , misalnya ulat, jangkrik atau cacing yang diberikan 1 kali dalam 1 minggu.
Pengendalian kesehatannya pun tergolong mudah, hanya menggunakan bumbu dapur seperti jahe, kunyit temulawak, bawang putih , kencur dan lain sebagainya yang diblender, diambil air perasannya dan diberikan atau diminumkan pada ayam Brahma dengan dosis larutan bumbu dapur 5 ml dalam 1 liter air minum.
Agar lebih bermanfaat maka bahan bumbu dapur ini dapat dijadikan jamu terlebih dahulu. Selain itu, untuk mencegah penyakit menginfeksi ayam brahma di musim hujan, cukup tambahkan Suplemen penambah stamina berbahan alami dari bahan telur ayam kampung ditambah madu. dengan pemberian bahan ini menurut keterangan seorang teman lagi, ayam brahma tetap sehat walaupun tidak di vaksin.
Keunggulan lain dari ayam Brahma ini adalah sifatnya yang jinak dan bersahabat dengan semua orang. Benar-benar menggemaskan sehingga banyak Hobies unggas tertarik memelihara ayam yang nenek moyangnya berasaal dari Amerika ini. Badannya pun besar tapi tidak reaktif dan senang di belai manusia
Terkait dengan ayam Brahma, ayam berperawakan besar ini merupakan ayam hasil silangan yang didatangkan dari China pada tahun 1850 hingga 1930. Ayam ini merupakan jenis ayam yang bisa dimanfaatkan sebagai ayam petelur atau ayam pedaging. Namun sesuai dengan perkembangan zaman ayam brahma lebih ditujukan sebagai ayam hias.
Sebagai ayam hias ada beberapa kiat pemasaran yang harus dilakukan peternak sehingga ayam brahma yang dipellihara memiliki nilai jual tinggi. Salah satunya adalah rajin mengikuti kontes ayam hias , ayam brahma yang Juara ditingkat Nasional harganya bisa meningkat lima sampai sepuluh kali lipat.
Kemudian strategi lainnya adalah mempromosikan melalui media social terutama tergabung dalam grup komunitas pecinta unggas hias. Strategi lain yang bisa di adopsi oleh peternak ayam brahma adalah sering mengikuti pameran ternak yang salah satu slot kegiatannya adalah pameran ayam hias
Strategi pemasaran ini menjadi penting, Ketika anda menggeluti bisnis ayam hias ini karena pasar ayam hias tidak sebanyak pasar ayam yang menghasilkan telur dan daging. Jika telur dan daging dikonsumsi setiap hari sedangkan ayam brahma hanya diperuntukkan sebagai hiasan yang memanjakan mata para Hobbies.
Walaupun demikian mengingat banyaknya keuntungan yang akan diperoleh dengan beternak ayam Brahma, budidaya ayam hias ini layak anda coba. Selain mendatangkan cuan cukup besar, lokasi untuk berbudidaya ayam ini juga tidak perlu luas dan jumlahnya pun tidak perlu banyak seperti halnya ketika anda beternak ayam ras petelur atau ayam broiler.