Adanya kebijakan pemerintah memanfaatkan teknologi dengan tujuan agar pelayanan public lebih cepat efektif dan efisien menimbulkan berbagai polemic dikalangan pemerintahan sendiri maupun ASN. Bagaimana tidak, polemic pertama muncul bahwa pelayana public tidak perlu lagi sumber daya manusia yang berlebihan. Dalam artian sudah jelas jika konsep ini direalisasikan akan terjadi pemangkasan jumlah ASN
Terkait pemangkasan jumlah ASN ini pemerintah dan DPR mengatur skema pensiun dini massal bagi aparatur sipil Negara (ASN). Inilah salah satu cara mengurangi jumlah ASN yang ada di Indonesia Saat ini dengan perhitungan jika ASN banyak yang pensiun Dini maka pelayanan public sebagiannya akan digantikan oleh teknologi. Banyak pro kontra tentang hal ini ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung. Terlepas pula dari berbagai argument yang mendasarinya
Bagi pihak yang pro seperti yang diungkapkan pakar kebijakan public Trubus Rahardiansah Prawiraharja yang dilansir CNBC Indonesia, senin (9/1/2023) pensiun dini akan membawa perubahan budaya kerja ASN sendiri, tidak lagi sekedar rutinitas dan formalitas. Disisi lain pihak yang kontra dengan kebijakan pensiun dini beralasan, pekerjaan sepagai ASN di Negara ini merupakan profesi terhormat alias bergengsi. Walaupun diberi "pesangon" 1 (satu) Milyar sekalipun yang punya pola pikir seperti ini jelas-jelas akan menolak skema pensiun dini seperti diatas
Jadi skema pension dini Massal bisa saja terkendala akibat banyak ASN yang menolak skema tersebut karena Pekerjaan Sebagai ASN sangat terhormat di negeri ini . Fenomena ini bisa diterangkan sebagai berikut Di tengah -- tengah masyarakat tanpa disadari sudah terbentuk suatu patron dimana menurut generasi yang lebih tua pekerjaan yang paling aman di Indonesia adalah Menjadi ASN karena ada asuransi, dana pensiun atau tunjangan hari tua. Anaknya ditanggung, istrinya ditanggung ketika suaminya sudah tidak ada dan lain--lain. Kondisi ini memang tidak mengada-ngada karena banyak referensi yang menjelaskan bahwa generasi yang lebih tua memang lebih menginginkan pekerjaan sebagai Pegawai negeri Sipil yang dinilai lebih terjamin.
Rentetan fenomena Global ini telah menimbulkan banyak cerita dikalangan masyarakat tentang bagaimana bergengsinya pekerjaan sebagai ASN atau PNS. Abdi Maulana misalnya lulusan fakultas Pertanian Universitas Andalas pada mulanya setelah lulus ingin beragribisnis dibidang pembibitan tanaman perkebunan.
Tapi apalah daya karena desakan orang tua ia ikut mendaftar tes CPNS dan diterima disebuah instansi Pemerintah walaupun plus embel-embel orang tuanya harus mengorbankan 2 petak sawah untuk mewujudkan tujuannya menjadi PNS tersebut. Artinya Karena keinginan Orang tua, Abdi menjadi PNS dan menurut Abdi lagi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ingin berbakti kepada orang tua.
Disisi lain seorang keponakan saya lulusan dari IPB, justru tertarik menjadi ASN karena Ingin Mengabdi kedaerah asalnya kabupaten pasaman sekaligus ingin menyampaikan ilmu yang didapat dibangku kuliah sehingga banyak manfaatnya ke masyarakat, juga ada seorang teman yang "berbisik" kepada saya dan mengatakan, ia menjadi ASN agar bisa bekerja lebih santai, dapat tunjangan pensiun dan berbagai dana supportif lainnya.
Bahkan ada yang lebih Parah lagi, banyak lulusan sarjana yang rela menjadi tenaga honorer sukarela alias tidak digaji di sekolah -- sekolah atau instansi lain dengan durasi cukup panjang 8 s/d 10 tahun asalkan bisa dipromosikan menjadi PNS.
Ketika saya iseng bertanya kepada pegawai honorer dilingkungan tempat tinggal saya, ia menjawab, menjadi honorer agar bisa mendapatkan baju seragam yang terlihat berwibawa dan diikuti aroma kepemimpinan. Ia melanjutkan tentu saja sambil berharap dipromosikan sebagai PNS. Segelintir cerita diatas tentu membuka cakrawala berpikir anda, apakah ASN mau di "PHK" alias dipensiunkan dini secara Massal?
Bukti lain yang menunjukkan, Pekerjaan sebagai ASN sangat bergengsi di Republik ini adalah situasi pada setiap tes CPNS dimana Menurut data badan kepegawaian Negara ( BKN ) total ada 3,47 juta orang yang mendaftar sebagai calon PNS tahun 2018 dengan hasil akhir 238.015 orang mendapatkan posisi. Ini mengindikasikan profesi ASN benar benar diminati dibandingkan profesi lain.