Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki tantangan keamanan yang sangat kompleks. Terletak di persimpangan strategis antara Samudra Pasifik dan Hindia, Indonesia bukan hanya menjadi jalur perdagangan utama tetapi juga wilayah yang rentan terhadap berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Mengingat hal tersebut, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Di antara semua unit yang dimiliki oleh TNI, terdapat pasukan elite yang memiliki peran khusus dalam misi-misi berisiko tinggi, yaitu Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di bawah TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Katak (Kopaska) di bawah TNI Angkatan Laut, dan Pasukan Khas (Paskhas) di bawah TNI Angkatan Udara. Pasukan-pasukan ini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga mendapatkan pengakuan internasional atas kemampuan dan keberaniannya.
Kopassus: Tulang Punggung Operasi Darat Berisiko Tinggi
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) adalah unit elite di bawah TNI Angkatan Darat yang dikenal luas karena keahliannya dalam operasi tempur darat, intelijen, dan kontra-terorisme. Didirikan pada 16 April 1952, Kopassus memiliki sejarah panjang dalam berbagai operasi penting di Indonesia. Unit ini sering dilibatkan dalam operasi militer yang membutuhkan kecepatan, keakuratan, dan ketahanan fisik serta mental yang tinggi.
a. Sejarah dan Pembentukan
Kopassus bermula dari gagasan untuk memiliki pasukan yang mampu menjalankan operasi rahasia dan berisiko tinggi, terutama dalam menghadapi ancaman pemberontakan di dalam negeri. Awalnya, unit ini dikenal sebagai Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi, yang kemudian berubah nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD). Pada tahun 1953, unit ini diresmikan sebagai RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) dan kemudian menjadi Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) sebelum akhirnya pada tahun 1985 berganti nama menjadi Kopassus.
b. Kompetensi dan Keahlian
Kopassus dikenal dengan kemampuan taktis yang luar biasa, termasuk dalam operasi penyusupan, sabotase, dan pembebasan sandera. Para prajurit Kopassus menjalani pelatihan yang sangat ketat dan beragam, mulai dari survival di hutan, latihan pertempuran jarak dekat, hingga operasi lintas udara. Salah satu ciri khas dari Kopassus adalah kemampuan mereka untuk bergerak cepat dan tepat dalam situasi yang tidak menentu.
Operasi yang terkenal adalah pembebasan sandera pesawat Garuda Indonesia di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand, pada tahun 1981. Operasi ini dipimpin oleh Letkol Infanteri Sintong Panjaitan dan berhasil menaklukkan para pembajak dengan cepat, tanpa menimbulkan korban jiwa dari pihak sandera. Keberhasilan ini tidak hanya memperkuat reputasi Kopassus di dalam negeri tetapi juga mendapat pengakuan dari dunia internasional.
c. Peran dalam Kontra-Terorisme
Kopassus juga memainkan peran penting dalam kontra-terorisme di Indonesia. Unit 81 Kopassus, yang dibentuk khusus untuk menghadapi ancaman terorisme, memiliki kemampuan dalam operasi-operasi anti-teror yang sangat berisiko. Unit ini dilatih untuk menghadapi berbagai situasi teror, mulai dari pembajakan pesawat hingga penanganan bom. Kemampuan Kopassus dalam merespons situasi darurat telah membuatnya menjadi salah satu unit andalan TNI dalam menjaga keamanan nasional.
Kopaska: Penguasa Lautan yang Tak Tertandingi