Lihat ke Halaman Asli

"Cinta?"

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap insan dikaruniani rasa cinta oleh-Nya, yaitu cinta yang bersifat universal. Di muka bumi ini banyak roman telah tertorehkan di atas lembaran sejarah manusia. Seperti, roman Arok-dedes yang menceritakan kisah cinta atara brahmana dan sudra yang akhirnya terjadi suatu ikatan dari hubungan terlarang hingga pada hubungan tidak terlarang dalam artian resmi diketahui oleh berbagai pihak. Berarti rasa seperti itu mungkin terjadi kan? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ada lagi kisah cinta Romeo dan Juliet yaitu kisah cinta yang berakhir dengan kematian. Demikian merupakan dua dari berbagai contoh kisah cinta “lawan jenis” antara pria dan wanita. Memang sempit jikalau kita hanya mengartikan cinta antar lawan jenis. Tapi itu sah saja. Banyak pula yang tidak mau tahu apa arti itu. Namun secara tidak sadar “cinta” telah mengikuti dengan sendirinya. Absurd memang. Hahaha. Karena setiap manusia bebas mangartikan cinta.Layaknya mengisi ruang metafisk tak dapat diraba oleh indra, dirasa maupun dilihat. Namun makna yang terkandung didalamnya sangat luar biasa. Kenapa luarbiasa? Karena cinta tumbuh dengan sendirirnya, natural, tanpa rekayasa, dan dapat merubah segalanya. Cinta memiliki multimkana pada setiap lapisan insan yang merasakannya, karena luasnya makna cinta bak lautan yang terus melahirkan gelombang ombak hingga bibir tepi pantai yang tak ada batas limit. Menurut kamu apa itu cinta?

Cinta pada diri sendiri, cinta pada sesuatu yang kita merasakan timbulnya cinta itu sendiri. Tuhan, orang tua, sahabat, teman, sejenis maupun lawan jenis,dan apapun itu. Tidak munafik kita semua merasakan cinta. Cinta dan cinta. Perasaan aneh, unik, naif dan kadang tak tersentuh oleh rabaan logika. Terkadang terbesit dalam pikiran kita, kenapa kita bisa merasakan hal demikian? Perasaan yang kadang menimbulkan rasa “bahagia” atau pun “tidak” sama sekali.

Banyak arti yang terkandung didalamnya, kenapa kita tidak membebaskan rasa itu? Lepas dan biarlah menjalar hingga menemukan titik yaitu muara harapan seluruh manusia yakni “bahagia”. Seperti anak-anak jalanan mengharapkan cinta dari orang tuanya. Belai kasih tulus yang selalu menjaganya dari bangun hingga lelap. Ingin rasanya menggambarkan setiap tutur dari lisan semua makhluk ciptaan-Nya. Karena semua merasakan perasaan tersebut yang didalamnya terdapat banyak ragam bentuk rasa, termasuk kasih sayang. Tapi belum tentu menurut kamu kan? Inget kita bebas menfsirkan rasa itu.

Terkadang cinta tak selaras dengan logika, dengan rasio yang dikaruniai Tuhan pada kita. Sungguh aneh terasa, dan saat ini ingin rasanya ku lukiskan perasaan cinta yang bergelayut dalam pikiranku, logikaku, dan tafsiranku. Dan “mungkin’’ dirasakan oleh kebanyakan manusia, terlepas dari rasa kurangnya bersukur karena mengikuti roman yang ada dalam diri ini.

Memang terlalu sempit jika membicarakan cinta hanya dengan selembar tulisan.

Yang pada akhirnya adalah “apa itu cinta menurut kamu?”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline