Lihat ke Halaman Asli

M Alfarizzi Nur

Paralegal Posbakumadin Lampung

Pohon Kehidupan (Chapter 1)

Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah dan Ibu yang sedang bermain bola dengan anak (sumber: tempo.co)

"Abi tangkap bola ini..." ujar sang anak, Raffa, menendang bola dengan begitu pelan dan halus. Bola itu menggelinding dihadapan sang ayah, Anwar, yang sedang termangun memikirkan sesuatu. "Abi.." panggil anak itu kembali, Anwar tersadar dari lamunannya di pagi hari itu, tanpa sadar kalau bola yang ditendang Raffa telah menyentuh bagi kaki kirinya.

"Oh ya... , aku kembalikan ya .." jawab Anwar dengan menendang bola kembali ke arah Raffa yang berusaha menangkap bola itu dengan melompat ke arah kiri gawang. Anwar tersenyum, dia bahagia dengan antusias anaknya itu. Tidak lama kemudian, Karina, keluar dari arah ruang tamu menuju belakang rumah dengan membawa beberapa potong buah apel dan roti bakar coklat yang barusan selesai di panggang. Raffa bergegas menuju sang ibu, Karina, dengan membekap bola yang berada di dadanya.

"Roti bakar ya Umi.. ?" tanya Raffa dengan mata berbinar memandang roti bakar yang tampak gurih dan harum itu. Karina tersenyum, sama indahnya dengan matahari pada pagi hari itu, "Ayo cuci tangan dulu. Baru boleh sentuh dan makan roti bakarnya.." Karina mengingatkan. Raffa mengacungkan jempol dan mengedipkan mata sebelah kiri, "Oke bu.." anak itu bergegas ke westafel dapur yang berada di dalam rumah.

Anwar mengambil sepotong buah apel. Duduk menghadap Karina yang sibuk mengupas kulit buah apel itu dengan pisau dapur.

"Sering sekali melamun dirimu ?" tanya Karina.

Anwar tidak menjawab, dia mencoba pura-pura tidak mendengar. "Halo... , ada orang di dalam ?" tegur Karina menaruh pisau dapur dan menjentikan jari di depan kedua mata Anwar.

"Baiklah, karena pekerjaan. Ada banyak kasus yang diterima oleh kantor, jadi banyak klien yang menunggu hasil kerja kantor". Anwar adalah seorang pengacara yang berasal dari salah satu Firma Hukum ternama di Jakarta. Sudah hampir 7 (tujuh) tahun sejak dirinya lulus sarjana ilmu hukum, Anwar telah sibuk di dunia praktisi hukum.

"Berhentilah memikirkan pekerjaan ketika sedang berlibur Anwar. Aku tahu dirimu telah membantu hidup banyak orang. Aku jamin para klien-mu berhutang jasa kepadamu, tetapi akan sangat aneh kalau dirimu sendiri tidak mampu menolong dirimu sendiri"

"Baiklah.." Anwar menghelap nafas. Suara langkah kaki terdengar dari dalam rumah, Raffa datang dengan membawa satu botol coca-cola yang dirinya ambil dari dalam kulkas. Karina lantas menegurnya, "Hei, tidak ada minum soda !, itu punya Abi nak" ujar Karina merenggut botol coca-cola itu dari tangan Raffa.

*

Tahun 2012, Anwar berserta 2 (dua) adiknya, Thalib dan Badaruddin, sedang mengarungi Sungai Musi dengan Kapal Apung yang membawa wisatawan mengelilingi Kota Palembang. Kapal Apung itu tidak hanya menyajikan pemandangan Kota Palembang pada malam hari, lebih dari itu adalah restoran yang menyediakan menu makanan-minuman khas Palembang; pempek, tekwan, kapal selam, pindang dan es kacang merah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline