Lihat ke Halaman Asli

Kaderisasi: Sebuah Kenang-kenangan Bukan Pendidikan

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kaderisasi mahasiswa merupakan sebuah hal yang sangat kompleks untuk dibicarakan, bahkan akan sedikit memancing konflik dikarenakan mahasiswa sendiri juga terbagi menjadi dua kubu kubu pro aktif dan kubu kontra. Terciptanya kedua kubu ini sendiri tidak lain juga dikarenakan proses pelaksanaanya sendiri, untuk lebih jelas proses seperti apa silahkan dibaca tulisan saya berjudul “Kaderisasi Mahasiswa Masa Kini : Pandangan dari Orang Awam”.

Tujuan Kaderisasi memang sangat mulia, tetapi dengan proses yang ada saat ini, maka hasil yang diharapkan akan sedikit jauh dari tujuan mulia tersebut. Akan dating saatnya dimana proses kaderisasi hanya akan dianggap kaderisasi omong kosong oleh objek kaderisasi (mahasiswa baru). Hal ini bisa terjadi jika para pembuat konsep kaderisasi, pelaksana konsep kaderisasi (instruktur) hingga objek kaderisasi tidak mengerti apa sebenarnya dan bagaimana seharusnya merek memerankan peran masing-masing dalam proses pembentukan kader.

Dengan situasi yang ada saat ini, saya sangat tidak setuju apabila masih ada orang bilang kaderisasi adalah proses pendidikan. Proses Pendidikan sejatinya melibatkan yang mendidik dan yang dididik. Saat ini Guru kencing berdiri Murid kencing berlari sudah menjadi realita. Apabila yang mendidik tidak memberi teladan yang baik, maka hasil pendidikan tidak akan jauh dari yang mendidik. Dari satu alasan tersebut menurut hemat saya pernyataan kaderisasi adalah proses pendidikan sudah gugur.

Saya lebih setuju jika kaderisasi saat ini adalah proses untuk memberi kenang-kenangan kepada objek kaderisasi. Sebuah kenang-kenangan semata untuk masa tua. Sebuah kenang-kenangan semata dari senior. Sebuah kenang-kenangan semata untuk diceritakan saat sudah tidak menjadi objek kaderisasi. Sebuah kenang-kenangan semata untuk diceritakan kepada orang tua, kerabat, anak dan cucu masing-masing. Ya, saat ditahun keempat ini yang menarik dari proses kaderisasi yang saya alami hanya bisa dibuat bahan cerita dan tertawa bersama teman-teman sejawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline