Lihat ke Halaman Asli

Inovasi: Ujung Tombak Pembangunan Bangsa

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejenak mengingat kembali Orasi Ilmiah Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat Dies Natalies ITS Surabaya pada Desember tahun 2010, beliau berkata pada semua lapisan masyarakat, industry dan pemerintahan untuk bersama membangun rasa optimis dan percaya diri bahwa Indonesia akan menjadi Negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat 15 tahun mendatang. Ingat saya, ini adalah pertama kalinya Presiden SBY menyatakan pada public mengenai agenda percepatan dan pertummbuhan ekonomi yang sekarang lebih dikenal dengan MP3EI.  Tiga tahun sejak saat itu data kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif.  Lembaga pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2013 dapat meningkat 6,3 persen. Sebuah hasil yang membanggakan mengingat target pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 7 persen. Dengan data-data yang ditunjukkan oleh para media dan lembaga ini menunjukkan gagasan Presiden SBY pada tahun 2010 berhasil?

Sebenarnya jika dilihat dari sisi dampak, pertanyaan yang tepat adalah apakah pertumbuhan ekonomi berdampak langsung dalam mengurangi kemiskinan dan sekaligus berdampak pada pertumbuhan sektor industri baru. Dari data BPS kemiskinan memang turun akan tetapi data yang disajikan oleh BPS juga masih menjadi perdebatan mengenai kriteria orang miskin di Indonesia. Untuk pertumbuhan lapanagan kerja atau industry baru ini yang layak untuk diperbincangkan. Suatu bangsa dikatakan berkembang apabila mampu mengurangi jumlah pengangguran, salah satu cara untuk mengurangi jumlah pengangguran adalah dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru. Hal ini biasa dikatakan dengan wirausaha. Menurut suatu sumber,Negara dikatakan maju jika memiliki 2% dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur atau wirausaha. Untuk perkembangan wirausaha di Indonesia sekarang nampaknya mulai naik perlahan dikarenakan adanya berbagai program wirausaha dari berbagai lembaga pemerintahan untuk pemuda-pemuda Indonesia. Akan tetapi, secepat perkembangannya, kematian usaha-usaha baru ini juga sangat cepat. Beberapa sumber menyebutkan bahwa hanya sebagaian kecil bisnis yang mampu bertahan pada 10 tahun pertama. Hal ini tentunya berdampak pada jumlah pengangguran, penyerapan tenaga kerja hanya bisa dilakukan sementara. Penyebab dari matinya sebuah usaha ini adalah tidak adanya perkembangan inovasi pada unit bisnisnya.

Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial). Dari pandangan saya, bisnis yang dilakukan tanpa adanya inovasi yang berlanjut hanya akan berumur pendek, terutama untuk bisnis kuliner dan bisnis yang memanfaatkan teknologi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, kompetisi bisnis semakin ketat, apabila tidak ada inovasi dari segi produk, manajemen, maupun pemasaran, maka habislah bisnis kita. Dengan bertambahnya waktu konsumen pasti juga akan merasa jenuh dengan produk kita, dan akan mencari sesuatu yang baru. Contohnya, untuk usaha kuliner, banyak sekali usaha jajanan yang setipe tetapi berbeda penjual, apalagi jika bersaing dengan jajanan impor, apabila tidak ada inovasi berlanjut jelas kita kalah oleh kuliner impor yang terus menyuguhkan sesuatu yang baru. Dengan adanya sebuah inovasi berlanjut, maka umur bisnis akan tetap berlanjut, bahkan jumlah penyerapan tenaga kerja akan semakin bertambah.

Selain dilihat dari sisi bisnis, kemajuan teknologi merupakan salah satu asset yang tidak boleh dipandang sebelah mata dalam pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari tren sekarang, mobil listrik,kendaraan bahan bakar gas, hingga roket sudah bisa dimiliki oleh bangsa kita. Tren seperti ini tidak boleh ditinggalkan, bahkan harus didukung oleh semua pihak, juga harus didukung melalui inovasi yang berlanjut. Seperti kata Mantan Presiden RI, B.J. Habibi kita harus memulai dari akhir dan mengakhiri dari awal. Dengan tertinggalnya kita untuk masalah teknologi, maka lebih baik kita langsung memulai dari tren paling akhir saat ini, dengan ditunjang untuk terus berinovasi maka kita tidak hanya akan menjadi Negara berkembang, tetapi juga dapat menjadi Negara yang sanggup bersaing dengan macan-macan teknologi dunia. Dengan lahirnya inovasi, maka juga akan sejalan dengan lahirnya ekonomi Indonesia, oleh karena itu saya menyebut bahwa Inovasi adalah ujung tombak pembangunan bangsa. Seperti kata Presiden SBY, kita harus tetap memiliki rasa optimis dan percaya diri bahwa Indonesia Bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline