Lihat ke Halaman Asli

FarizAL

Mahasiswa

Peran Ulama Dalam Berjuang di Wawasan Nusantara Indonesia

Diperbarui: 21 Juni 2024   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran Kiai Indonesia dalam Memperjuangkan Kemerdekaan/NU Online 

Indonesia, sebuah negara kepulauan yang kaya akan sejarah dan budaya, memiliki catatan panjang tentang peran ulama dalam perjuangan membangun dan mempertahankan wawasan nusantara. Ulama tidak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam aspek sosial, politik, dan pendidikan. Dalam konteks sejarah Indonesia, ulama memainkan peran penting dalam mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajahan, membangun kesadaran nasional, dan menjaga keutuhan serta persatuan bangsa.

Sejarah Peran Ulama dalam Perjuangan Kemerdekaan


Sejarah mencatat bahwa para ulama sudah terlibat aktif dalam perjuangan melawan penjajah sejak awal kedatangan kolonialisme di Indonesia. Pada abad ke-16, ulama-ulama di Kesultanan Demak seperti Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus tidak hanya berdakwah menyebarkan Islam tetapi juga berjuang melawan Portugis yang mencoba menguasai Malaka dan wilayah pesisir Jawa. Mereka memobilisasi rakyat melalui jaringan pesantren dan masjid untuk melawan penjajah.

Pada abad ke-19, peran ulama semakin terlihat jelas dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda. Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830) adalah salah satu contoh nyata bagaimana seorang ulama memimpin perlawanan besar terhadap kolonialisme. Diponegoro, yang merupakan keturunan bangsawan dan ulama, berhasil mengobarkan perang yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk santri dan rakyat jelata. Perang Diponegoro menjadi simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penindasan dan ketidakadilan.

Ulama dan Pembentukan Kesadaran Nasional


Selain berperang secara fisik, ulama juga berperan penting dalam membentuk kesadaran nasional. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, muncul berbagai organisasi keagamaan yang dipimpin oleh ulama, seperti Sarekat Islam (SI) dan Muhammadiyah. Organisasi-organisasi ini tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan tetapi juga pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat.
KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, misalnya, mendirikan sekolah-sekolah yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga ilmu pengetahuan umum. 

Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda yang berpendidikan dan mampu bersaing di dunia modern. Pendidikan yang diberikan oleh Muhammadiyah dan organisasi sejenisnya membantu membangun kesadaran nasional dan mempersiapkan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), juga berperan besar dalam memajukan pendidikan dan membentuk kesadaran nasional. 

NU, dengan jaringan pesantren yang luas, menjadi basis penting dalam menyebarkan semangat kebangsaan dan memperjuangkan kemerdekaan. Pada masa pendudukan Jepang, Hasyim Asy'ari mengeluarkan resolusi jihad yang memerintahkan umat Islam untuk berperang melawan penjajah, yang kemudian memicu pertempuran besar seperti pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Ulama dalam Masa Perjuangan Kemerdekaan


Pada masa perjuangan kemerdekaan, ulama tidak hanya menjadi pemimpin spiritual tetapi juga pemimpin perjuangan. Mereka menggunakan pengaruh dan jaringan mereka untuk memobilisasi rakyat melawan penjajah. Ulama seperti KH. Wahid Hasyim, yang merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), turut merumuskan dasar negara dan memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam konteks negara yang baru merdeka.Peran ulama juga terlihat dalam berbagai pertempuran melawan penjajah. Di Aceh, ulama seperti Teungku Chik di Tiro memimpin perang gerilya melawan Belanda selama bertahun-tahun. Di Jawa Barat, KH. Zainal Mustafa dari Tasikmalaya memimpin perlawanan melawan Jepang. Di Sumatera Barat, ulama seperti Buya Hamka tidak hanya berjuang secara fisik tetapi juga melalui tulisan-tulisan yang membangkitkan semangat nasionalisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline