Lihat ke Halaman Asli

Fariza ika cahyani

Mahasiswi uin maliki

Yuk Kenali Perkembangan Moral pada Anak Kita

Diperbarui: 18 Maret 2020   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sheknows.com

Bayi yang baru lahir dikatakan belum memiliki moral karena belum memiliki pengetahuan dan pengertian yang diharapkan oleh masyarakat dilingkungan ia hidup. Seiring dengan perkembangan sosial, anak-anak usia prasekolah  juga mengalami perkembangan moral.

  Apasih perkembangan moral itu?

Perkembangan didefinisikan sebagai suatu internalisasi langsung dari norma-norma budaya eksternal. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk atau tahap ke bentuk berikutnya yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari rasa pembuahan dan berakhir dengan kematian.

Moral = mores memiliki arti yakni : tata cara, adat istiadat dan kebiasaan. Perkembangan moral atau lengkapnya perkembangan penalaran moral berkaitan dengan aspek berfikir seseorang.

Menurut Hurlock, Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.

Setelah mengetahui apa arti perkembangan moral, kita juga perlu mengetahui apa saja sih tahapan-tahapan perkembangan moral?

Secara garis besar Kohlberg membagi tahapannya atas tiga kelompok yaitu Preconventional Level, Conventional Level, Post Conventional Level.

1. Tingkat pertama, Prakonvensional. Anak ada tingkat perkembangan moral ini mulai tanggap terhadap aturan-aturan buadaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Namun, hal ini masih masih ditafsirkan dari segi akibat fisik atau kenikmatan perbuatan. Pada tingkatan ini terdapat dua tahap, yaitu (1) Orientasi hukuman dan kepatuhan dan (2) Orientasi relativitas instrumental.

Pada tahap orientasi hukuman dan ketaatan, anak melihat bahwa perbuatan baik dan buruk karena akibat fisik (hukuman, atau hadiah yang akan diterimanya) atas perbuatan yang dilakukannya. Pada fase ini anak hanya semata-mata menghindari dan tunduk pada kekuasaan tanpa mempersoalkannya.

Semua perilaku yang dituntut oleh hukuman yang diterapkan kepadanya dilaksanakan bukan karena hormat terhadap tatanan moral tersebut, tetapi didasarkan karena hal tersebut memiliki nilai bagi dirinya, entah kenikmatan ataupun kesusahan.

Pada tahap orientasi relativis instrumental, anak memanadang bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya (memuaskannya) atau terkadang untuk memuaskan kebutuhan orang lain. Hubungan antarmanusia dipandang seperti hubungan transaksi dipasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline