Lihat ke Halaman Asli

Farizah Auliya Brillianty

Mahasiswa UIN Maliki Malang

Learning Experience

Diperbarui: 30 Mei 2022   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Learning Experience

Seiring berjalannya waktu sudah tidak heran lagi bahwasannya saat ini saya sudah kuliah dan masuk di penghujung semester genap. Tentunya pasti dengan berjalannya roda kehidupan yang terus berputar ini selama hamper satu tahun dan mendapati 2 semester dalam satu tahunnya sudah dapat dipastikan bahwasannya lebih dari satu pengalaman dan pembelajaran yang dapat saya petik. Lika liku kehidupan di dunia perkuliahan pun secara tidak langsung sudah diperkenalkan kepada saya dan saya sudah menerima dan berusaha beradaptasi dengan dunia perkuliahan meskipun hanya bertatap maya atau pun lebih kerabnya dengan istilah virtual saja dikarenakan kondisi yang kurang mendukung dengan adanya wabah virus Covid 19.

Tentunya dengan metode pembelajarang yang virtual ini saya juga mendapatkan banyak pengalaman yang pastinya terdapat kekurangan dan kelebihan saat pembelajaran menggunakan virtual. Kelebihan menurut saya adalah saya bisa kuliah sambil mengerjakan tugas dan melakukan hal-hal penting lainnya. Sedangkan kekurangannya adalah kita jadi kurang focus pada materi tersebut Karen pembelajaran secara virtual termasuk membosankan karena hanya dengan menatap layar lapotop ataupun hp yang kita miliki. Belum lagi jika tidak menutup kemungkinan bila sinyal tiba-tiba down apalagi teruntuk yang bertempat tinggal di pegunungan atau di lokasi-lokasi yang memiliki keterbatasan sinyal. Sepertihalnya di rumah saya dan kebetulan saat ini saya bertempat tinggal di kaki gunung arjuna lebih tepat nya di kecamatan Prigen. Jujur saja di tempat tinggal saya bisa dikatakan agak sulit sinyal. Dan untungnya di rmah saya sudah disediakan wifi. Namun sangat susah sekali bila mana tiba-tiba wifi lagi down dan saya sangat butuh yang namanya sinyal. Harus cari sinyal dahulu ke tempat yang lebih rendah untuk mengikuti perkuliahan.

Yang lebih sulit bila wifi down dan hujan deras rasanya ingin sekali pindah rumah karena sinyal tidak ada sama sekali. Maka dari itu menurut saya kuliah offline itu lebih baik meskipun kita harus ribet mencari tempat kos atau rumah kontrakana dan yang lainnya karena perkuliahan secara offline atau tatap muka lebih efektif daripada perkuliahan online atau virtual.

Nah itulah beberapa pengalaman saya kuliah saat zaman pandemi covid 19 melanda. Untuk pengalaman saya dengan mata kuliah Kewarganegaraan dan Pancasila ini Alhamdulillah menurut saya mata kuliah ini termasuk mata kuliah yang paling enjoy karena pengampu mata kuliah ini merupakan orang yang enjoy dan friendly tapi pasti itu yang saya suka dari sifat beliau. Nah meskipun setiap minggunya selalu di beri tugas membuat artikel minimal 800 kata yang pada awalnya terasa sangat berat namun dimana ada usaha pasti kita bisa. Dan ketika sudah terbiasa maka yang dulunya terasa menjadi sebuah beban sekarang malah enjoy.

Saya mendapatkan pelajaran serta pengalaman yang lumayan banyak saat membuat artikel apalagi harus upload di kompasiana yang mana website tersebut sangatlah identic dan ketat dengan yang namanya plagiasi. Maka dari sini saya harus belajar dari kemampuan berbicara dan usaha saya untuk membuat artikel dengan bahasa seadanya dan mengandalkan otak saya dan hasil wawancara yang telah saya lakukan.

Mengenai mata kuliah Kewarganegaraan dan Pancasila yangalhamdulillah sudah saya lalui dan saya pelajari selama setahun ini saya mersa senang dan banyak pelajaran yang saya ambil dari kedua mata kuliah tersebut. Diantaranya pentingnya toleransi beragama. Kata toleransi pasti sudah melekat kuat dengan jiwa bangsa Indonesia yang mana dapat disandingkan dengan semboyan bangsa Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki makna yakni berbeda beda tetapi tetap satu jua. Dari semboyan tersebut kita selaku warga dari bangsa kita yakni Bangsa Indonesia yang mana terdapat beberapa suku, etnis, bahasa, dan agama yang berbeda-beda dalam setiap pulai dan wilayahnya.

Dari sinilah istilah toleransi ini sudah melekat kuat pada batang tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun contohnya di wilayah Jawa Timur saja terdapat beberapa agama yang berbeda namun tetap hidup dilingkungan yang sama, dengan minum air yang sama yang mengalir dari mata air Indonesia, dan makan dari beras yang tumbuh pada tanah Negara Indonesia. Maka dari itu kita harus tetap menjaga tali silaturahmi dan saing tolong menolong antar suku satu sengan suku yang lain, antar agama yang satu dengan agama yang lain, antar etnis yang satu dengan etnis yang lain, antar bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Karna kita sebagai jiwa raga bangsa juga harus bisa menerapkan semboyan bangsa kita yakni bangsa Indonesia.

Dari sinilah saya dapat mengerti dan faham sepenting itukah yang namanya istilah Toleransi dalam suatu Negara apalagi Negara Indonesia. Karena Negara Indonesia juga merupakan Negara kepulauan yang hamper setiap pulaunya di batasi dengan lautan. Maka dari itu dengan kondisi geografis yang sedemikian rupa maka toleransi itu sangatlah penting diterapkan pada bangsa kita yakni bangsa Indonesia agar meminimalisir dan mencegah adanya perpecahan di Negara kita. Semoga Negara tercinta kita Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap bersatu dan toleransi tetap melekat dengan jati diri bangsa kita

Tak hanya perihal toleransi yang sudah saya pelajarai. Namun masih banyak pembelajaran yang lain yang saya dapat dari mata kuliah kewarganegaraan dan pancasila. Yang menurut saya sangat penting dan sangat berharga adalah toleransi karena toleransi memiliki hubungan erat dengan semboyan bangsa kita yakni Bhinneka Tunggal Ika.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline