Lihat ke Halaman Asli

Fariz Abdillah

A lifetime learner

Tentang Syria, Rohingya, dan Palestina

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillaah, ba’da tahmid dan shalawat

Merasa asing. Sudah lupa. Melupakan. Memang tak tahu atau tak mau tahu. Mari sejenak rasakan penderitaan yang saudara-saudara muslim kita alami di belahan dunia sana.

---

“1.300 anak telah tewas dalam konflik di Suriah, 49 anak-anak termasuk diantara 100 warga sipil yang dibantai akhir Mei lalu di desa Houla.” (eramuslim.com)

“Ada anak-anak yang memberi kesaksian tentang bagaimana mereka melihat abang dan kakak mereka dibantai di jalan oleh pasukan bersenjata. Ada juga laporan yang diculik dari rumah mereka, dikumpulkan dan ditempatkan di depan tank pemerintah personil tentara sebagai tameng manusia. (eramuslim.com)

---

“Muslim Rohingya tak dapat pergi kemana-mana. Jangankan ke luar negeri, di dalam daerahnya sendiri susah bergerak. Mereka dilemahkan dan dilumpuhkan.”

“Jumlah korban tewas dari muslim Rohingya diperkirakan sampai pertengahan Agustus 2012 adalah 3000 jiwa.”

“Sekitar 100.000 orang Rohingya terusir dan mengungsi ke tempat-tempat yang tidak aman.”

“Rohingya are not our people and we have no duty to protect them,” (Thein Sein, Presiden Myanmar). Ia menginginkan supaya etnis Rohingya dikelola oleh UNHCR saja atau ditampung di negara ketiga yang mau menampungnya.

(islamedia.web.id)

---

“Israel menduduki (sampai sekarang) 80,48 persen dari seluruh wilayah Palestina” (republika.co.id)

“Israel mengalokasikan 85 persen air bersih hanya untuk 400 penduduk Yahudi di Hebron dan membagikan 15 persen sisanya untuk 120 ribu seluruh penduduk Palestina di daerah itu.”(kabarislam.com)

---

Sampaikanlah, dan diri saya pun tersentil bergerak walau hanya melalui sebuah note. Miris memang, namun fakta diatas memang benar terjadi di sana, ini pun hanya sebagian kecil. Ketika mungkin (hampir seluruh) diantara kita sekarang memiliki akses kemudahan hidup yang sangat baik. Entah itu memiliki kecukupan, keamanan, kenyamanan, kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, kebebasan berpendapat, pendidikan, perlindungan, dan lain-lain. Sungguh, suatu nikmat dan karunia yang harus disyukuri dalam-dalam. Fabi-ayyi ala-i rabbikuma tukaththibani? (Q.S Ar-Rahman:55).

Saya percaya bahwa sejarah akan memainkan perannya. Segala bentuk penindasan, ketidakadilan, kesewenangan, kezaliman, konspirasi, atau entah apapun itu akan sirna. Sebab, kejayaan Islam akan Allah pergulirkan, itu janji-Nya (Q.S Ali-Imran:140). Lantas mengapa tidak saat ini? (mungkin) karena Umat Islam sekarang belumlah siap. Bisa jadi ketika Allah pergulirkan kemenangan itu justru kita malah terlena, belum siap memikulnya. Dan kendala lain sehingga kita belum pantas mendapatkannya.

Menunggu sampai umat Islam saat ini untuk mau menginternalisasi nilai-nilai Islam secara menyeluruh, tidak parsial. Untuk tidak malu menunjukkan izzahnya sebagai muslim sejati, untuk lebih peduli terhadap saudara-saudaranya yang membutuhkan. Hanya masalah waktu dan ikhtiar kita menuju ke arah sana, sebatas itu. Sampai kapan? wallahu’alam.

Kelak, anyir darah akan bertukar misk di taman surga, menebarkan aroma kesyahidan yang dirindukan. Raut wajah penuh serpihan senjata itu justru berkilau menerangi peraduan sang ksatria pemimpin para syuhada. “Salamun’alaikum, ya ayyuhal mujahidin fi syahadah.” Sampaikan salam kerinduan dan kelemahan dari kami yang hanya mampu mengirimkan bulir-bulir doa untuk negeri Syam yang dijanjikan pembebasannya oleh Al-Mahdi Al-Muntazhar.

---

Rasulullah SAW bersabda, “Duhai alangkah baiknya negeri Syam itu (Palestina), duhai alangkah baiknya negeri Syam itu.”

Para sahabat kemudian bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa Engkau memuji Syam seperti itu?”

“Para malaikat membentangkan sayapnya atas Syam tersebut,” jawab Nabi selanjutnya. (HR Tirmidzi dan Ahmad).

---

Siapa yang tidak peduli (ihtimam) terhadap urusan (penderitaan) sesama umat Islam, maka ia bukan golongan mereka. (HR At Tabrani)

Kami cuma bisa memandangmu dengan tersenyum, untuk seribu luka di tubuhmu yang bisa kami rasa tapi tak bisa kami seka, sungguh kami seratus juta hasta jaraknya darinya.



Di awal Syawal. Do’a teduh kami untuk mereka, saudara Muslim Syria, Rohingya, dan Palestina.

Wallahu’alam bishshowab

Jakarta | Jumat, 24 Agustus 2012 :: 6 Syawal 1433 H

Mas’ul Departemen Muslim Development Center

Forum Studi Islam FEUI 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline