Dalam sebuah diskusi di Indonesia Demokrasi Monitor (INDEMO) beberapa waktu lalu. Masih terngiang dalam telinga saya perkataan Bang Hariman Siregar yang mengatakan bahawsanya rezim ini sedang stroke/sakit sehingga kita tinggal menunggu kejatuhannya saja. Dan Bang Mulyana W Kusuma menambahkan "semua itu karena demokrasi kita yang salah evolusi". Jika saja tesis dua orang yang lebih senior itu benar maka kita akan larut dalam euforia atas keberhasilan menggulingkan rezim yang gagal dan kolutif ini. [caption id="attachment_121021" align="alignleft" width="200" caption="2 Aktor Konspirasi Ranjang "]
[/caption] Menurut saya SBY bukanlah seorang jenderal yang bodoh. Memang SBY kita kenal sebagai orang yang peragu dan penimbang dalam bahasa anak muda saat ini biasa disebut lemot. Namun, dalam urusan strategis jangka panjang kedepan langkah strategis masih sangat jitu dan layak kita acungi empat jempol. Setidakmya SBY menyadari bahwa untuk selamat sampai garis finish 3 tahun sangatlah tidak mudah. Dalam sebuah pidato SBY telah menjelas bahwasanya anak dan istrinya tidak akan berkontestasi dalam Pilpres 2014 mendatang. Ada fakta yang mengagetkan dan sungguh aneh, yaitu dilantiknya adik kandung Bu Ani (istri SBY) sebagai KSAD. Tentu anak SD pun tahu betapa strategisnya jabatan itu. Bisa jadi Bu Ani berang dan marah atas pidato SBY membantah spekulasi publik terkait pencalonan Bu Ani atau Ibas dalam Pilpres mendatang. Bukan SBY namanya jika tidak bisa menenangkan Sang Istri. Maka di create lah setting alamiah agar Pramono Edhie Wibowo dilantik sebagai KSAD. Ini sebuah langkah yang sangat strategis menyangkut Pilpres 2014 atau bahkan jika SBY jatuh sebelum 2014. Seandainya terjadi revolusi seperti di Mesir maka sudah pasti militer akan mengambil alih pemerintahan dengan KSAD yang dijabat adik iparnya sendiri. Sudah barang tentu ini sebuah langkah antisipatif SBY yang sangat jitu. Tidak lah berlebihan jika SBY sudah tidak bertindak sesuai dengan hati nurani lagi akan tetapi SBY bertindak sesuai dengan hati 'Bu Ani'. Benarkah ini sebuah konspirasi ranjang antara RI-1 dengan Ibu Negara? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H