Lihat ke Halaman Asli

Jangan Cabut SKB 3 menteri!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisruh masalah perizinan tempat ibadah HKBP di Bekasi telah mengalami efek bola salju. Terakhir terdengar kabar penganiyayaan sekaligus penusukan terhadap dua orang jemaat HKBP. Saya harap kelompok-kelompok yang bertikai dapat menahan diri terutama umat Islam. Karena Islam agama yang mengedepankan toleransi "bagiku agamaku dan bagimu agamamu". Tidak ada paksaan dalam beragama demikian Islam mengajarkan pada umatnya. Jadi umat Islam jangan arogan dan rendah diri akan tetapi percaya diri bahwa Islam adalah agama yang memenuhi fitrah manusia. Maka dari itu umat Islam harus menyikapi secara elegan provokasi dan intrik terkait insiden HKBP Bekasi.

Insiden HKBP Bekasi saya kira karena kurang disosialisasikannya SKB menteri yang  mengatur hubungan antar umat beragama. Lucunya insiden HKBP Bekasi justru dimanfaatkan sejumlah pihak dengan dalih kebebasan beragama untuk mecabut SKB menteri tersebut. Logikanya SKB tersebut dibuat untuk mengatur agar tercipta ketertiban antar umat beragama. Saya harap pihak yang ingin mencabut SKB tersebut berpikir seribu kali karena dengan dicabutnya SKB tersebut mereka sebenarnya mengarahkan pada anarkisme. Dan sebaliknya seharusnya kita secara bersama-sama masyarakat, tokoh agama dan pemerintah komitmen dalam menaati dan menegakkan produk peraturan tersebut demi tercipta kehidupan beragama yang damai dan toleran. Hanya orang-orang yang pernah dirawat di rumah sakit jiwa saja yang beranggapan jika kebebasan berarti bebas sebebasnya tanpa ada aturan yang membatasi karena kondisi demikian mengarah pada anarkisme dan penindasan oleh kelompok dominan atau yang lebih kuat. Dalam tiap masyarakat perlu ada aturan dan aturan tersebut harus ditaati dan tegakkan meskipun dunia akan hancur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline