Mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 ( PMM 2) Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ) merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa, terkadang kita lengah dan selalu berada di zona nyaman, sebagai pemuda penerus bangsa kita harus keluar dari zona tersebut pasti banyak sekali hal-hal yang baru, tantangan yang belum pernah ketemu, permasalahannya yang harus ditangani.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2022 (PMM 2) merupakan sebuah program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama satu semester yang akan mengajak para mahasiswa penerus bangsa, untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi (PT) terbaik di seluruh Indonesia, kita bisa mengambil kredit mata kuliah baik yang linier maupun non linier.
Mahasiswa juga dapat merasakan secara langsung keberagaman budaya nusantara, baik secara tertulis maupun praktik. Kami juga belajar tentang kebudayaan, kebhinekaan, inspirasi, refleksi dan kontribusi sosial dalam mata kuliah Modul Nusantara. Program ini dikelola oleh Tim Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Saya berkesempatan berkuliah di salah satu Universitas terbaik di Kota Malang, Jawa Timur yakni Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) atau yang biasa disebut "kampus putih". Ada 47 mahasiswa dari berbagai suku, budaya dan agama yang berasal dari Sabang sampai Merauke untuk mengikuti program PMM 2 di UMM, dua diantaranya berasal dari Provinsi Bengkulu yakni saya dan Yandika Akbarsidik berasal dari kampus yang sama Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Kaprodi Sosiologi, Linda Safitra, M.S.i, berpesan "Melalui kegiatan PMM mahasiswa sosiologi khususnya akan memahami, belajar sekaligus praktik untuk berinteraksi, berosisalisasi dan melakukan adaptasi dengan lingkungan dan budaya baru yang tentunya berbeda dengan lingkugan dan budaya baru di lokasi universitas yang dituju, selanjutnya secara otomatis tentu akan berkenalan dengan teman-teman baru, dan mempunyai link yang bisa mempermudah akses informasi terkait kegiatan akademik, dan non akademik yang bisa diadopsi di program studi asal, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru yang membuat mahasiswa semakin kokoh dan tangguh dalam menghadapi tantangan kedepanya di Era Society 5.0.
Kemudian dengan pengalaman belajar dengan dosen dan teman-teman yang berbeda diharapkan dapat mengadopsi nilai positif yang bisa diceritakan dan dibagikan pengalamannya di universitas asal nantinya, terkait proses belajar, dan motivasi belajar tentunya." Ujarnya.
Tepat pada tanggal 15 September 2022 untuk pertama kalinya kami menapaki kaki di Kota Malang di "kampus putih" yang keren disambut dengan cuaca sejuk beserta pemandangan yang indah dikelilingi oleh gunung dan perbukitan, dari awalnya murung kecapekan karena perjalanan yang sangat melelahkan langsung semuanya berubah saat turun dari bus terlihat wajah senang dan bahagia dari teman-teman semua seolah berkata tantangan baru dimulai. "keren nian kampus kek pemandangannyo mano sejuk pulo disiko," ujar Yandika Akbarsidik saat pertama kali sampai di Kota Malang, arti dari perkataanya yakni "keren banget kampus sama pemandangannya disini juga sejuk,". Di kota sejuk ini kami di tempatkan di Rusunawa Sang Surya 1 UMM.
Awalnya kami berprasangka bakal kesulitan beradaptasi satu sama lain karena bahasa, suku dan budaya yang berbeda, ada yang memakai dialek Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera ternyata anggapan itu salah besar, justru perbedaan itulah yang membuat kami mudah beraptasi. Bhinneka Tunggal Ika benar-benar kami rasakan nyata disini, kami sering sharing satu sama lain perihal suku, bahasa, budaya atau apapun yang kami bawa dari tempat kami berasal, itu sangat seru dan menambah wawasan. Perbedaan itu indah yang membuat kita mengerti serta menguatkan satu sama lain, sungguh keren Bhinneka Tunggal Ika ini bisa menyatukan kami yang berbeda latar belakang suku, budaya dan agama.
Saya cukup kaget ternyata jam 05.00 WIB mentari sudah terang menyinari Kota Malang dan masyarakat disini sudah mulai beraktifitas, sedangkan di Kota saya jam segitu masih gelap dan baru adzan subuh. Kemudian, kami berkuliah layaknya mahasiswa UMM tanpa di bedakan baik dari mata kuliah, pembelajaran maupun fasilitas walaupun kami mahasiswa PMM, saya sedikit kaget melihat mahasiswi di UMM ada yang tidak berjilbab, karena fikiran saya UMM ini seperti kampus Muhammadiyah pada umumnya yang berbasis Islam, saya bertanya kepada salah satu teman saya yang berkuliah di UMM ternyata mahasiswa dan mahasiswi di UMM tidak hanya beragama islam, bahkan UMM tidak mewajibkan mahasiswi nya untuk memakai jilbab, sungguh keren UMM ini. Kami diterima sangat baik oleh dosen maupun mahasiswa lainnya, tidak hanya itu kami juga berteman dengan Pertukaran Mahasiswa Internasional dari berbagai Negara seperti Uzbekistan, Kolombia, Mali, Malaysia, dll. Sungguh kesempatan UMM berikan sangat berharga.
Dalam program PMM 2 ada satu mata kuliah wajib yakni Modul Nusantara yang mana bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, wawasan kebangsaan dan cinta tanah air yang meliputi empat jenis kegiatan, yaitu pertukaran kebudayaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial.
Dalam modul nusantara ini banyak mempelajari kebudayaan Provinsi Jawa Timur salah satunya budaya masyarakat Suku Tengger, tentunya sambil berwisata dan menikmati keindahan alam bromo.