Lihat ke Halaman Asli

Faris Ghulam Usman

Masih belajar menjadi penulis

Pentingnya Asesmen dan Diagnosis dalam BK

Diperbarui: 7 Oktober 2019   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock

Pemberian layanan BK di sekolah merupakan sebuah keniscayaan, karena itu merupakan asupan pokok lain siswa di sekolah selain pembelajaran formal. 

Proses pemberian bimbingan dan konseling harus diiringi dengan asesmen atau penilaian dan juga diagnosis sehingga treatment yang dilakukan bisa memberikan dampak positif bagi siswa atau klien. 

Asesmen atau penilaian dalam BK adalah kegiatan mengukur atau menilai proses bimbingan dan konseling yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah bimbingan dan konseling tersebut dilaksanakan (Ratna Widiastuti: 2010). Adapun diagnosis adalah bagian dari asesmen yang merupakan kegiatan menganalisis untuk menetapkan faktor-faktor penyebab masalah yang dialami oleh klien atau siswa (Daruma, R).

Asesmen merupakan salah satu bagian terpenting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling karena itu menjadi tolak ukur bagi konselor dalam menyusun perencanaan pemberian treatment yang tepat untuk klien. 

Jika asesmen tidak dilakukan dengan teliti dan sesuai aturan yang berlaku maka identifikasi masalahnya akan bermasalah dan berakibat pada treatment yang diberikan dan dapat berdampak negatif bagi klien. 

Asesmen dilakukan untuk menghimpun informasi-informasi dari klien yang dapat membantu konselor untuk mengidentifikasi apa masalah dan penyebab masalah yang dialami oleh klien, itulah mengapa asesmen dilakukan sebelum, selama dan sesudah dilaksanakannya bimbingan dan konseling.

Hackney dan Cornier (Lahmuddin: 2011) mengatakan bahwa tujuan asesmen ada 12 yaitu sebagai berikut:

  • Memperlancar proses pengumpulan informasi.
  • Memungkinkan konselor membuat diagnosis yang akurat.
  • Mengembangkan rencana tindakan yang efektif.
  • Menentukan tepat atau tidaknya konseli menjalani rencana tertentu.
  • Menyederhanakan pencapaian sasaran dan pengukuran kemajuan.
  • Meningkatkan wawasan insight mengenai diri konseli.
  • Mampu menilai lingkungan.
  • Meningkatkan proses konseling dan diskusi yang lebih terfokus dan relevan.
  • Mengindikasikan kemungkinan peristiwa tertentu akan terjadi.
  • Meningkatkan minat, kemampuan, dan dimensi kepribadian.
  • Menghasilkan pilihan-pilihan.
  • Memfasilitasi perencanaan dan pembuatan keputusan

Asesmen dalam bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua yaitu asesmen teknik tes dan teknik non tes, dua bagian ini masing-masing mempunyai cabangnya. Adapun asesmen teknik tes terbagi menjadi:

  • Tes pribadi, yaitu tes untuk mengukur perolehan atau pencapaian pembelajaran seseorang dalam suatu subjek atau tugas.
  • Tes bakat, yaitu tes untuk mengukur kemampuan bawaan apa yang dimiliki seseorang.
  • Tes minat, yaitu tes untuk mengukur kegiatan macam apa yang paling disukai.
  • Tes kepribadian, yaitu tes untuk mengukur karakteristik emosi, motivasi, hubungan antar-pribadi, dan sikap, sesuatu yang dibedakan dari bakat dan keterampilan.

Asesmen teknik non tes juga terbagi sebagai menjadi:

  • Daftar Cek Masalah (DCM), yaitu daftar cek yang disusun khusus untuk memancing individu mengutarakan masalah yang pernah atau sering dialaminya.
  • Alat Ungkap Masalah Umum (AUM-U), yaitu teknik non tes untuk mengungkapkan masalah umum yang alami oleh klien.
  • Alat Ungkap Masalah Belajar (AUM PTSDL), yaitu teknik non tes untuk mengidentifikasi 3 bidang masalah yang meliputi metode belajar, motivasi belajar, dan sikap-sikap tertentu terhadap kegiatan sekolah/kampus.
  • Wawancara, yaitu teknik non tes untuk memahami individu dengan cara beromunikasi langsung atau face to face untuk memperoleh informasi tentang individu.
  • Sosiometri, yaitu teknik memahami individu untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan sosial antar individu dalam suatu kelompok berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok.
  • Observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang direncanakan secara sistematis untuk memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati.
  • Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden.
  • Inventori Tugas Perkembangan (ITP), yaitu teknik untuk memahami individu  dengan cara memberikan sejumlah pernyataan yang harus dijawab/dipilih responden sesuai dengan keadaan dirinya.

Mungkin ini saja yang dapat saya jelaskan mengenai pentingnya asesmen dan diagnose dalam bimbingan dan konseling, semoga bisa bermanfaat untuk kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline