Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Rasa yang Tabu

Diperbarui: 12 Desember 2022   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kala itu, pertama kali aku menemukanmu. Memandangmu, dan bertanya pada diri disaat kali pertama kita bertemu.

"Siapa kamu? begitu penuh misteri." Tanyaku dalam hati

Dengan pertanyaan itu, diriku terus memandanginya tanpa ada sapaan yang kuberikan kepada dirimu. Kala itu memang diriku tak ingin dan bahkan tak pernah ingin mencari tahu tentang dirimu. Sampai disaat semesta mempertemukan kita tanpa ada kesengajaan. Tepat ada acara dengan guru - guru satu kecamatan tanpa sadar aku tersapa oleh dirimu. Kamu datang dengan motor matic keparkiran dan menuju kearahku.

"Kamu bukannya yang kemarin basket? temennya si Mahbub." Sapanya

"Iya, kamu yang di ajak Mahbub kemarin?" Tanyaku balik

"Iya." Singkatnya

"Oalah, pantes kek gak asing." Basa basiku

"Minta tolong dong sedikit pinggirin motor sebelah mu." Pintanya

"Oh iya bentar" Sahutku serta dengan sigap ku menyisihkan motor yang ada disebelahku.

Dari situlah kami memulai sebuah sapaan sederhana. Pun, aku masih belum begitu penasaran tentang dirimu. Hanya sebuah sapaan untuk formalitas saja. Memang pertemuan yang tak begitu istimewa terkadang membuahkan sebuah ending yang istimewa. Itu sih gambaran dari beberapa sinetron FTV yang pernah ku lihat. 

Tapi, tak pernah menyangka sampai suatu kejadian pun membuatku begitu penasaran akan dirinya. Ingin tahu lebih dalam akan dirinya. Bahkan dialah yang mampu merobohkan benteng kokoh yang sudah aku buat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline