Lihat ke Halaman Asli

Merdeka dari Hati

Diperbarui: 17 Agustus 2020   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tanggal 17 agustus 1945 adalah tahun yang unik bagi bangsa Indonesia, dihari inilah kita merdeka. Tampa perayaan yang besar tampa panggung yang mewah, bahkan  ketika teknologi kamera film dan mikrofon sudah ditemukan beberapa puluh tahun lalu, peristiwa proklamasi kita tidak rekam pada saat itu, hanya difoto. Betapa kemerdekaan itu adalah anugrah yang maha kuasa pada saat itu. Sejatinya kemerdekaan indonesia yang di janjikan Jepang telah  gagal karena bom bernama "Little boy" dan "Fatman" yang meledak di kota Hirosima dan Nagasaki  beberapa hari yang lalu.Peristiwa ini lantas membuat Jepang tidak mampu lagi menepati janjinya yaitu sebuah kemerdekaan.

Tetapi Tuhan membelokannya, Tuhan membelokan peristiwa kemerdekaan bangsa ini kesebuah tikungan sejarah yang tak disangka-sangka. Tidak di sangka Soekarno dan Hatta di culik oleh para pemuda, tak disangka Tak disangka juga Laksamana muda Terauchi Maeda berbaik hati meminjamkan rumahnya sebagai tempat perumusah naskah proklamasi. Dari situlah tak disangka tuhan memberi anugrah kepada kita, bangsa indonesia sebuah kemerdekaan. Oleh sebab itulah dengan kebaikan tuhan yang maha kuasa ini, kita bukan cuman harus memaknai tapi juga kita harus merasa menjadi bagian dari kemerdekaan Indonesia itu sendiri.

Dihari ini  tanggal 17 Agustus, kita menemukan banyak sekali simbol-simbol yang menunjuk kan eksistensi sebuah kemerdekaan, baik itu bendera, poster ataupun acara-acara yang menunjukkan semangat kemerdekaan. Tetapi jangan lupa juga bahwa kemerdekaan itu dari hati, dari hati yang merdeka itulah kita merasakan eksistensi sebuah kemerdekaan, dari hati itulah kita merasakan menjadi bagian dari Indonesia. Setelah dari hati naiklah ke

Ada sebuah cerita unik, dimasa lampau di negeri yunani kuno, hiduplah bangsa yang amat terkenal karena keberaniannya, bangsa itu adalah Bangsa Sparta. Hukum sparta dibuat oleh seoarang paling terkenal bernama Lycurgus. konon Lycurgus tidak tidak pernah menyuruh orang sparta menulis hukumnya sendiri karena Lycurgus percaya bahwa kelak apa yang ditulis itu hanya akan dilupakan.  Sebagai gantinya dia menyuruh semua warga negara sparta bersumpah untuk terus mematuhinya, menjadikan hukum itu bagian dari hukumnya sendiri.

Begitulah kisah Lycurgus, dia mengajarkan kita bahwa kadang orang hanya melihat sesuatu sebagai sebuah tulisan dibuku teks atau sebuah simbol,namun pada akhirnya kemerdekaan itu lebih dari itu "kemerdekaan berasal dari hati, kemudian naik kepikiran menjadi kesadaran, kemudian setelah kesadaran jadilah sebuah tindakan.

Digrahayu Indonesia

Encore mille ans

Deved ibed muddet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline