Lihat ke Halaman Asli

Penyakit Manusia Moderen Adalah Melupakan Sanad Informasi

Diperbarui: 29 Juli 2019   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Minggu kemarin saya sedikit berdiskusi dengan seorang teman. Diskusi kami awalnya hanya membahas tentang perkembangan Organisasi Mahasiswa. 

Persoalan Organisasi Mahasiswa memang banyak dan tidak ada habisnya, salah satu masalah yang kami bahas adalah kurangnya kadar keilmuan yang ada pada setiap mahasiswa di Ormawa, baik karna hilangnya diskusi-diskusi ilmiah di kelompok Ormawa, atau karna sikap Mahasiswa zaman sekarang yang menganggap ilmu diluar elas cuman buang-buang waktu.

Tapi diantara topik diskusi itu ada satu hal yang menarik, yaitu ketika teman saya bilang, mahasiswa sekarang sangat malas dalam mencari rujukan, tidak hayal asbun (asal bunyi) jadi sindiran yang khas bagi mereka yang berpikiran keritis. 

Memang ini cukup beralasan, ketika banyak aktifis yang berteriak lantang bagai singa orator, berkoar-koarbagai mereka yang paling jago, ketika ditanya darimana mendapat informasi itu, mereka hanya menjawab, "Makanya banyak baca buku!!". Teman-teman semua, percayalah kalimat itu tidak dapat menjadi jawaban, malah kelihatan seperti menghindari masalah.

Dalam tradisi keilmuan Islam, sanad merupakan hal terpenting. Bahkan merupakan kebanggaan bagi seorang pencari ilmu. Oh.. saya berguru dari si fulan, lalu si fulan berguru pada si makmum, begitu terus sampai ilmu mereka sampai ke Tabi'in, Sahabat, lalu Nabi Muhammad SAW. 

Sedangkan, dalam Tradisi Yunani, kita mengenal istilah Hermeneutika, sebagai basis untuk memastikan informasi ini sesuai dengan penulis asal.

Lalu bagaimana dengan kita yang hari ini. Masih menurut teman saya, kita harus mulai menggalakan rujukan minimal kalau dia berupa informasi, kita tau informasi itu dapat dari mana. 

Kalau berupa teori, kita tau teori itu dari siapa yang buat. Oleh sebab itu kita dianjurkan membaca buku dari penulis yang sudah terasah pengetahuannya agar kita tidak terjebak dalam bingkai informasi yang membingungkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline