Lihat ke Halaman Asli

Romantisme "Hujan"

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hujan begitu dramatis hingga ia mampu membuat suasana romantis...
Hujan seketika menyapa ketandusan rasa yang kian hampa...
Menelisik masuk hingga permukaan rasa...
Membasahi setiap dedaunan jiwa hingga mampu membuatnya merona...

Begitulah hujan,ia datang semerbak mawar yang mempunyai ciri utama.Hujan datang dengan aroma harum disetiap tetesannya.Mendramatisir terjadinya bongkahan-bongkahan awan putih,hingga menjadi awan hitam tak bercahaya.Terkadang ia datang dengan kisah berbeda-beda.Hujan datang kapan saja.Ketika itu mentari sedang teriknya menyinari.Mentari tak pernah mengira bahwa hujan akan berkunjung.Tiba-tiba hujan datang dengan bermiliar-miliar rinainya,dan mentari tak mampu menolaknya.Hujan pun beriringan turun ke dasar bumi dengan berirama.Mentari tak ingin kalah,ia pun tetap memberikan sinar meskipun tak selaras.



Apa yang membuatnya romantis??
Ketika itu ada seseorang yang sangat lama berteduh dibawah langit beralaskan hujan.Ia mampu bertahan lebih lama tanpa pelindung tubuh yang memadai dan ia tidak mencari tempat yang lebih nyaman agar tidak basah.

Kenapa ia mampu?
Karena ia sungguh-sungguh dan merelakan sepenuh hati dan pikirannya menerima segala macam resiko yang akan dilaluinya.Ia sudah tak peduli dengan kondisi fisiknya lagi.Hanya ada hati dan pikiran yang bersinergi ramah menyambut dekapan sebuah romantisme hujan.
Kenapa ia memilih hal sebaliknya.Ia justru menjemput hujan lalu menjadikan dirinya sendiri sebagai wadah untuk melepas segala kepenatan yang melanda.Ia tak terlihat gundah saat itu.Hanya ada satu raut wajah yang menerima segalanya asalkan ia bersama "hujan".Sebuah egoisme persuasi yang lebih mendamaikan alunan emosi dibandingkan akar masalahnya.
Seseorang mengatakan seperti ini :


Pada hujan aku mampu menangis hingga tak ada satu orangpun yang tau.
agar tak terlihat mataku meneteskan air diantara ribuan air yang menghujani tubuhku...
Agar siapapun tak pernah melihatku bersedih...
karena saat hujan berhenti menyirami...
bersamaan itu pula air dari sudut mataku yang bening tak lagi menetes...

Sebaris ungkapan naluriah dari seorang manusia.Ia mampu menyembunyikan perasaan sedihnya ketika hujan datang.Ia berdiri dibawah hujan dan menangis sejadi-jadinya.Karena ia yakini ini salah satu hal yang membuatnya nyaman.Hujan lagi-lagi datang dengan nuansa-nuansa tertentu dengan berbagai simpul romantisme.Hujan dalam hal ini mampu menterjemahkan urutan-urutan rumus rasa yang semakin rumit.Romantisme hujan terkadang mendefinisikan dalam suatu kenangan bersama orang-orang yang kita cintai.Sejuknya suasana hanya mampu terbayarkan dengan kebersamaan canda yang penuh kehangatan.



Seseorang mengatakan seperti ini :


Aku tak punya mobil mewah yang dapat melindungimu...
Hanya ada kendaraan roda dua yang tak seimbang...
Jika panas datang ia menyengat...
Sampai hujan datang kamu meringkih...


Hujan kini mulai membasahi.Tak ada yang mampu kuelakkan.Semua terjadi begitu saja mengikuti pergerakan.Hingga ban motor  pun tak bersahabat.Ia kehilangan volume disaat hujan datang.Turunlah kami berdua lalu menuntun motor bersama.Romantisme hujan menemui waktu dimana ia hadirkan kenangan.Hingga suami isteri ini pun berjalan terus di bawah guyuran hujan menyusuri sebuah tujuan.






Romantisme hujan tak mampu terlukis secara singkat.Perlu sebuah ensiklopedia khusus untuk mewakilinya.Mungkin semua dari kita pernah mengalami sebuah romantisme disaat hujan datang.Entah itu bertemu dia yang tercinta lalu berteduh di satu atap bersama tanpa kesengajaan.Entah engkau iba dengan dia yang tercinta hingga mencari sebuah payung lalu menghadiahkan sebuah jasa lalu menjemputnya di suatu tempat dan mengantarkannya.Semua mungkin pernah menjadi kenangan terindah dalam hidup anda.Ketika hujan datang dengan segala macam keromantisan yang berwibawa.






Di satu sisi hujan mampu mendewasakan alam bawah sadar kita untuk tetap mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan Allah SWT.Alhamdulillah berkat hujan kita mampu mengenal kesejukan alamiah yang Allah hadirkan sebagai bukti kebesaran-Nya.






ROMANTISME"HUJAN
Rinai "hujan" kembali datang dipekatnya malam...
Kesunyian seakan memecah sejuk dasar jiwa..
Tetesan demi tetesan "hujan" menghadirkan kenangan..
Menjelma makhluk-makluk indah dalam angan..
Rinai "hujan" datang membawa keindahan..
Aroma "hujan" seakan membawaku terbang..
Terlarut banyak makna seiring kedatangan..
"Romantisme" kesempurnaan dibalik kesederhanaan..


Rinai "hujan" memberikan sejuta kisah...
Tentang kita , cinta , hingga simfoni rasa..
Tertuang jelas , indah , dan berbeda..
"Romantisme" rasa terjadi senada...




Puisi (Romantisme hujan) oleh Faris
Jakarta,15 april 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline