Lihat ke Halaman Asli

Faris Firdaus Alkautsar

Pemikir santai yang menuliskan sesuatu yang ia pikirkan.

Pemimpin Transformasional: Tahu Waktu Berpikir-Bertindak, Membuat Revolusi dan yang Penting Sadar Diri

Diperbarui: 17 Desember 2023   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menurut saya , Pemimpin Transformasional adalah seorang yang terpilih untuk memimpin,mengabdi,melayani masyarakat-masyarakat serta membimbing dan mengubah rusaknya sistem. Sistem yang rusak bisa berasal dari masyarakat itu sendiri, lembaga-lembaga pemerintahan dan pemimpin itu tersendiri. Ada sebuah peribahasa yang berbunyi "karena nila setitik, rusak susu sebelangga". Karena kesalahan kecil yang dilakukan bisa berdampak secara keseluruhan. Ya, meskipun unsur-unsur yang lain bagus percuma karena sebuah keburukan akan menutupi seluruh kebaikan yang pernah dilakukan.

Tak bisa dipungkiri setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Keberadaan seseorang dalam sebuah kelompok itupun memiliki pengaruh terlepas kekuasaan yang ia miliki. Seperti buah busuk  yang bisa membusukkan buah yang didekatnya. Begitu pula manusia, keburukan mereka bisa saja menular seperti virus. Jingga akhirnya terjadi kemerosotan nilai sosial dan moral. Menurut saya,gambaran pemimpin transformasional yang kita dengan perubahan dapat dicirikan dengan beberapa hal yaitu:

Tahu Waktu Berpikir-Bertindak

Pentingnya waktu yang tepat untuk merespon segala permasalahan yang ada. Tahu kapan waktu untuk berpikir memecahkan masalah, kapan waktunya bertindak, dan mampu merefleksi diri dengan mengevaluasi kinerja yang dilakukan selama ini. Bukan lempar kesalahan kesana-kesini untuk menutupi kesalahan diri sendiri. Membuat orang lain terlihat salah tak membuat dirimu terlihat benar.

Setiap orang pasti memiliki kesalahan, tapi lari tanggung jawab bukanlah sebuah pilihan. Pilihan yang ada hanyalah terima dan perbaiki kesalahan yang ada. Lari tak menyelesaikan masalah tapi hanya menambah masalah. Apalagi jika masalahnya menyangkut hidup banyak orang. Berapa banyak insan manusia yang tak bersalah jadi korban?

Membuat Revolusi

Setiap masalah pasti ada solusinya. Gejolak akan ketidakpuasan yang menuntut perubahan akan menghasilkan revolusi. Sebelum sampai kesana ada banyak hal yang harus diperbaiki. Terutama pemimpin itu sendiri dan rakyat yang akan ia pimpin. Sebagai seorang leader tentu memiliki kewajiban mengayomi anggota-anggotanya (pengikutnya). Di sebuah negara yang demokratis dimana pemimpin terlahir dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Masyarakat sendiri harus jeli siapa yang akan jadi pemimpin mereka. Dan pemimpin mereka harus tau apa yang dibutuhkan rakyatnya serta unsur apa yang harus dirubah dari rakyat yang ia pimpin.

Toh buat apa terpecah belah. Kita kan ada untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing. Kita saling mengkritisi satu sama lain dengan tujuan memperbaiki bukan untuk menjatuhkan satu sama lain. Sebagai subjek yang dikritisi pun harus memberikan respon tanggapan tentang hal yang harus diperbaiki.

Yang Penting Sadar Diri

Apapun yang terjadi dan jalan  yang akan dilalui. Ingatlah siapa anda , ingatanlah tujuan dari menapaki jalan ini supaya nanti tidak lupa sama diri sendiri. Jangan ikut-ikutan tanpa tau alasan yang jelas. Tunjukkan yang terbaik dan jadilah contoh bagi orang lain.

Instagram:@farisf_alkautsar1178

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline