Lihat ke Halaman Asli

Farisa Addin Pangesti

An overthinker

Sebuah Perayaan

Diperbarui: 10 Maret 2020   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap tanggal 9 Maret kita merayakan Hari Musik Nasional. Masa bodoh apakah Wage Rudolf Supratman benar-benar lahir di tanggal itu atau tidak, toh tiada hari tanpa musik di kehidupan kecil manusia. 

Alarm yang baru berhasil membangunkanmu setelah seperempat jam berdering nyaring, percik air shower yang membawa kepalamu kembali pada dunia realitas, atau decit sepatu kets bututmu yang terseok mengejar bis kota; semua tak luput dari penginderaanmu yang tajam. 

Barangkali orang-orang terlalu larut dalam arus dunia tak berkesudahan hingga tak menyadari kenikmatan-kenikmatan kecil di sekitar mereka. Kau merasa bangga karena kau cukup sensitif terhadap hal remeh seperti itu, dan kau merasa sempurna menemukan seseorang yang satu "spesies" denganmu. Aku. Setidaknya itu yang pernah kau katakan padaku.

"Jadi, bagaimana?"

Aku terkesiap. Kau menangkap lamunanku kemudian tertawa renyah. Tawa dengan intonasi tinggi, namun terdengar ringan seolah-olah kau adalah remaja yang belum pubertas.

"Enaknya bagaimana?"tanyamu kembali sambil mengaduk smoothies stroberi yang tinggal tersisa sepertiga gelas.

"Hmm..... Karaoke?"

"Aku sedang tidak mood"

"Nonton konser?"

Kau menggeleng.

Aku menimbang-nimbang sejenak. Tiba-tiba, terbesit sebuah ide di benakku. "Aku tahu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline