Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan salah satu elemen penting bagi pembangunan masyarakat dan bangsa. Mereka mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam mewujudkan perubahan dan kemajuan positif di berbagai bidang.
Pendidikan tinggi bukan hanya tentang pemberian pengetahuan akademis semata, melainkan juga tentang pembentukan karakter dan sikap positif yang membawa dampak jangka panjang. Dalam gelombang kehidupan kampus yang penuh tekanan dan tuntutan, mahasiswa seringkali mencari cara untuk menemukan keseimbangan dan makna lebih dalam.
Untuk menciptakan masa depan yang ideal, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan sikap atau karakter positif dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam konteks ini, penulis menemukan suatu praktik spiritual yang kaya akan nilai, praktik spiritual tersebut adalah puasa sunnah senin kamis. Artikel ini akan berbagi pengalaman pribadi penulis dalam menerapkan puasa ini di kampus dimana penulis menuntut ilmu tepatnya di Universitas'Aisyah Yogyakarta dan bagaimana praktik tersebut telah membentuk sikap positif dalam diri penulis sehingga hal tersebut dapat sejalan dengan pengamalan nilai-nilai islami yang ditanamkan oleh Universitas'Aisyah Yogyakarta.
Mengenal Puasa Senin Kamis Di Kampus
Puasa Senin Kamis, sebuah praktik sunnah yang terkadang terlupakan di tengah rutinitas kampus yang padat, telah menjadi landasan spiritual bagi perjalanan penulis sebagai mahasiswa. Puasa sunnah ini diketahui memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah potensi peningkatan karakter dan sikap positif. Penulis tertarik untuk mengaplikasikan aspek spiritual ini dalam kehidupan sehari-hari di kampus. Melalui praktiknya, penulis mendapatkan berbagai manfaat serta perubahan dalam peningkatan sikap positif dan karakternya.
Mengendalikan Diri
Puasa Senin Kamis tidak hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman selama beberapa hari. Ini melibatkan upaya disiplin diri yang mendalam. Menahan nafsu dan keinginan fisik memerlukan keberanian pribadi dan tekad yang kuat. Dalam proses ini, penulis belajar untuk mengendalikan diri, mengelola waktu dengan lebih efektif, dan mengembangkan pola pikir yang lebih positif.
Fokus dan Konsentrasi
Setiap Senin dan Kamis, penulis meresapi makna pengorbanan melalui pengalaman puasa. Menahan diri dari kebutuhan dasar mengajarkan penulis tentang nilai sejati dari pengorbanan, dan hal ini tercermin dalam peningkatan fokus dan konsentrasi saat menjalani kehidupan akademis. Fokus dan konsentrasi penulis meningkat, menciptakan hubungan yang lebih erat antara pengorbanan pribadi dan hasil yang dicapai dalam pembelajaran. Tugas-tugas dan pelajaran tidak lagi hanya rutinitas harian, melainkan suatu bentuk pengorbanan pribadi yang memberikan makna pada setiap usaha.
Dimensi Spiritual
Puasa Senin Kamis tidak hanya merubah rutinitas fisik, tetapi juga membuka pintu transformasi batin. Kesadaran akan dimensi spiritual dalam setiap aktivitas sehari-hari membawa keceriaan dan ketenangan. Dalam situasi kampus yang sering kali penuh tekanan, aspek spiritual ini menjadi fondasi yang memperkuat mental dan emosional, membentuk mahasiswa yang tangguh di tengah kehidupan modern.