Lihat ke Halaman Asli

Kurangnya Ruang untuk Berekspresi

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kurangnya Ruang untuk Berekspresi

Mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata “komunitas” dalam kehidupan sehari – hari. Selain di keramaian kota, komunitas sekarang ini sudah meluas sampai ke dalam dunia universitas. Tidak hanya kuliah dari pagi sampai sore, namun mereka yang tergolong didalamnya juga menghabiskan malamnya di kampus. Jika tidak ada lagi kegiatan di kampus, maka mereka berkumpul di tempat tertentu untuk mengembangkan potensi – potensinya.

Mushab menjelaskan bahwa munculnya banyak komunitas di kampus salah satunya dikarenakan ketidakpuasan mahasiswa akan ilmu yang di dapat di kelas “Kita merasa tidak puas akan ilmu yang di dapat di kelas, dapet ilmu sastra yang begitu – begitu aja. Jadi kita mutusin untuk berekspresi di luar.” jawab Mushab, salah seorang anggota komunitas di Bengkel Sastra, salah satu komunitas yang berdiri pada tahun 2008 di Fakultas Bahasa Seni (FBS).

Tanggapan yang serupa dari Alfian, anggota komunitas Teater Zad ‘Ya sebenernya kita perlu ruang untuk berekspresi. Ya mau apa lagi, karena sudah terbiasa di depan FIP yang suasananya memang bising, itu tidak terlalu masalah.’ Dari kedua pernyataan tersebut, terlihat sekali sebenarnya mahasiswa sangat memerlukan ruang untuk berekspresi guna mengeksplor potensi – potensinya masing – masing.

Kegiatan – kegiatan komunitas tersebut juga beraneka ragam sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan mereka juga sering menghasilkan suatu karya untuk diapresiasi, baik untuk jurusannya atau diri sendiri ‘Munculnya komunitas dalam universitas tidak serta merta hanya nongkrong saja, tetapi kita juga menghasilkan suatu karya seperti puisi, tulisan, dan sebagainya’ sahut Ridwan dari komunitas Tembok yang berdiri pada tahun 2012. Potensi – potensi yang di rasa perlu dikembangkan di kalangan mahasiswa begitu besar. Sangat disayangkan jika birokrat kurang memperhatikan hal tersebut.

Mari kita tarik kembali ke dalam kondisi kampus sekarang ini, telah banyak pembangunan didalamnya. Sampai kapankah potensi – potensi yang dimiliki mahasiswa tidak terfasilitasi ? Karena sudah saatnya kreatifitas berbicara untuk membantu universitas lebih baik.

Salman Alfarisi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline