Oleh: Syamsul Yakin & Faril Irfansah
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam retorika komunikasi verbal dan non-verbal sangat dipengaruhi oleh berbagai situasi, dan kondisi, seperti kepada siapa komunikator berbicara (who communicates with whom), tujuan komunikator mengirim pesan (for what perpose). Situasi seperti apa komunikator berbicara (in what situation). Apa konteks yang dibicarakan (in what context). Arah pembicaraan yang dimaksud oleh komunikator (in which path). Media yang digunakan oleh komunikator (in what media). Dan dalam acara atau even apa proses komunikasi berlangsung (in what events).
Ditinjau dari medianya, komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi dua. Pertama, komunikasi tatap muka (face to face). Pada komunikasi tatap muka berbagai pihak yang terlibat dapat memahami ekspresi tubuh masing-masing, sebagai pengganti komunikasi verbal. Begitu juga kontak mata, baik melotot, memejamkannya, memutar ke kiri dan ke kanan, serta mengerlingkan mata memiliki makna sendiri sebagai pengganti komunikasi verbal. Semua ini menununjukkan komunikasi verbal yang dikemas tanpa berkata-kata namun dapat dipahami oleh komunikan.
Yang kedua adalah komunikasi tatap maya (online) atau komunikasi virtual yang dilakukan melalui internet dengan media berupa plarform media sosia. Dalam komunikasi tatap maya, pesan dan respons dapat sampaikan melalui komentar dalam room chat. Misalnya, dalam komunikasi tatap maya, pengirim pesan dan penerima pesan dapat memanfaatkan emoticon yang ada pada keyboard seperti koma, titik, dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H