Kanker merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin atau usia. Faktor-faktor penyebab dari penyakit ini tidak jauh dari pola hidup dari masyarakat, diantaranya yaitu kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan penyakit obesitas yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi makanan serta minuman dengan kadar gula yang tinggi. Berbagai jenis kanker dapat yang dapat mengancam kesehatan diantaranya kanker paru-paru, kanker hati, kanker perut, kanker kolorektal, dan kanker payudara. Menurut WHO Global Cancer Report tahun 2020, kanker paru-paru menjadi salah satu penyakit paling agresif dengan kematian di seluruh dunia sebesar 21,5% dan 13,7%. Sedangkan, menurut data Kementerian Kesehatan dalam artikelnya menyatakan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama di Indonesia, hal ini didukung dengan adanya penambahan jumlah kasus baru dari kanker payudara yang mencapai 68.858 kasus dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Dalam upaya menghadapi tantangan kesehatan global seperti kanker, nanokoloid human serum albumin muncul sebagai solusi inovatif dengan potensi besar dalam dunia medis. Human serum albumin merupakan komponen zat alami dan biokompatibel yang digunakan untuk pengembangan nanopartikel penghantaran obat.
Sifat nanokoloid human serum albumin yang biokompatibel, tidak beracun, dan tidak bersifat imunogenisitas ini telah dilakukan eksplorasi dalam aplikasi biomedis. Dalam aplikasi biomedis, nanokoloid human serum albumin berperan sebagai pembawa atau carrier bagi obat untuk meningkatkan stabilitasnya selama sirkulasi sistemik dan melindunginya dari degradasi enzimatik, sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran obat itu akan berkurang. Penelitian terbaru menunjukkan efektivitasnya dalam terapi kanker. Ahlawat, et al. (2022) melaporkan bahwa nanokoloid human serum albumin yang dienkapsulasi actinonin mampu meningkatkan aktivitas anti-kanker pada adenokarsinoma paru (jenis kanker paru-paru yang berasal dari sel kelenjar penghasil lendir di lapisan saluran udara). Formulasi nano ini menujukkan efek terapeutik yang lebih baik dalam bertahan hidup dan menurunkan tingkat ekspresi penanda tumor. Selain itu, penelitian oleh Al-Ani, et al. (2024) mengungkapkan bahwa nanokoloid human serum albumin yang dienkapsulasi dengan turunan piridin antikanker hidrofobik yaitu BIPHC menunjukkan aktivitas sitotoksik yang signifikan terhadap sel kanker payudara. Hasil ini menegaskan potensi human serum albumin sebagai carrier yang efektif untuk terapi anti-kanker berbasis nanopartikel dan membuka jalan baru bagi pengobatan kanker yang lebih aman dan efisien.
Maka dari itu dengan adanya harapan baru dalam pengobatan kanker melalui inovasi nanokoloid human serum albumin ini mampu meningkatkan efektivitas dan keamanan terapi. Hal ini didukung dengan penelitian yang telah membuktikan potensinya dalam mengatasi kanker dalam membuka jalan menuju pengobatan yang lebih baik dan efisien, sehingga dengan mendukung kemajuan ini dan menjalani pola hidup sehat, kita dapat bersama-sama melawan kanker dan menyelematkan lebih banyak nyawa. Mari kita bertindak untuk masa depan yang lebih sehat!
Referensi:
Ahlawat, P., Phutela, K., Bal, A., Singh, N., & Sharma, S. (2022). Therapeutic potential of human serum albumin nanoparticles encapsulated actinonin in murine model of lung adenocarcinoma. Drug Delivery, 29(1), 2403-2413.
Al-Ani, A., & Alsahlanee, R. (2024). Designing of Human Serum Albumin Nanoparticles for Drug Delivery: a Potential Use of Anticancer Treatment. Karbala International Journal of Modern Science, 10(2), 13.
Kemenkes. (2022, 02 Februari). Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan Layanan Kesehatan. Diakses pada 25 Desember 2024, dari https://kemkes.go.id/id/kanker-payudaya-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan
Lestari, W., Setiyowati, S., Triningsih, T., Asyikin, K. F., Suharmadi, S., Mujamilah, M., ... & Juliyanto, S. (2022). Optimasi sintesa nanokoloid human serum albumin sebagai agen limfoskintigrafi menggunakan central composite design-response surface methodology. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 69-78.