Lihat ke Halaman Asli

Farika Dewi

21107030069

Nasi Tiwul atau Oyek: Alternatif Makanan Pokok Pengganti Nasi

Diperbarui: 23 Maret 2022   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: m.tribunnews.com

Saat bosan makan nasi, kamu bisa mengganti jenis nasi dengan nasi yang satu ini. Tiwul atau oyek merupakan makanan tradisional khas Jawa yang digunakan sebagai pengganti nasi yang berbahan dasar singkong atau ketela pohon. Sampai saat ini tiwul relatif hanya dijadikan sebagai makanan pokok pengganti nasi di wilayah yang sering mengalami musim paceklik, manakala persediaan beras mulai menipis atau habis. Tiwul bisa dijadikan pengganti nasi karena memiliki kandungan karbohidrat tinggi yang tak kalah dari beras. Walaupun hanya terbuat dari olahan singkong, tiwul juga membuat perut kenyang.

Cara membuat tiwul cukup mudah dengan bahan dasar pembuatan tiwul adalah singkong yang memang sebelumnya diolah terlebih dahulu menjadi tepung singkong. Gaplek atau tepuk singkong mempunyai kandungan pati yang cukup tinggi dan memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada tepung terigu. Pada umumnya tiwul memiliki mutu, nilai nutrisi dan penampilan yang relatif rendah dan belum banyak diminati oleh kalangan masyarakat. Namun, sebagai makanan tiwul mempunyai gizi yang rendah khususnya protein dan lemak, karena bahan utama berasal dari ubi kayu yang dijadikan gaplek dan ditepungkan.

Awal Mula Nasi Tiwul

Seiring berkembangnya zaman, masyarakat tidak tahu tentang nasi tiwul. Padahal konon katanya untuk masyarakat Jawa, makanan tradisional ini sangat popular yang dirindukan saat pulang ke kampung halaman. Biasanya makanan ini dapat ditemui di daerah pegunungan, bahkan masyarakat sekitarnya banyak yang memproduksi tiwul untuk di perjualbelikan. Walaupun untuk saat ini tiwul bukanlah makananan pokok seperti zaman dahulu tetap saja ada wilayah yang masih mengkonsumsi tiwul.

Berdasarkan sejarahnya, nasi tiwul sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang. Karena pada saat itu beras atau nasi masih memiliki harga yang cukup mahal, sehingga mereka membuat nasi tiwul sebagai makanan pokok pengganti nasi. Singkong merupakan tanaman hasil kebun yang mudah untuk ditanam tanpa membuat perawatan khusus. Selain singkong mudah di tanam juga mudah di dapat pada saat itu juga bahkan dapat di simpan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, singkong menjadi satu-satunya bahan pangan utama yang ada atau dimiliki pada saat itu.

Cara membuat tiwul

Tiwul yang biasa dikonsumsi masyarakat tersebut diolah secara tradisional yaitu dimulai dari pengelupasan kulit singkong dan setelah dipisahkan dari kulitnya, daging singkong dilakukan pencucian dan dipotong-potong dan direndam dalam air. Setelah dilakukan perendaman lalu singkong dijemur selama lima hingga tujuh hari untuk menghilangkan kandungan air dalam singkong sehingga lebih tahan lama saat penyimpanan. Setelah kering didapatkan produk yang biasa disebut gaplekk. Gaplek yang telah kering kemudian dibuat tepung dengan cara digiling kemudian diayak. Kemudian, tepung gaplek yang telah diayak diperciki air hangat, lalu diuleni dengan tangan hingga tercampur dengan merata dan kalis sampai membentuk butiran-butiran seragam seperti pasir dan dikukus selama 20-30 menit. Kelebihan tepung gaplek kaya akan karbohidrat dan vitamin C. Kelemahan tepung gaplek adalah kandungan lemak dan proteinnya sangat rendah serta mengandung racun asam sianida. Namun racun asam sianida dapat dihilangkan dengan cara yaitu merendam mencuci gaplek dalam air, pengolahan, karen HCN dapat mudah menguap apabila terkena panas, fermentasi, pengeringan. Nasi tiwul dapat dikonsumsi langsung sebagai pangan pokok nasi dengan lauk pauk seperti sambal bawang, opor ayam, tahu dan tempe, urap sayur, dan ikan asin. Selain itu, nasi tiwul dapat juga disajika dengan gula jawa dan garam. Untuk kudapan nasi tiwul dapat ditambahkan dengan taburan parutan kelapa.

Tiwul memiliki rasa khas singkong yang kuat dengan kenampakan visual yang menggumpal dan berwarna kekuningan sehingga kurang disukai masyarakat. Perbedaan tiwul instan dan non instan adalah pada proses pengukusan dan tambahan proses lainnya. Tiwul non instan dikukus selama 15 menit kemudian langsung dapat dikonsumsi. Sedangkan tiwul instan dikukus selama 45 menit, didinginkan semalam untuk tujuan retrogradasi pati, granulasi adonan tiwul ke-2 dan pengeringan menggunakan sinar matahari atau pengering surya. Kadar air tiwul instan lbih rendah daripada tiwul non instan sehingga dapat disimpan lebih lama. Tiwul instan dikonsumsi dengan cara menambahkan air dingin dan mengukus adonan hingga matang (sekutar 5 menit).

Singkong memiliki kandungan energi yang tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai salah satu makanan alternatif. Disamping kandungan energi yang tinggi, singkong juga memiliki nilai gizi yang lain seperti karbohidrat, kalsium, zat besi, vitamin C, vitamin B, protein, kalsium, fosfor, lemak. Selain itu, tiwul juga diperkaya mengandung vitamin B kompleks dimana dapat mengatasi penyakit anemia. Tiwul juga dapat dijadikan sebagai makanan sehat untuk diet. Karena kandungan karbohidrat dari tiwul lebih rendah dari nasi putih biasa, sehingga dapat dikonsumsi dengan baik untuk mengurangi berat badan. Bahkan kandungan serat pada tiwul pun juga baik untuk pencernaan.  

Saat ini, banyak wilayah yang memproduksi sendiri tiwul di rumah sebagai UKM. Sehingga dapat dijadikan sebagai inovasi baru bagi masyarakat dan menjadi sumber penghasilan. Bahkan pasaran tiwul sudah berkembang secara luas. Apalagi dengan adanya teknologi atau jual beli online yang mempermudah konsumen untuk membeli tiwul. Biasanya harga tiwul tersendiri itu tergantung dengan kualitas produknya. Namun sayangnya usaha UKM memproduksi tiwul atau oyek masih belum dilakukan secara kontinu, apalagi dengan peralatan yang terbatas. Sehingga mutu dari produk yang dihasilkan belum konsisten dari waktu ke waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline