Lihat ke Halaman Asli

Peran Guru dalam Pendidikan dan Lingkungan Masyarakat

Diperbarui: 1 Desember 2021   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I

 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar Adalah Proses Interaksi Antara Peserta Didik Dan Pendidik Dan Merupakan Sumber Belajar Dari Lingkungan Belajar. Belajar Adalah Dukungan Yang Diberikan Oleh Pendidik Untuk Memperoleh Pengetahuan Dan Pengetahuan, Memperoleh Keahlian, Membangun Sikap Terhadap Pedagogik Dan Membangun Kepercayaan. 

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Pendidik Memegang Peranan Yang Sangat Penting Dalam Proses Siswa Mencari Ilmu Dan Dapat Diterima Dan Dipahami Oleh Setiap Siswa. Sosiologi Guru Residen Biasanya Menemukan Dua Istilah: Posisi Dalam Masyarakat Dan Peran Sosial. Status Biasanya Diartikan Sebagai Pangkat Atau Kedudukan Seseorang Dalam Suatu Kelompok, Tetapi Peran Merupakan Perilaku Yang Sangat Diharapkan Bagi Seseorang Dengan Status Tertentu. 

Sebagai Guru, Biasanya Ada Peran Tinggi Dan Rendah, Tergantung Di Mana Kita Berada Dan Di Posisi Apa Kita. Guru Tidak Hanya Memiliki Peran, Mereka Juga Dapat Berperan Sebagai Orang Dewasa. Pendidik Harus Mampu Menjadi Panutan (Teladan Yang Baik) Bagi Seluruh Peserta Didik.

B. Rumusan Masalah

a. Apa Saja Peranan Sosial Guru Dalam Pendidikan Islam?

b. Bagaimana Peran Seorang Pendidik Pada Lembaga Pendidikan Islam? 

c. Sebut Dan Jelaskan Peran Seorang Guru Dalam Lingkungan Masyarakat?

d. Bagaimana Peran Guru Bisa Dikatakan Sebagai Bentuk Profesi? 

C. Tujuan

a. Agar Mengetahui Apa Saja Peranan Guru Dalam Pendidikan Islam Itu 

b. Supaya Si Pembaca Dapat Memahami Bagaimana Peran Seorang Pendidik Pada Lembaga Pendidikan Islam Itu Seperti Apa. 

c. Untuk Mendeskripsikan Peran Seorang Guru Dalam Lingkungan Masyarakat. 

d. Memudahkan Si Pembaca Untuk Memahami Dan Mempelajari Kenapa Peran Guru Bisa Dikatakan Sebagai Bentuk Profesi.

BAB II

Pembahasan

A. Guru Merupakan Makhluk Sosial Yang Tidak Bisa Lepas Dari Kehidupan Sosial Dan Masyarakat Sekitarnya. Oleh Sebab Itu, Guru Selalu Di Tuntut Agar Memiliki Kompetensi Sosial Yang Mencukupi,Terutama Apa Saja Yang Berkaitan Dengan Pendidikan. Setiap Perkataan Dan Tingkah Lakunya Harus Di Dengarkan Dan Di Teladani Bagi Setiap Siswa/Peserta Didik Dan Masyarakat Sekitar.

Untuk Melakukan Tugas Dan Perannnnya Di Lingkungan Masyarakat,Guru Wajib Mempunyai 4 Kompetensi Dasar Sebagai Seorang Guru Yaitu Sebagai Berikut :

 1. Sanggup Berkomunikasi Dengan Baik. 

2. Mampu Berteman Dengan Baik Dan Bertoleransi Kepada Guru Lain Karena Berbeda Agama. 

3. Mampu Memotivasi Peserta Didik Dan Lingkungan Masyarakat Sekitarnya. 

4. Menjaga Perilaku Yang Baik.

Secara Umum,Proses Dilaksanakan Pendidikan Tidak Bisa Lepas Dari Beberapa Pembahasan Materi-Materi Pendidikan,Dalam Hal Ini,Yang Sangat Berperan Aktif Dalam Suatu Pendidikan Ialah Seorang Pendidika/Seorang Guru, Di Sini Seorang Pendidik Atau Seorang Guru Di Haruskan Dan Di Wajibkan MempunyaiSkill Atau Kemampuan Untuk Menerjemahkan Dan Mentranser Nilai-Nilai Supaya Tertanam Kuat Dalam Setiap Peserta Didik (Individu). Kemampuan Seorang Pendidik Dalam Mendidik Pesrta Didiknya Tercemin Pada 4 Kompotensi Yang Harus Di Miliki Setiap Pendidik Yaitu Sebagai Berikut : 

1. Kompetensi Pedagodik.

2. Kompetensi Profesional.

3. Kompetensi Kepribadian.

4. Kompetensi Sosial.

Tugas Seorang Pendidik Adalah Menyiapkan Generasi Pemuda Yang Berperan Aktif Dalam Lingkungan Masyarakat.Oleh Karena Itu Tugas Seorang Pendidik Tidak Bisa Lepas Dari Kehidupan Sosial Kemasyarakatan. Seperti Yang Telah Kita Ketahui Bahwa Seorang Pendidik Selalu Di Jadikan Sosok Teladan Yang Patut Di Contoh Oleh Setiap Peserta Didik, Dan Seorang Pendidik Memiliki Peranan Yang Sangat Tinggi Bagi Lingkungan Masyarakat. Ada Beberapa Pendidik Yang Memiliki Peranan Yanng Tinggi Dalam Lingkungan Masyarakat Sekitar,Tetapi Ada Juga Yang Hanya Sekedar Menjalani Tugasnya Sebagai Seorang Pendidik Di Lingkungan Sekolah Dan Acuh Terhadap Lingkungan Sekitarnya.

 Bagi Setiap Pendidik Yang Perannya Rendah Terhadap Sosial, Mereka Hanya Sekedar Ikkut-Ikutan Kegiatan Masyarakatnya Saja,Tanpa Memberikan Peran Yang Cukup Berarti Bagi Lingkung Masyarakat Sekitarnya.Setiap Tingkah Laku Dan Peran Seorang Pendidik Selalu Di Pantau Atau Di Lihat Oleh Lingkungan Masyarakat. 

Hal Ini Berkaitan Dengan Pribadi Setiap Seorang Pendidik,Karena Sikap Dan Tingkah Lakunya Selalu Di Gugu Dan Di Tiru Bagi Setiap Peserta Didik. Meskipun Sering Kita Dengar Profesi Seorang Guru Selalu Di Anggap Sederhana,Tetapi Sangat Sulit Untuk Melaksanakannya. Maka Tidak Berlebihan Jika Tobroni Mengemukakan Bahwa Dunia Ini Banyak Sekali Orang Yang Bekerja Sebagai Pendidik,Tetapi Mungkin Hanya Sedikit Yang Menjadi Seorang Pendidik Yang Bisa Digugu Dan Ditiru.

Ada Banyak Kemungkinan Alasan Mengapa Pendidik Diharapkan Memainkan Peran Itu Di Masyarakat. Setiap Guru Dapat Memiliki Alasan Yang Berbeda Karena Mereka Hidup Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Berbeda. Bahkan Siswa Memiliki Alasan Yang Berbeda Untuk Peran Masing-Masing Guru. Hal Ini Disebabkan Oleh Beberapa Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Pilihan Pendidik Tentang Peran Apa Yang Akan Dimainkan. Berikut Adalah Beberapa Alasan Untuk Mempromosikan Peran Pendidik.

Faktor Internal/Individu

 1. Sering Dikatakan Bahwa Profesi Guru Selalu Mudah, Tetapi Sangat Sulit Untuk Dipraktikkan. Tidak Berlebihan Bila Tobroni Menyatakan Bahwa Di Dunia Ini Banyak Orang Yang Bekerja Sebagai Pendidik, Tetapi Mungkin Sangat Sedikit Yang Menjadi Pendidik Yang Dapat Meniru Dan Meniru.

 2. Niat Dalam Diri Sendiri Sebagai Seorang Pendidik Kita Harus Mempunyai Niat Yang Ikhlas Dalam Menjalankan Perannya,Tidak Terlalu Mengharap Imbalan,Tetapi Niat Seorang Guru Adalah Membantu Dan Membimbing Setiap Peserta Didik Untuk Menjadi Generasi Yang Lebih Berguna Bagi Lingkungan Masyarakat.

Faktor Eksternal

1. Adanya Pandang Khusus Terhadap Seorang Pendidik. Alasan Seorang Guru Menjalankan Peran Di Masyarakat Dapat Juga Disebabkan Oleh Tuntutan Secara Tidak Langsung Dari Masyarakat. Maksudnya Adanya Pandangan Khusus Dari Masyarakat Terhadap Seorang Membuat Guru Sadar Bahwa Dia Harus Menjalankan Peran Di Lingkungannya. Dalam Kehidupan Masyarakat, Seorang Guru Selalu Diperhatikan Oleh Masyarakat, Sehingga Guru Harus Bisa Mengambil Peran Yang Diharapkan Oleh Masyarakat.

2. Pertanggung Jawaban Atas Hak Dan Kewajiban Sebagai Seorang Pendidik Terhadap Peran Yang Di Jalankan. Sebagai Warga Masyarakat, Seorang Pendidik Akan Selalu Mengalami Interaksi Sosial Dengan Masyarakat Di Sekitarnya. Dalam Proses Interaksi Sosial, Harus Disadari Bahwa Yang Paling Penting Adalah Menjalankan Perannya. 

3. kondisi keagamaan masyarakat sekitar yang di tempati seorang pendidik.

Sebelum Seorang Pendidik Memutuskan Untuk Berperan Dalam Masyarakatnya, Sebagai Seorang Pendidik Ia Harus Terlebih Dahulu Memahami Seperti Apa Kondisi Masyarakatnya. Sebagai Seorang Pendidik, Ia Juga Tidak Bisa Begitu Saja Berperan Dalam Masyarakat Tanpa Mengetahui Kebiasaan Masyarakat Tempat Ia Tinggal. Untuk Mendapatkan Jawaban Yang Baik Dan Dapat Berkomunikasi Dengan Masyarakat, Seorang Pendidik Juga Harus Mengetahui Adat-Istiadat Sosial Dan Agama.

B. Peran pendidik pada lembaga pendidikan islam

Menurut Al-Ghazali, Pendidikan Agama Islam Adalah Proses Memanusiakan Manusia Dari Awal Hingga Akhir Hayat Melalui Berbagai Ilmu, Yang Disampaikan Dalam Bentuk Metode Pengajaran Yang Progresif, Dimana Proses Pengajaran Menjadi Tanggung Jawab Orang Tua Dan Anak. Masyarakat Bagi Menurut HM Chalib Thoha Pendidikan Islam Adalah Pendidikan Yang Di Dalamnya Dibangun Filsafat, Tujuan Dan Teori Untuk Melaksanakan Praktik Pendidikan Berdasarkan Nilai-Nilai Dasar Islam Yang Terkandung Dalam Al-Qur'an Dan Hadist Nabi.

Pada Saat Yang Sama, Menurut Profesor. Dokter. Oemar Muhammad Attoumy Alsyaebani, Pendidikan Islam Diartikan Sebagai Suatu Usaha Untuk Mengubah Tingkah Laku Individu Dalam Kehidupan Pribadi Atau Sosialnya Dan Lingkungan Alamnya Melalui Proses Pendidikan. Artinya, Tidak Perlu Mengumumkan Atau Menulis Terlebih Dahulu, Sehingga Dapat Dipahami Dan Diikuti, Dan Landasan Pengalaman Diletakkan Melalui Nilai-Nilai Kasih Sayang Dan Penuh Cinta, Kebutuhan, Otoritas, Dan Kepatuhan. Justru Karena Asosiasi Semacam Ini Dapat Terjadi Dalam Hubungan Antara Individu Dan Alam, Maka Sangat Penting Untuk Menghargainya. Dapat Dipahami Dari Penjelasan Di Atas Bahwa Pendidikan Merupakan Alat Untuk Mencapai Tujuan, Dan Pendidik Sendiri Juga Membutuhkan Beberapa Alat Dalam Proses Ini Yaitu Pengajaran Atau Ta'lim.

 Beberapa Hal Yang Menjadi Tugas Pendidik Professional Adalah Sebagai Berikut: 

  • Pendidik Sebagai Orang Tua 
    • Pendidik Sebagai Pewaris Ilmu Nabi 
    • Pendidik Sebagai Penunujuk Jalan Dan Pembimbing Keagamaan 
    • Pendidik Sebagai Sentral Figur 
    • Pendidik Sebagai Motivator 
    • Pendidik Sebagai Seorang Yang Memahami Tingkat Perkembangan Intelektual 
    • Pendidik Sebagai Teladan

 Seorang Pendidik Harus Mempunyai Beberapa Mempunyai Sifat Yang Utama Yang Menjadi Sebuah Kepribadiannnya. Diantara Sifat-Sifat Tersebut Adalah :

 1. Selalu Sabar Dalam Menghadapi Peserta Didik. 

2. Selalu Bersifat Adil Tanpa Pilih Kasih. 

3. Sopan,Tidak Riya’ Dan Pamer. 

4. Tidak Bersifat Takabur,Kecuali Terhadap Orang Yang Zalim Dengan Tujuan Mencegah Tindakannya. 

5. Bersikap Tawadu’ Dalam Setiap Pertemuan Belajar Mengajar. 

6. Sikap Dan Pembicaraan Hendaknya Tertuju Pada Topik Persoalan/Basa Basi. 

7. Memilik Sifat Bersahabat Terhadap Semua Peserta Didik. 

8. Menyantuni Dan Tidak Membentak Peserta Didik Yang Bodoh. 

9. Membimbing Dan Mendidik Peserta Didik Yang Bodoh Dengan Cara Yang Baik. 

10. Berani Berkata Tidak Tahut Terhadap Masalah Yang Anda Persoalkan. 

11. Menampilkan Hujjah Yang Benar.

Program Ini Mencakup Semua Pengalaman Anak-Anak Di Bawah Arahan Sekolah (Semua Pengalaman Yang Mereka Miliki Di Bawah Arahan Sekolah). Melalui Kajian Berbagai Buku Tentang Kurikulum, Akhirnya Dapat Diketahui Bahwa Program Pendidikan Terdiri Dari Empat Komponen Utama, Yaitu Tujuan, Materi, Metode, Dan Penilaian. 

 Sebagai Komponen Pertama Dari Kurikulum, Tujuan Pendidikan Ditentukan Oleh Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran. Oliva Membuat Perbedaan Antara Istilah "Hasil", "Tujuan", "Tujuan Kurikuler", "Tujuan Kurikuler", "Tujuan Pembelajaran" Dan "Tujuan Pembelajaran". Istilah "Hasil" Biasanya Digunakan Untuk Menunjukkan Hasil Sementara. "Tujuan Pendidikan" Adalah Definisi Yang Sangat Luas Dan Umum Dari Tujuan Pendidikan. “Curriculum Goals” (Tujuan Kurikulum Khusus), Yaitu Tujuan Yang Spesifik, Terencana Dan Disertai Dengan Standar Pencapaian. Di Sisi Lain, “Tujuan Pembelajaran” (Tujuan Pendidikan Khusus/TPK) Tanpa Kriteria Kinerja Diharapkan Perilaku Siswa Dirumuskan Dalam Istilah Operasional Dan Terukur. 

Komponen Kedua Dari Kurikulum Adalah Bahan Atau Buku Teks. Materi Atau Materi Pendidikan Dapat Berupa Kitab Kuning (Misalnya Pondok Pesantren Salaf), Buku, Majalah, Laporan Penelitian, Dan Bentuk Lain Yang Dapat Dijadikan Sebagai Konteks Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Yang Telah Ditentukan. Materi Pendidikan Saat Ini Disediakan Dalam Bentuk Mata Pelajaran Atau Judul Mata Kuliah Sesuai Dengan Nomenklatur Ilmiah. Untuk Setiap Mata Pelajaran Atau Mata Kuliah Tersebut, Terdapat Banyak Literatur Yang Berfungsi Sebagai Buku Teks Dan Sumber Daya. Kemudian, Diskusikan Materi Ini Untuk Melihat Seperti Apa Materi Atau Sumber Belajar Anda. Misalnya, Mengacu Pada Al-Qur'an, Kami Meminta Orang Untuk Mencari Tahu Apa Yang Ada Di "Aku" Manusia, Alam Semesta Dan Sejarah Umat Manusia.

C. Peran guru dalam masyarakat.

Dalam Kegiatan Sehari-Hari, Peran Pendidik Tidak Hanya Di Lingkungan Sekolah Tetapi Juga Di Masyarakat, Dan Sebagai Seorang Pendidik, Pendidik Tidak Hanya Harus Menyampaikan Pemikirannya Kepada Siswa, Tetapi Juga Memasukkan Pemikiran Kritisnya Ke Dalam Aktivitas Tersebut. Itu Tidak Akan. Banyak Pendidik Di Masyarakat Yang Aktif Dalam Kegiatan Masyarakat, Dan Ada Pula Yang Kurang Aktif Di Masyarakat. 

Bisa Di Lihat Aktivitas Para Pendidik Dari Beberapa Kecamatan Di Desa Tersebut. Banyak Pendidik Yang Menjadi Ketua, Pengurus, Atau Anggota Organisasi Di Lingkungan Rt/Rw Terdekat. Peran Pendidik Di Masyarakat Adalah Berperan Sebagai Perantara Dalam Masyarakat, Pendidik Juga Sebagai Motor Penggerak Kegiatan Masyarakat, Dan Pendidik Juga Sebagai Mitigator Konflik Yang Terkait Dengan Wilayah Masyarakat. Upaya Pendidik Untuk Menggerakkan Masyarakat, Seperti Kapan Dan Di Mana Layanan Masyarakat Ditawarkan Dan Apa Tujuannya. Ada Beberapa Faktor Yang Menghambat Peran Sosial Pendidik Di Masyarakat: Banyaknya Faktor Sosial Yang Dapat Mempengaruhi Proses Perubahan.

Setiap Seorang Pendidik Memiliki Tanggung Jawab Moral Kepada Masyarakat Sekitarnya,Yang Menghambar Peran Sosial Dalam Masyarakat Adalah Ilmu Pengetahuan Yamg Lambat,Kebiasaan Masyarakat Yang Masih Terlalu Tradisional,Dan Sikap Yang Tertutup Terhadap Budaya Asing.Lambatnya Pendidikan Masyarakat Dapat Menjadikan Masyarakat Merasa Sulit Untuk Mendapatkan Informasi-Informasi Baru Yang Datang Di Luar. Dan Kebiasaan Masyarakat Yang Terlalu Tradisional Menjadikan Kita Sulit Untuk Menerima Budaya Asing Yang Bertentangan Denagan Kebudayaan Yang Dia Anut Oleh Masyarakat Sekitarnya.

Perubahan Dalam Penduduk Berlangsung Secara Terus Menerus Dan Berlangsung Dalam Segala Bidang. Naman Pada Pelaksanaanya Banyak Sebab Yang Mendukung Dan Serta Banyak Yang Menghalangi. Percampuran Kebudayan Sudah Pasti Bakal Trjadi Walau Masih Banyak Dari Mereka Yang Menolaknya. Jadi Tinggal Diri Sendiri Yang Sanggup Membedakannya. Meskipun Tugas Utamanya Yakni Mengajar Di Sekolah pendidik Serta Punya Kewajiban Ikut Menunjang Warga. Pertolongan Yang Diberikan Tidak Harus Bewujud Barang Melainkan Satu buah Gagasan- Gagasan Guna Menunjang Kemajuan. pendidik Mempunyai Pendidikan Yang Atas Dan Dihormati Dalam Penduduk. 

Dan Pendidik Sering Kali Merupakan Kepribadian Yang Mendorong Kegiatan Yang Membantu Kemajuan. Sisi Positifnya, Pendidik Berkewajiban Mengatasi Hambatan Terhadap Peran Sosialnya Di Masyarakat. Untuk Ini, Kita Perlu Menemukan Solusi Untuk Menangani Hambatan Secara Efektif. Solusi Yang Teruji Termasuk Bersikap Terbuka Terhadap Inovasi, Percaya Pada Diri Sendiri, Dan Berpikir Positif. Keterbukaan Terhadap Inovasi Memungkinkan Masyarakat Untuk Merangkul Pendidik Dan Perubahan Dari Pendidik, Baik Di Dalam Maupun Di Luar Masyarakat, Dan Berbagi Petunjuk Untuk Tidak Menimbulkan Hal-Hal Negatif Dalam Proses Keterbukaan. Kepercayaan Diri Memungkinkan Penghuni Untuk Melihat Dan Menerima Kemajuan, Dan Kepercayaan Diri Mempersiapkan Mereka Untuk Mengatasi Hambatan Yang Sedang Berlangsung. Solusi Utamanya Adalah Berpikir Rasional Dan Positif Ketika Budaya Dimulai, Dan Dapat Mengambil Sisi Positif Dari Apa Yang Kita Yakini Sebagai Pemikiran Rasional. Peran Guru Dalam Masyarakat Tergantung Pada Bagaimana Masyarakat Umum Mempersepsikan Posisi Dan Status Sosialnya Di Masyarakat. Posisi Sosial Guru Bervariasi Menurut Negara Dan Zaman. Di Negara Maju, Pendidik Biasanya Ditempatkan Paling Baik Karena Peran Penting Mereka Dalam Proses Pendidikan Negara. Peran Pendidik Selalu Dilihat Dalam Kaitannya Dengan Cita-Cita. Mengingat Masyarakat Yang Berubah, Pendidik Yang Baik Tidak Perlu Mampu Melakukan Tugas Khusus Di Dalam Kelas, Tetapi Mereka Perlu Melakukan Tugas Belajar Di Luar Kelas Atau Masyarakat. Dalam Lingkungan Masyarakat, Seorang Pendidik Adalah Panutan Atau Pemimpin Yang Menjadi Panutan Dan Panutan (Lihat) Masyarakat Sekitarnya.

 Pendidik Perlu Memiliki Norma-Norma Yang Perlu Kita Pertahankan Dan Terapkan Apa Yang Sekarang Kita Lihat Bahwa Pidato Pendidik Di Masyarakat Memiliki Pengaruh Besar Pada Orang Lain. Ki Hajar Dewantara Menggunakan Ungkapan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” Untuk Menggambarkan Peran Seorang Pendidik Sebagai Pemangku Kepentingan Atau Role Model. Intinya, Pendidik Sebenarnya Pada Umumnya Adalah “Aktor Aktif” Dalam Semua Kegiatan Masyarakat. Tentu Saja, Pendidik Harus Mampu Memposisikan Diri Sebagai Pembina Yang Sebenarnya Dan Sebagai Penyebar Yang Mengarah Ke Arah Yang Lebih Bijak Dan Positif Di Masyarakat. Profesi Pendidik.

Tentu Dalam Situasi Sulit Di Negara Kita. Pendidik Harus Menjalankan Tugasnya Secara Profesional, Sementara Sebagian Besar Pendidik Berjuang Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Keluarganya, Seperti Tukang Ojek, Pengendara Sepeda, Dan Tukang Batu. Hal Ini Sangat Ironis, Karena Masyarakat Selalu Membutuhkan Seorang Pendidik Yang Terlibat Dalam Pendidikan Anak.

Kedudukan Atau Peran Guru Relatif Terhadap Siswa Merupakan Peranan Yang Sangat Penting Diantara Sekian Banyak Peran Yang Harus Dipenuhi. Hal Ini Dikarenakan Masyarakat Utama Sebagai Amanat Guru Berada Di Dalam Kelas. Dalam Kursus Ini, Guru Akan Mengajarkan Pengetahuan, Pengalaman Dan Contoh. Di Sekolah, Guru Berinteraksi Dengan Siswa Dalam Situasi Formal Dan Informal. Dalam Situasi Formal, Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran Yang Telah Ditetapkan, Guru Harus Memberikan Sedikit “Kekuatan” Kepada Siswa, Oleh Karena Itu Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran Guru Harus “Menguasai” Kelas. Situasi Seperti Ini Menuntut Guru Untuk Menampilkan Dirinya Sebagai Pribadi Yang Memiliki Wibawa Dan Wibawa Yang Besar. Selain Berwibawa, Guru Juga Harus Memiliki Panutan. Guru Membutuhkan Panutan Dan Otoritas Untuk Menegakkan Disiplin Untuk Memastikan Proses Pembelajaran Yang Lancar Dan Tertib. Otoritas Pendidikan Mutlak Diperlukan. Pendidikan Sepenuhnya Dapat Dimulai Hanya Ketika Anak Memperoleh Otoritas Yang Diakui. Hanya Ketika Anak Itu Patuh Dan Pendidik Memiliki Otoritas, Barulah Mungkin Untuk Membimbing Dan Mendidik.

D. Peran guru sebagai bentuk profesional

Jurusan Diukur Menurut Kepentingan Dan Tingkat Kesulitannya. Di Bidang Profesional, Kita Mengenal Berbagai Istilah Kualifikasi Profesional, Yaitu: Profesional, Semi-Profesional, Mahir, Tidak Terampil Dan Quasi-Profesional. Gilley Dan Eggland (1989) Mendefinisikan Pekerjaan Sebagai Bidang Bisnis Manusia Yang Berbasis Pengetahuan, Dan Masyarakat Membutuhkan Keterampilan Dan Pengalaman Pelaku.

Definisi ini memiliki aspek yaitu :

1. Ilmu pengetahuan tertentu.

2. Aplikasi kemampuan dan kecakapan.

3. Berkaitan dengan kepentingan umum.

Aspek-Aspek Yang Terkandung Dalam Profesi Tersebut Juga Merupakan Standar Pengukuran Profesi Guru. Proses Profesional Adalah Proses Evolusi Yang Menggunakan Pendekatan Organisasi Dan Sistemastis Untuk Mengembangkan Profesi Ke Arah Status Professional (Peningkatan Status). Secara Teoritis Menurut Gilley Dan Eggland (1989) Pengertian Professional Dapat Didekati Dengan Empat Prespektif Pendekatan Yaitu Orientasi Filosofis, Perkembangan Bertahap, Orientasi Karakteristik, Dan Orientasi Non-Tradisonal. 

Profesionalisme Pendidik/guru Juga Perlu Didukung Oleh Suatu Kode Etik Guru Yang Berfungsi Sebagai Norma Hukum Dan Sekaligus Sebagai Norma Kemasyarakatan.Profesionalisme Guru Harus Didukung Oleh Kompetensi Yang Standar Yang Harus Dikuasai Oleh Para Guru Profesional. Kompetensi Tersebut Adalah Pemilikan Kemampuan Atau Keahlian Yang Bersifat Khusus, Tingkat Pendidikan Minimal, Dan Sertifikasi Keahlian Haruslah Dipandang Perlu Sebagai Prasarat Untuk Menjadi Guru Profesional. Menurut Surya (2003) Guru Yang Profesional Harus Menguasai Keahlian Dalam Kemampuan Materi Keilmuan Dan Ketrampilan Metodologi. 

Untuk Itu, Maka Pengembangan Profesionalisme Guru Juga Harus Mempersyaratkan Hidup Dan Berperanannya Organisasi Profesi Guru Tenaga Kependidikan Lainnya Yang Mampu Menjadi Tempat Terjadinya Penyebarluasan Dan Pertukaran Ide Diantara Anggota Dalam Menjaga Kode Etik Dan Pengembangan Profesi Masing-Masing. Orientasi Mutu, Profesionalisme Dan Menjunjung Tinggi Profesi Harus Mampu Menjadi Etos Kerja Guru. 

Untuk Itu Maka, Kode Etik Profesi Guru Harus Pula Ditegakkan Oleh Anggotanya Dan Organisasi Profesi Guru Harus Pula Dikembangkan Kearah Memiliki Otoritas Yang Tinggi Agar Dapat Mengawal Profesi Guru Tersebut. Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru, Terjadinya Revolusi Teknologi Informasi Merupakan Sebuah Tantangan Yang Harus Mampu Dipecahkan Secara Mendesak. Adanya Perkembangan Teknologi Informasi Yang Demikian Akan Mengubah Pola Hubungan Guru-Murid, Teknologi Instruksional Dan Sistem Pendidikan Secara Keseluruhan. 

Teknologi Informasi Hanya Dapat Menggantikan Fungsi Penyebaran Informasi Dan Sumber Belajar Atau Bahan Ajar. Buku Teks Tradisional Yang Awalnya Disediakan Di Sekolah Dapat Diubah Menjadi Pembelajaran Yang Dipersonalisasi Melalui Internet Dan Dapat Diakses Secara Individual Dari Mana Saja. (Karsidi, 2004). 

Dunia Pendidikan Harus Mempersiapkan Semua Elemen Sistem Pendidikan Agar Tidak Tertinggal Atau Kecewa Dengan Perkembangan Teknologi Informasi. Dengan Menggunakan Dan Memilih Teknologi Informasi Yang Tepat (Sebagai Bagian Dari Teknologi Pendidikan), Dapat Diharapkan Peningkatan Kualitas Yang Berkelanjutan. Perbaikan Terus-Menerus Akan Terus Mendorong Perubahan Arah Dan Terus Meningkatkan Dunia Pendidikan. Revolusi Informasi Mungkin Menjadi Tantangan Bagi Institusi Pendidikan Karena Kita Mungkin Belum Siap Untuk Beradaptasi. Sebaliknya, Akan Menjadi Peluang Besar Ketika Lembaga Pendidikan Dapat Merespon Dengan Sikap Terbuka Sepenuhnya Dan Mencoba Memilih Jenis Teknologi Informasi Yang Tepat Untuk  Mendukung Pendidikan Yang Berkualitas. 

Peran Guru Profesional Dalam Berbangsa Dan Bernegara 

Sejak Reformasi Dan Keterbukaan, Indonesia Berada Dalam Tahap Transisi Dari Sistem Politik Otokratis Ke Sistem Politik Terbuka. Transisi Politik Yang Berkepanjangan Telah Secara Signifikan Melemahkan Nasionalisme Dan Bahkan Membuat Identitas Indonesia Hampir Terlupakan. Para Korban Direndahkan Oleh Sentimen Nasional, Dan Nilai Pluralisme Indonesia Menurun, Seperti Bangsa Yang Mengabaikan Moral Nasional. Munculnya Kekuatan, Dikritik, Ditentang, Dan Dihancurkan Hanya Akan Menghasilkan Kekuatan Lain Yang Tentunya Tidak Lebih Baik Dari Yang Pertama. Patriotisme Yang Diharapkan Adalah Perasaan Atau Jiwa Yang Diliputi Oleh Sikap Cinta Tanah Air, Sikap Rela Berkorban Untuk Bangsa, Dan Sikap Negara Yang Mendahulukan Kepentingan Nasional Di Atas Kepentingan Individu Dan Kolektif. Kepentingan Masyarakat Lebih Tinggi Daripada Kepentingan Diri Sendiri Dan Keluarga. Sikap Dan Pendapat Seperti Itu Akan Menanyakan Apa Yang Telah Diberikan Negara Kepadanya, Bukan Apa Yang Telah Diberikan Negara Kepadanya. Pandangan Ini Harus Diajarkan Kepada Peserta Didik Sesegera Mungkin, Sehingga Mereka Dapat Membangun Negara Dengan Tulus Ketika Mereka Dewasa, Dan Negara Pasti Akan Membuat Kemajuan. Hal Ini Terjadi Ketika Guru BenarBenar Profesional Dan Dapat Menjadi Panutan Bagi Peserta Didik Dan Lingkungannya. Ketika Patriotisme Atau Semangat Kebangsaan Merasuk Ke Dalam Hati Peserta Didik, Maka Akan Segera Mencapai Negara Yang Damai Dan Damai Yang Diberkati Oleh Tuhan Yang Maha Esa. Membentuk Keseimbangan Kecerdasan Peserta Didik, Yaitu Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan Kecerdasan Sosial. Masyarakat Sipil Yang Diinginkan Muncul Di Sini, Tanpa Korupsi, Manipulasi, Dan Nepotisme. Orang Yang Kesepian Adalah Ing Pamrih Rame Ing Gawe, Yang Berpegang Pada Motto Ing Ngarso Sun Tuloda, Ing Madya Mangun Karsa Dan Pemimpin Tut Wuri Handayani.

Peran Guru Profesional Dalam Pendikan. 

Karena Reformasi Dan Keterbukaan Indonesia Berada Pada Tahap Sistem Politik Otokratis Dengan Sistem Politik Terbuka. Kepentingan Masyarakat Lebih Diutamakan Daripada Kepentingan Dirinya Dan Keluarganya. Sikap Dan Sudut Pandang Ini Akan Ditanyakan Tentang Apa Yang Diberikan Negara Kepadanya, Bukan Apa Yang Diberikan Negara Kepadanya. Pandangan Ini Harus Dikomunikasikan Kepada Para Siswa Sesegera Mungkin, Sehingga Mereka Dapat Jujur Membangun Negara Ketika Mereka Dewasa Dan Negara Pasti Akan Berkembang. Di Sinilah Guru Benar-Benar Profesional Dan Dapat Menjadi Panutan Bagi Siswa Dan Lingkungannya. Ketika Patriotisme Atau Semangat Kebangsaan  Merasuk Ke Dalam Hati Para Siswa, Mereka Akan Segera Mencapai Bangsa Yang Damai Dan Damai Yang Diberkati Oleh Tuhan Yang Maha Esa. Akan Ada Keseimbangan Kecerdasan Siswa, Yaitu Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Dan Kecerdasan Sosial Akan Membawa Kehormatan Bagi Negara Ini. Di Sinilah Masyarakat Sipil Yang Diinginkan Muncul Tanpa Korupsi, Manipulasi, Dan Nepotisme.

Peran Guru Profesional Dalam Pendidikan Formal 

Dalam Pendidikan Nasional Hukum, Sistem No. 20 Dari Tahun 2003 Mengkonfirmasi Pendidikan Formal, Adalah Cara Pendidikan Yang Tertib Dan Multi-Level, Yang Terdiri Dari Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah Dan Pendidikan Tinggi.

 Peran Guru Profesional Dalam Pendidikan Informal

 Pola Asuh Keluarga Menjadi Dominan Karena Anak Sebagian Besar Berada Di Dalam Keluarga Atau 2/3 Dari Waktunya Berada Di Lingkungan Keluarga. Dengan Bertambahnya Jumlah Anggota Keluarga, Keberhasilan Belajar Tidak Hanya Menjadi Tanggung Jawab Sekolah, Tetapi Anggota Keluarga Juga Memiliki Tanggung Jawab Untuk Mendidik AnakAnak Atau Keluarga Mereka. Pendidikan Dari Orang Tua Dan Keluarga Membutuhkan Pendidikan Keteladanan Disini. Masyarakat Dan Keluarga Membutuhkan Guru Profesional Yang Dapat Menjadi Teladan Dalam Kehidupan Keluarga Dan Masyarakat, Karena Sebagai Seorang Profesional, Masyarakat Dan Anggota Keluarga Akan Menjadi Teladan Guru Dalam Berperilaku Dan Berperilaku. Pendidikan Nonformal Selain Di Lingkungan Keluarga Juga Di Masyarakat Luas. Hubungan Antara Anak Dan Keluarga Akan Memburuk Seiring Bertambahnya Usia Anak Karena Anak Akan Banyak Berhubungan Dengan Masyarakat Luas, Jika Hubungan Dengan Masyarakat Luas Tidak Terkontrol Maka Akan Terpengaruh Oleh Lingkungan, Jika Baik Akan Berdampak Positif, Tetapi Jika Buruk Akan Dipengaruhi Oleh Faktor Negatif. Jadi, Jika Anda Tahu Bagaimana Memilih Lingkungan Yang Baik Maka Akan Mempengaruhi Teman Baik Anak-Anak, Maka Sangat Mungkin Anak Tersebut Akan Menjadi Anak Yang Berguna Bagi Masyarakat, Bangsa Dan Negara, Dan Anda Dapat Berharap Menjadi Generasi Penerus Yang Andal. Sehingga Guru Yang Profesional Dapat Mengubah Cara Berpikir Anak Di Lingkungannya.

 Peran Guru Profesional Dalam Mengubah Pola Pikir Peserta Didik 

Pendidikan Membutuhkan Guru/Pendidik, Harus Mengikuti Perkembangan Zaman Dan Teknologi, Serta Terus Menerus Meningkatkan Dan Mengembangkan Kualitas Keilmuannya, Cerdas Dan Berdedikasi, Yaitu Guru Yang Merencanakan Mata Kuliah Dapat Melaksanakan Pembelajaran Yang Berkualitas. Proses Sesuai Dengan Persyaratan Sebagai Berikut: Kurikulum, Menilai Dan Mengevaluasi Hasil Pembelajaran, Dan Kemudian Melaksanakan Tindak Lanjut. Sesuai Dengan Perkembangan Peserta Didik Pada Setiap Jenjang Pendidikan, Maka Materi Yang Perlu Ditonjolkan Dipilih Secara Cerdik. Harus Disesuaikan Dengan Situasi Di Masing-Masing Bidang, Sehingga Diperlukan Pembelajaran Kontekstual. Melalui Pendidikan Dan Pelatihan, Mengikuti Seminar, Mengikuti Kursus Teknologi Informasi, Bahasa Inggris Dan Cara Lainnya Untuk Meningkatkan Guru Yang Kurang Profesional, Karena Jumlah Guru Profesional Bangsa Indonesia Jauh Dari Yang Diharapkan. Sebagai Contoh Seorang Pendidik Yang Belum Mengajar Di Kelas Satu Atau Empat, Tidak Semua Guru Yang Mengajar Di Kelas Bisa Menjadi Panutan Bagi Siswa. Gunakan Buku Yang Disetujui Oleh Biro Standar Nasional Pendidikan Atau Produk Dari Lembaga Resmi Pemerintah. Jangan Menggunakan Buku Yang Tidak Sah, Karena Jika Ditulis Oleh Orang Yang Tidak Bertanggung Jawab Atas Pendidikan, Dapat Membahayakan Generasi Berikutnya. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Menegaskan Bahwa Buku Wajib Yang Digunakan Sekolah Memuat Materi Pembelajaran Yang Berkaitan Dengan Keimanan Dan Ketakwaan, Akhlak Mulia Dan Kepribadian, Kemampuan Penguasaan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Kemampuan Kepekaan Dan Estetika Untuk Meningkatkan Kekuatan Fisik Dan Kesehatan. Sesuai Standar Nasional Pendidikan. Guru/Pendidik Juga Harus Mampu Mengajar Siswa Dengan Semangat, Penampilan Menarik, Kesantunan, Bahasa Yang Baik Dan Benar, Menyenangkan Dan Kontekstual, Sehingga Siswa Tidak Bosan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar Adalah Proses Interaksi Antara Siswa Dan Pendidik Dan Merupakan Sumber Belajar Dari Lingkungan Belajar. Belajar Adalah Dukungan Yang Diberikan Oleh Pendidik Untuk Memperoleh Pengetahuan Dan Pengetahuan, Memperoleh Keahlian, Membangun Sikap Terhadap Pedagogi Dan Membangun Kepercayaan. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Pendidik Memegang Peranan Yang Sangat Penting Dalam Proses Siswa Mencari Ilmu Dan Dapat Diterima Dan Dipahami Oleh Setiap Siswa. 

Guru Adalah Makhluk Sosial Yang Tidak Dapat Dipisahkan Dari Kehidupan Sosial Dan Masyarakat Sekitar. Oleh Karena Itu, Guru Harus Selalu Memiliki Keterampilan Sosial Yang Tepat, Terutama Dalam Hal Pendidikan. Segala Perkataan Dan Perbuatan Harus Didengar Dan Diteladani Bagi Seluruh Siswa Dan Masyarakat Sekitar. Pendidikan Agama Islam. Menurut Al Ghazalie, Adalah Proses Humanisasi Melalui Berbagai Ilmu Yang Diberikan Dalam Bentuk Pendidikan Selangkah Demi Selangkah Dari Kemunculan Manusia Hingga Akhir Hayat. Dengan Demikian, Proses Pengajaran Menjadi Tanggung Jawab Orang Tua Dan Masyarakat, Yang Dengan Sendirinya Mendekatkan Diri Kepada Tuhan Dan Memungkinkannya Menjadi Manusia Yang Sempurna. Menurut H. M. Chalib Thoha, Pendidikan Islam Adalah Pendidikan Yang Falsafah, Tujuan Dan Teorinya Dirancang Untuk Melaksanakan Praktik Pendidikan Berdasarkan Nilai-Nilai Dasar Keislaman Al-Qur'an Dan Hadits Nabi.

B. kritik dan saran

Dalam Penulisan Makalah Ini Masih Banyak Kekurangan Dan Kesalahan,Baik Dari Segi Penulisan Maupun Dari Segi Penyusunan Kalimatnya Dan Dari Segi Isi Juga Masih Perlu Di Tambahkan. Oleh Karena Itu Saya Sangat Mengaharapkan Kepada Para Pembaca Makalah Ini Dapat Memberikan Kritikan Dan Masukan Yang Bersifat Membangun. 

DAFTAR PUSTAKA


Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2013. 

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. 

Tobroni, Pendidikan Islam Paradigma Teologis, Filsafat, Dan Spiritualis, Malang: Umm, 2008. 

Roqib, Moh. Dan Nurfuadi, Kepribadian Guru, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009. 

Suprayogo, Imam, Memelihara “Sangkar” Ilmu Refleksi Pemikiran Dan Pengembangan Uin Malang, Malang: Uin Malang Press, 2006. 

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. 

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya 

Saud, Udin Syaefudin. 2011. “Pengembangan Profesi Guru”. Bandung: Alfabeta. 

Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Pt. Rineka Cipta. 

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori Dan Aplikasinya Dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline