Lihat ke Halaman Asli

Fariha Alghina

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Ibnu Khaldun: Perbedaan Orang Badui dan Orang Kota

Diperbarui: 16 Juni 2023   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muqaddimah Ibnu Khaldun merupakan karya Ibnu Khaldun yang sangat legendaris. Di dalamnya, Khaldun membahas mengenai struktur masyarakat khususnya masyarakat Arab pada masa awal Islam.

Sebelum menuju kepada pokok pembahasan ada baiknya jika mengenal Ibnu Khaldun terlebih dahulu. Ibnu Khaldun yang memiliki nama asli Abu Zaid Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun Al-Hadrami merupakan seorang sejarawan Muslim masyhur pada abad ke-14. Sebagai seorang sejarawan, dalam metode penulisannya ia menggunakan metode Dirayat atau pengamatan secara langsung di lapangan kemudian ditafsirkan secara rasional. Metode penulisan ini menekankan pada peninjauan terhadap sebab dari terjadinya suatu peristiwa. Sehingga manusia lain yang hidup pada masa setelah peristiwa itu terjadi dapat mengambil pelajaran atau ibrah agar memperoleh kehidupan yang lebih baik. Hal tersebut merupakan hakikat dari tujuan mempelajari sejarah.

Pada halaman ini akan dibahas sekilas mengenai perbedaan antara orang Badui dan orang kota menurut Ibnu Khaldun. Topik ini dibahas pada buku Muqaddimah karyanya pada pasal dua. Pada bagian awal Khaldun menyebutkan bahwa sebenarnya alasan manusia berdampingan dengan manusia lain dan membentuk komunitas yang kemudian berkembang menjadi sebuah masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan primer.

Kemudian dijelaskan pula bahwa suatu kelompok masyarakat atau manusia pada mulanya bekerja hanya untuk memperoleh kebutuhan primernya. Kemudian ketika kebutuhan primernya telah terpenuhi mereka berupaya untuk memenuhi kebutuhan sekundernya, dan begitulah seterusnya. Maka dalam perjalanan perkembangan suatu masyarakat terdapat sebuah struktur yang membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Dalam paparannya, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa orang Badui merupakan suatu kelompok masyarakat yang mengawali adanya peradaban. Karena pada awalnya manusia menjalani kehidupan yang sederhana saja sebagaimana masyarakat Badui yang berkelana hanya sekadar untuk mencari makan. Kemudian setelah hal itu terpenuhi, mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi sehingga sampai pada tahap hidup berlebihan atau bermewah-mewahan.

Kelompok masyarakat ditinjau dari gaya hidupnya dan mata pencahariannya digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu orang Badui, orang desa, dan orang kota. Orang Badui merupakan kelompok masyarakat yang nomaden. Mereka bermata pencaharian sebagai penggembala, sehingga ia perlu hidup di tempat yang selain dapat memenuhi asupan makanan dirinya dapat juga memenuhi asupan makanan pada hewan gembalanya. Mereka tinggal di padang rumput atau di tempat yang dekat dengan sumber air. Bahkan ada pula yang lebih ekstrem yaitu orang yang menjadikan unta sebagai hewan peliharaannya. Unta yang butuh hidup di tempat yang kering mendorong pemiliknya untuk ikut serta hidup di tengah-tengah padang pasir.

Kelompok masyarakat yang dianggap lebih maju adalah masyrakat desa. Mereka telah tinggal secara menetap dengan mata pencaharian bercocok tanam. Umumnya tempat tinggal mereka di pedalaman atau di pengunungan karena mereka membutuhkan tanah yang luas untuk bercocok tanam.

Dan kelompok masyarakat yang dianggap paling maju diantara ketiga golongan ini adalah masyarakat kota. Mereka telah hidup dengan terfasilitasi teknologi yang lebih canggih dengan mata pencaharian berdagang. Kebutuhan primer dan sekunder mereka telah terpenuhi, sehingga mereka cenderung hidup megah.

Khaldun membahas pula sekilas mengenai perbedaan kondisi psikis antara masyarakat Badui dengan masyarakat kota. Dimana dikatakan bahwa masyarakat Badui lebih kuat dan lebih teguh pendidiriannya dibandingkan masyarakat kota karena mereka hidup di alam bebas dan terbiasa dalam menghadapi bahaya dengan mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Sedangkan masyarakat kota dikatakan lebih lemah dan kurang teguh secara psikis karena mereka bergantung kepada para pemimpin atau penguasa dan kepada para tentaranya. Sehingga mereka tidak akan mampu menghadapi situasi bahay aseorang diri.

Masih perbedaan secara psikis. Menurut Khaldun orang Badui itu dapat dikatakan masih  murni sedangkan orang orang kota sudah terpapar hal-hal 'buruk'. Sehingga orang badui jika 'melenceng ke jalan yang salah' dapat dengan mudah untuk dikembalikan ke 'jalan yang seharusnya', sedangkan orang kota cenderung lebih sulit dalam hal ini karena kehidupan mereka terlalu banyak berhubungan dengan urusan duniawi yang cenderung lekat dengan hawa nafsu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline