Lihat ke Halaman Asli

Masih Sedikit yang Memakai Arsitek di Indonesia

Diperbarui: 19 September 2023   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Suatu rumah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Bagaimana tidak, ketika kita masih kecil kita seringkali tidur bersamaan atau berada satu kamar dengan orang tua kita. Semakin kita dewasa mencul keinginan untuk menempati sebuah kamar seorang diri , tanpa bersamaan dengan siapapun. Tidak bisa dipungkiri semakin kita bertambah usia, rumah merupakan kebutuhan kehidupan yang sangat dibutuhkan, bukan hanya untuk beristirahat namun juga tempat untuk pulang. Bagi banyak pemuda, impian pertama dari keinginan mereka tentu tidak sedikit yang menginginkan untuk mempunyai sebuah rumah, baik itu sederhana maupun yang menengah keatas. 

Bagi orang yang sudah berkeluarga rumah mungkin unit pertama yang terlintas dipikiran untuk melanjutkan hidup. Habis ini mau tinggal dimana? Mau tidur dimana? Mau pulang kemana? Tentu sebelum memikirkan apa yang akan dilakukan besok kita terlebih dulu membutuhkan tempat yang nyman dan tenang untung berfikir dan memulai kehidupan. Tentu dengan memiliki sebuah rumah, maka satu beban pikiran yang berat telah usai, seseorang sudah bisa melanjutkan apakah yang akan ia lakukan selanjutnya. 

Namun di lingkungan kita banyak orang yang menginginkan punya rumah namun masih salah dalam langkah mencapainya. "mending beli? apa bikin sendiri ya? "

tidak ada yang salah dalam pilihan tersebut karena tentu, setiap orang punya selera masing - masing bukan?. Tapi kebanyakan orang pasti memiliki desain "dream house" nya sendiri. Tidak sedikit orang yang ingin membangun sebuah rumah dengan bermodal 0% pengalaman belajar dunia arsitektur, dan hanya referensi dari instagram atau pinterest mereka lalu mendesain "dream house" mereka sendiri. Arsitek? untuk apa? meteka merasa bisa menyerahkan dream house nya ke tukang langsung untuk dibuat. Gambar kerja? Rancangan Biaya? struktur? " tenang tukang udah pengalaman kok"

Dilansir dari pengalaman seorang arsitek di situs QUORA, biasanya orang orang seperti itu ketika rumahnya sudah jadi akan merasakan beberapa hal yang tidak nyaman, seperti bentuk yang tidak sesuai ekspetasi, jendela yang dibuat banyak untuk sirkulasi supaya sejuk namun tidak menghadap ke arah angin , ya.. bagaimana bisa masuk anginnya, lalu kaca yang dibuat untuk bukaan cahaya malah menghadap ke barat atau timur, tentu malah membuat rumah semakin panas dan proyek menjadi gagal. Memang banyak yang akan dirasakan ketika kita menghiraukan pentingnya peran arsitek dalam perencanaan pembangunan.

Di kota besar seperti Jakarta pembuatan IMB membutuhkan tanda tangan baik dari kontraktor maupun arsitek, namun tidak sedikit orang yang hanya menemui biro arsitek hanya untuk membayar tanda tangannya saja. Tentu itu akan ditolak oleh pihak arsitek, karena jika terjadi sebuah kerusakan dalam proyek, maka yang akan dicari adalah arsitek ataupun kontraktor nya. Selain mampu mendesain sebuah bangunan, arsitek juga mempertimbangkan fungsi ruang, kenyamanan, kestabilan dan kebutuhan sesuai iklim atau lokasi. itulah yang banyak orang tidak tau dan lebih memilih menyerahkan semuanya kepada tukang. Maka dari itu menurut Pandanganjogja.com kurang dari 25% Sarjana arsitek yang benar-benar menjadi seorang arsitek. buktinya? masih banyak bahkan di lingkungan sekitar kita sendiri yang melakukan pembangunan maupun renovasi rumah cuma bermodal kepercayaan kepada tukang, dan arsitek? mungkin banyak yang tidak dipakai 

Untuk memilih seorang arsitek tentunya tidak sembarangan. Kita bisa memilih berdasarkan portofolio, reset hasil project sebelumnya. maupun Sertifikat Keahlian Arsitek (SKA) yang hanya bisa diterbitkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia yangyang berasosiasi dengan Lembaga Jasa Konstruksi (LPJK). Pengetahuan akan Arsitek ini mungkin perlu diperluas dikalangan masyarakat Indonesia mengingat masih sedikit sekali arsitek yang terpakai dan masih banyak orang menghiraukan bagaimana pentingnya peran arsitek. Padahal kerusakan atau kegagalan akan berpeluang besar terjadi apabila terjadi kesalahan dalam perencanaan sebuah bangunan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline