Melihat fenomena modern sekarang dalam menjalani kehidupan sosok figur/idola memiliki peran yang cukup signifikan. oleh karena itu sebagai sosok manusia yang sedang belajar untuk bisa menjalankan kehidupan yang sesuai dengan syariat islam di butuhkannya seorang/sesosok manusia sempurna yang menjadi figur/panutan dalam melakukan segala perintah sang pencipta Allah SWT.
Dalam (QS. AL-Anbiya 21:107) allah menyatakan bahwa Nabi muhammad diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, istilah manusia sempurna ini kita artikan bahwa nabi Muhammad SAW memiliki prilaku dan kecakapan yang multi disiplin di berbagai bidang baik pribadi maupun memimpin. salah satu kemampuan yang dimiliki Rasul adalah dalam hal Berdiplomasi.
Diplomasi sendiri diartikan sebagai cara/seni dalam bernegosiasi antar satu individu dengan individu lainnya guna tercapainya kepentingan. namun berbeda halnya pengertian diplomasi dalam islam, islam mengartikan bahwa diplomasi merupakan seni Dawkwah,berunding yang di dasari kepentingan ummat manusia bukan individu maupun kepentingan elite.
Dalam pembahasan kali ini, kita mengulik sedikit bagaimana peranan rasulullah dalam berdiplomasi. adapun tertulis dalam kita Sirah nabawiyah karya Seikh Shafiyyurrahman Al mubarakfuri disebutkan bentuk diplomasi yang di lakukan rasulullah SAW, korenspondensi surat terhadap beberapa Raja dan amir, diantaranya Negus Eithopia, Binyamin (AL-Muqawqis) di mesir, Khosrau II Persia, Hercules Romawi dan Uskup Daughthir.
dalam Diplomasi, surat merupakan bentuk tertulis dalam menyampaikan sebuah kepentingan. kepentingan yang di lakukan oleh rasullah dengan raja raja tersebut pastinya memiliki kepentinga tersendiri. rasulullah SAW mengirim surat kepada raja raja tersebut guna mensyiarkan ajaran Islam unutk bisa di terima di wilayah kekuasaan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H