Lihat ke Halaman Asli

Phobia Aneh : Takut dengan Suara Station ID & Suara Operator

Diperbarui: 21 Januari 2016   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Phobia mungkin menurut orang-orang sudah biasa, takut dengan ular? Mungkin sebagian orang takut, tapi menurut saya lumayan takut. Takut dengan rambutan? Mungkin sebagian orang takut dengan itu, tapi menurut saya tidak takut dengan buah. Tapi bagaimana dengan Station ID yang selalu ada di TV setiap pergantian acara? Saya takut sekali dengan itu. Bahkan kalau ada, saya langsung ganti channel-nya. Saya takut dengan Station ID dari RCTI yang versi Sawah, versi GBK, versi rumah gadang, yang penting semua versi yang lama itu saya takut. Kalau versi yang barunya, saya sih tak takut. Tapi coba aja deh kalau saya putar video station ID RCTI yang versi sawah. Bahkan kalau aku dengar sekalipun, pasti akan ternyiang-nyiang di kepalaku bahkan tak mau hilang dari kepalaku. Entah kenapa aku takut dengan station ID RCTI. Itulah sebabnya kalau saya mau tidur, aku tidak bisa tidur kalau tidak ada suara TV. Kalau misal kakak nonton, aku langsung tidur dengan suara TV. Kalau tak ada suara TV, aku langsung takut dan teringat-ingat akan station ID RCTI.

Saya takut dengan Station ID berawal dari saya kecil dulu. Saya memang juaranya nonton TV. Tapi saat acara RCTI berakhir, pasti ada station ID yang disiarkan. Saat saya dengar itu, aku langsung takut dengan background suaranya dan yang ngacungkan jempol sembari munculkan logo “RCTI Oke.” Di situ saya takut banget. Kalau malam-malam mau minum, saya pasti takut keluar kamar karena station ID itu selalu ternyiang-nyiang di kepalaku. Entah kenapa aku takut dengan itu. Kalau ada station ID menurut orang-orang itu sudah biasa, tapi kalau saya, aduh takut banget. Selain Station ID RCTI, aku juga takut sama station ID Indosiar. Itu aku juga takut. Apalagi yang versi ikan terbang itu. Aduh, dibikin takut.

Oke, bagi yang belum tahu apa itu station ID? Nah, saya kasih tahu pengertiannya. Station ID adalah sebuah iklan TV di mana isinya tentang promosi stasiun televisi. Iklan TV ini hanya ada saat pergantian acara TV. Tujuan dari pembuatan ini yaitu untuk mempromosikan stasiun TV mereka supaya para pemirsa bisa menonton acara dari stasiun TV tersebut. Pihak stasiun TV membuat station ID harus berkreatif, supaya stasiun TV tersebut banyak digemari dan banyak dinonton. Nah, bicara masalah versi, ada banyak. Misal contoh RCTI. Ada banyak versi yang dibuat oleh stasiun TV yang berdiri sejak tahun 1989 itu. Yaitu, versi sawah, versi GBK, versi Rumah Gadang, versi Anak-anak, dan lain sebagainya. Station ID ini diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 yaitu isinya tentang logo RCTI yang berterbangan di nusantara. Lalu, pada tahun 1994, muncullah versi Rumah Gadang.

Kita tentu melihat versi Rumah Gadang ini bagi yang lahir di tahun 80’an. Skenarionya, ada ibu-ibu yang sedang menari tarian piring, lalu seorang anak yang sedang naik tangga dan bersama orang tuanya mengacungkan jempol seraya muncul slogan “RCTI Oke.” Lalu, versi sawah. Memperlihatkan air terjun, lalu kamera merosot ke persawahan, lalu melihat ada gubuk yang berisi keluarga yang sedang menonton RCTI seraya mengacungkan jempol mereka lalu ada slogan “RCTI Oke.” Dan ada versi cafe. Sebenarnya versi tersebut sudah ada pada tahun 1992, lalu digubah kembali pada tahun 1998 (kalau tidak salah). Kita diperlihatkan suasana di cafe, lalu ada beberapa orang yang sedang duduk di meja seraya mengacungkan jempol mereka dan ada slogan “RCTI Oke.” Dan yang paling terbaik yaitu versi GBK. Kita diperlihatkan suasana GBK, lalu ada dua orang anak yang sedang menonton bola di TV, dan kamera merosot mereka dan mengacungkan jempol mereka dan kamera menjauhinya dan muncul slogan “RCTI Oke.”

Masih banyak lagi versi-versi lainnya di stasiun TV RCTI. Ada versi pasar terapung, versi anak-anak, dan ada versi sawah terbaru di tahun 2015. Station ID ini muncul kembali pada tahun 2008 dengan menggunakan station ID lama mereka. Station ID lama tersebut direvisi kembali dan siap ditayangkan di tahun 2008-2011 (kalau tak salah). Lalu, pada tahun selanjutnya, tidak diperlihatkan lagi station ID di RCTI, melainkan promosi untuk acara mereka. Lalu, pada tahun 2015 setelah malam puncak perayaan ulang tahun RCTI ke 26 “Mahardika”, muncul lagi station ID terbaru dari RCTI. Yaitu versi sawah, versi anak-anak, versi reog ponorogo, dan lain-lain.

Banyak sekali station ID RCTI yang dibahas, dan maaf kalau misal pembahasan ini diluar dari topik saya. Oke, kita kembali ke masalah phobia. Selain takut dengan station ID, saya juga takut dengan suara operator.

Pernah dengar kalau misal Anda menelepon sesuatu, lalu nomor itu tidak aktif sambil ada pemberitahuan “Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.” Saat aku dengar suara itu, aku sangat takut mendengar itu. Aku tak tahu kenapa aku bisa takut mendengar itu. Apalagi background musiknya yang bersuara piano. Ketakutanku ini berawal saat saya sedang menelepon, tapi tiba-tiba muncul suara nomor yang anda tuju. Saat aku dengar suara itu plus dengan musiknya, aku sangat takut. Jangan-jangan, mungkin setan yang bicara. Yang penting, aku takut dengan suara itu. Apalagi dengan suara operator XL, diawali dengan suara piano, lalu muncul suara nomor yang anda tuju. Di situ aku sangat takut mendengar itu. Saya kira itu adalah suara setan, tapi ternyata setiap aku dengar, pasti selalu ternyiang-nyiang dikepalaku. Tak mau menghilang sekalipun. Kalau misal aku mau menelpon, aku pasti akan menjauhi ponselku, takut nanti nomor yang aku telepon tidak aktif.

Suara Station ID dan suara operator tidak bisa terlepas dari memoriku. Setiap mendengarnya, aku pasti takut dan merinding. Entah kenapa, beberapa orang menurutnya biasa, aku begitu takut mendengarnya. Mungkin beberapa orang dari Kompasianer yang berphobia sama seperti saya. Semoga saja, saya bisa menghilangkan phobia yang saya alami. Masih ada kok phobia yang saya alami, yaitu takut dengan suara iklan radio. Apalagi, BGM-nya itu seram sekali. Yang paling aku takuti, iklan promo kesehatan. Kata yang aku takuti itu “Tidak ada penyakit yang tidak bisa sembuh, kecuali malas berobat dan berusaha.” Aduh, takut kurasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline