Lihat ke Halaman Asli

Farid Reynaldi

mahasiswa Universitas Islam Indonesia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belanja Online Berbasis Smartphone: Sebuah Studi Empiris dari Pembelanja Wanita Muda di Indonesia

Diperbarui: 16 Agustus 2022   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber/nama pemilik hak cipta: Farid Reynaldi Diva Latif

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin modern serta pasar online yang juga berkembang, teknologi menghasilkan dampak yang signifikan dalam sebuah kegiatan bisnis, salah satunya adalah belanja online, banyak konsumen melakukan pembelian online untuk membeli barang barang mereka. Orang-orang lebih memilih belanja online dikarenakan memberikan beberapa manfaat yaitu menghemat waktu, tenaga, dan uang.  Terdapat faktor penting dalam belanja online yaitu layanan online dan kualitas produk, faktor tersebut dapat menjadi dorongan untuk membangun hubungan dengan konsumen (Moon, Talha, Salehin, 2021).

Pertumbuhan E-commerce menjadi salah satu faktor belanja online. Pertumbuhan e-commerce yang semakin banyak disebabkan oleh meningkatnya penyebaran dan kemudahan penggunaan internet (Haryanti & Subriadi, 2021). Berdasarkan Akhlaq & Ahmad (2014) belanja online diartikan sebagai sebuah proses dimana seorang konsumen mencari, mengevaluasi, dan membeli suatu barang melalui internet. Dalam belanja online terdapat sebuah hukum yang melindungi pembeli/konsumen selama transaksi online yang berlangsung, maka dari itu akan menghasilkan kepercayaan konsumen dimana konsumen bersedia bergantung kepada penjual terhadap proses belanja online karena merasakan keamanan.

Perempuan mulai berkontribusi dalam melakukan pembelian, khususnya setelah munculnya pembelanjaan online, yang sebelumnya hanya didominasi oleh laki-laki (Golzard, V. 2019). Internet juga menolong wanita untuk mendirikan sebuah bisnis untuk menjadi pengusaha. "kewirausahaan dinilai menjadi faktor yang penting bagi pembangunan ekonomi, kontribusi pengusaha perempuan pada sektor ini menjadi sangat penting" (Jabeen dan Nishat Faisal, 2018).

Tinjauan literatur komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belanja online berbasis smartphone banyak ditemukan bahwa sebagian besar peneliti menggunakan model penerimaan teknologi (TAM), misalnya (Shukla et al. 2021). Penelitian sebelumnya sebagai lensa teoretis yang terutama dikembangkan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi belanja online berbasis smartphone. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mengembangkan dari model penelitian dan temuan yang ada dari penelitian-penelitian sebelumnya terutama untuk konteks penelitian di Indonesia, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk minat pembelian online melalui smartphone yang besar. Indonesia juga memiliki banyak platform belanja online. Sehingga pola pembelian berbeda-beda. Penelitian ini dengan tujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi belanja online berbasis smartphone menggunakan teknik structural equation modelling.

Technology Acceptance Model (TAM)

Technology acceptance model merupakan sebuah model yang memberikan sebuah penjelasan yang valid serta pertimbangan teoritis yang telah diukur serta diamati mengarah kepada motivasi seseorang pada penggunaan sistem teknologi komputer. Technology acceptance model memiliki tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang untuk sebuah proses penerimaan pengguna, menambah wawasan teoritis, dan pengimplementasian desain sistem informasi yang benar, serta tujuan yang kedua yaitu menyediakan dasar teoritis untuk penerapannya melalui perancangan dan pengevaluasian sistem teknologi (Davis, 1985).

Dua variabel utama yang mendasari Technology acceptance model (TAM) adalah kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use). Davis (1989) mendefinisikan kegunaan yang dirasakan sebagai sejauh mana seseorang mempercayai disaat menggunakan sebuah sistem teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaan yang sedang dilakukan, kegunaan yang dirasakan mengacu kepada teknologi atau sistem yang memberikan keuntungan dan manfaat. Sedangkan kemudahan penggunaan yang dirasakan didefinisikan sejauh mana seseorang disaat menggunakan sebuah sistem dibebaskan dari kesulitan yang dirasakan tetapi seseorang didekatkan oleh kemudahan pengguna, karena disaat aplikasi atau teknologi lebih mudah untuk digunakan akan lebih mungkin diadopsi dengan mudah oleh konsumen.

TAM menjelaskan faktor-faktor yang mendorong niat individu pada penggunaan teknologi baru. Kegunaan yang dirasakan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan adalah faktor yang membentuk sikap dan niat individu terhadap teknologi baru seperti perangkat seluler, e-wallet,dll. TAM dianggap cocok terhadap penelitian ini dikarenakan TAM menganalisis dan mengidentifikasi terhadap sistem teknologi informasi yaitu pembelanjaan online melalui smartphone, serta variabel yang ada pada penelitian ini juga dianggap sesuai menggunakan TAM.

Efikasi diri internet

Efikasi diri diartikan juga sebagai kepercayaan pribadi mengenai menemukan sebuah informasi dan berkomunikasi menghasilkan keterampilan yang diperlukan (Holden et al. 2011).  Efikasi diri membantu mengurangi kecemasan individu pada produk tertentu, efikasi diri dibantu oleh kehadiran internet karena meningkatkan akses ke berbagai informasi serta mengurangi biaya pencarian (Thakur, 2018). Berdasarkan (Bandura, 1977) ,terdapat empat sumber informasi  dalam melakukan penilaian efikasi diri yang digunakan oleh individu, antara lain: Pengalaman penguasaan aktif, Pengalaman perwakilan, Persuasi sosial, dan Keadaan fisiologis. Aure et al. (2020) menemukan bahwa efikasi diri berpengaruh positif terhadap niat pembelian suatu produk, pengaruh positif disebabkan oleh efikasi diri yang dianggap sebagai keyakinan terhadap kemampuan yang mengarah kepada kepercayaan diri sehingga menimbulkan niat membeli. Namun terdapat perbedaan penemuan mengenai hubungan antara efikasi diri dengan niat membeli, menurut Chang, Ma & Chen (2020) karena konsumen merasa bahwa produk yang dijual tidak sesuai dengan deskripsi sehingga konsumen menolak untuk melakukan niat membeli. Maka hipotesis yang digunakan yaitu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline