Lihat ke Halaman Asli

Farid Pratama

Mahasiswa

Geopolitik: Konflik Rusia-Ukraina

Diperbarui: 5 Desember 2024   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang Konflik

            Konflik Rusia dan Ukraina merupakan konflik yang sangat kompleks dan dapat ditelusuri jauh sebelum tahun 2022 di mana terdapat peristiwa-peristiwa sejarah yang berkesinambungan dan saling terhubung layaknya rantai hingga membentuk peristiwa yang sekarang ini terjadi.

            Pada masa perang dingin, Amerika Serikat bersama sekutunya di Eropa membentuk sebuah pakta pertahanan yang kemudian disebut sebagai NATO yang difungsikan sebagai tempat kerjasama militer dengan tujuan menentang hegemoni Uni Soviet di Atlantik Utara. Persaingan terus terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet sampai akhirnya konflik laten ini dimenangkan oleh Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara superpower yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet yang kemudian berubah menjadi Rusia di kemudian hari.

            Kendati perang dingin telah usai, baik Amerika Serikat dan sekutunya serta Rusia masih memiliki "mental" perang dingin, sehingga persaingan antara Amerika Serikat dengan Rusia itu masih ada sampai sekarang meski tidak semenegangkan pada masa perang dingin. Alih-alih membubarkan NATO, organisasi pakta pertahanan itu masih tetap eksis hingga sekarang yang tentunya bisa dimanfaatkan oleh Amerika Serikat sewaktu-waktu jika Rusia berani menentang hegemoni Amerika Serikat. Hal tersebut tentunya bisa menjadi ancaman yang sangat serius bagi keamanan nasional Rusia mengingat sebagian besar sekutu Amerika Serikat di NATO merupakan negara-negara Eropa Barat yang berdekatan dengan Rusia itu sendiri. Satu-satunya tameng Rusia untuk melindungi Rusia dari ancaman tersebut adalah negara-negara Eropa Timur yang memang menjadi kawasan tempat pengaruh Rusia yang begitu besar, termasuk Ukraina yang merupakan negara terpenting yang menjadi akses menuju langsung ke Rusia.

            Bertahun-tahun berlalu sejak setelah perang dingin berakhir tepatnya pada tahun 2019, Ukraina memiliki rencana untuk bergabung ke dalam NATO. Hal tersebut dinyatakan langsung oleh presiden Ukraina, Vlodymyr Zelensky, yang memang cenderung lebih berpihak kepada negara-negara barat ketimbang Rusia. Hal ini tentunya disambut baik oleh NATO dan Amerika Serikat tetapi tidak disambut baik oleh Rusia. Dengan bergabungnya Ukraina sebagai anggota NATO dianggap sebagai sebuah ancaman keamanan nasional yang amat sangat serius. Bergabungnya Ukraina dengan NATO dikhawatirkan akan menjadi ancaman besar karena NATO bisa saja membangun pangkalan militer yang memiliki akses langsung menuju ke Rusia.

            Hal ini kemudian direspon serius oleh Rusia yang kemudian mengerahkan 100.000 pasukan di perbatasan antara Rusia dan Ukraina, hingga akhirnya tidak ada yang menyangka bahwa Rusia benar-benar menginvasi Ukraina, mencoba untuk merebut kembali tanah itu ke bawah kekuasaannya dan untuk mengamankan negaranya.

Dimensi Geopolitik

            Geopolitik berasal secara terminologi berasal dari dua kata, yaitu "geo" yang berarti bumi dan "politik" yang berarti cara untuk mendapatkan sesuatu. Jika didefinisikan geopolitik berarti sebuah kebijakan negara yang didasarkan pada kondisi geografis negara tersebut.

            Kebijakan Rusia dalam menginvasi Ukraina tentunya didorong oleh kondisi geografis tempat di mana Rusia berada dan kondisi geografis ini sangat berpengaruh pada kondisi keamanan nasional Rusia, karena berbatasan dengan banyak negara maka rentan sekali terjadi konflik antara negara-negara yang saling berbatasan itu.

            Uni Soviet atau Rusia pernah menjadi saingan Amerika Serikat dan sekutunya di masa lalu. Untuk menentang hegemoni Uni Soviet dan mencegah negara itu menginvasi Eropa setelah perang dunia berakhir, Amerika Serikat beserta sekutunya membentuk pakta pertahanan yang disebut NATO yang diisi oleh negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa Barat yang dikemudian hari juga semakin meluas hingga Eropa Timur. Bagaimanapun juga organisasi tersebut masih digunakan Amerika Serikat untuk menentang Rusia dan bisa digunakan kapan saja untuk menyerang Rusia.

            Jika melihat pada peta letak geografis Rusia sangat berdekatan dengan negara-negara yang menjadi sekutu dari Amerika Serikat. Di sebelah barat terdapat sekutu-sekutu Amerika Serikat dari Eropa Barat seperti Prancis, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di sebelah timur juga terdapat Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan bahkan berbatasan dengan Amerika Serikat itu sendiri yang jaraknya bahkan hanya sejauh tembakan meriam, yaitu Alaska. Dengan ini berarti Rusia berada dalam kondisi yang sangat terjepit karena dikelilingi oleh sekutu-sekutu Amerika Serikat, itulah mengapa Rusia merasa bahwa keamanan nasionalnya berada dalam kondisi yang sangat berbahaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline