Lihat ke Halaman Asli

Sandi Uno, Raja Gimmick Numero Uno dan Partai Emak-emak

Diperbarui: 15 Agustus 2018   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sandi Uno di Kepulauan Seribu, Sumber : solopos.com

"Suara partai emak-emak ini harus didengar betul," tegas Sandi Uno usai melakukan pertemuan bersama Sutrisno Bachir. Terdengar sederhana, tetapi pilihan kalimat itu sungguh tepat. Tentu saja, jika kita melihat dari sisi Sandi sebagai Calon Wakil Presiden.

Pertemuan dengan Mantan Ketua Umum PAN itu disebutnya dalam rangka bertukar data ekonomi. Terlepas benar atau tidak konten pertemuannya demikian, menu konsumsi yang disajikan Sandi kepada khalayak terbilang renyah. Beberapa mungkin akan merasa kenyang dengan sendirinya.

Saya mengenal Sandi sebagai 'Raja Gimmick'. Pertemuan kami tidak banyak, hanya dua kali dalam Forum Komunitas Tangan Di Atas. Sebuah kumpulan UMKM berisi anak-anak muda energik yang gandrung berwirausaha. Sandi diketahui sudah lama sering menjadi mentor para usahawan muda tersebut.

Beberapa kali dia menyampaikan materi, tidak banyak tips dan trik wirausaha yang dia bagi. Dia lebih banyak bercerita tentang ibu dan kebiasaan dirinya yang tidak pernah meninggalkan shalat dhuha. Artinya, Sandi lebih nyaman untuk berada di luar konten, dibanding masuk lebih mendalam untuk menyelami konten.

Jejak digital pemberitaan di media online sebagai Wakil Gubernur DKI pun senada dengan pola Sandi. Kunjungan ke Tokyo dia bumbui dengan rencana pertukaran gorila. Sebuah hasil kunjungan yang boleh jadi dianggap konyol oleh beberapa kalangan untuk ukuran pertemuan dua pemerintahan.

Terbaru, partai emak-emak muncul ke permukaan. Saya melihat, 'gimmick' milik Sandi kali ini lumayan berbobot. Paling tidak, ada dua hal yang hendak dia terangi melalui 'suar' diksi partai emak-emak.

Pertama, Sandi sebenarnya sedang menyindir Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarno Putri. Pihak pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo dia nilai lebih banyak mendengar suara 'Emak' Megawati dibandingkan suara dari sosok lain.

Kedua, Sandi memunculkan anti-tesa Megawati dengan istilah 'Emak-Emak' itu sendiri. Dia katakan "suara partai emak-emak ini harus didengar betul,". Artinya, Sandi ingin menegaskan bahwa ada emak-emak atau kaum ibu yang suaranya nyaris tak terdengar pemerintah.

Sandi sedang melakukan 'positioning' bahwa dirinya akan memperhatikan kebutuhan kalangan ibu jika terpilih menjadi Wakil Presiden. Dapur rumah para ibu, akan dia jadikan poros perjuangan untuk merebut ceruk suara kaum ibu dari petahana.

Boleh jadi, hari-hari mendatang akan dihiasi dengan komentarnya tentang harga bahan pokok yang fluktuatif. Selain itu, isu lapangan kerja dan peluang usaha menjadi melodi untuk Sandi membawakan nyanyian indah harapan ganti presiden.

Emak-Emak di Kubu Petahana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline