Lihat ke Halaman Asli

Faridatus Sholikah

Seorang pejuang komunikasi yg kuliah di Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Respati Yogyakarta

Mengenal KH Maimun Zubair

Diperbarui: 8 Agustus 2021   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH Maimun Zubair 

KH Maimun Zubair adalah seorang ulama ahli fikih, yang berasal dari daerah  Rembang tepatnya di Sarang. Masyarakat Rembang biasanya memanggil KH Maimun Zubair dengan sebutan Mbah Moen (Mun). Mbah Moen menjadi rujukan para Ulama Indonesia di bidang fiqih. Beliau adalah seorang ulama yang alim, faqih dan menjadi idola pada kalangan anak muda terutama para santri karena kata mutiara dari mbah Moen dapat menjadi penggerak atau gertakan untuk semua umat islam. 

KH Maimun Zubair lahir pada 28 Oktober 1928 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah putra pertama Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Ibu dari Beliau sendiri adalah putri dari Kiai Ahmad bin Syu'aib, pendiri dari pondok pesantren al - Anwar.

 Pondok pesantren  Al-Anwar saat ini dipimpin oleh beliau sendiri, bahkan saat ini juga terdapat MTS dan MA Al-Anwar. Di tahun 2008, mbah Moen mendirikan pondok pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang diasuh oleh KH Ubab Maimun putranya. Biasanya, di bulan Ramadhan beliau bisa berjam-jam duduk tanpa henti untuk membacakan kitab, semua waktu beliau gunakan hanya  mengutamakan untuk ilmu dan para penuntutnya. Yaitu dengan mengajarkan kepada para santrinya.

Meskipun Beliau baru pulang dari perjalan sejauh apapun dan keadaan Beliau yang sudah sangat sepuh, Beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajar santri-santrinya. Bahkan, beliau sempat tertidur beberapa detik ditengah-tengah membacakan kitab untuk antri-santrinya. Keikhlasan beliau yang begitu besar dalam mengajar dan mendidik  para santri tanpa mengharap apapun. 

Selain menjadi pengasuh pesantrean Al-Anwar, beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan. PPP menjadi pilihan Beliau untuk menyalurkan aspirasi umat lewat politik. Beliau juga aktif dalam kepengurusan NU. Pada 1985 - 1990, Beliau menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah.

Mbah Moen menutup usia di umur 90 tahun tepatnya pada (6/8/2019), beliau wafat di Makkah bertepatan saat beliau menunaikan ibadah haji. Mbah Moen dimakamkan di Ma'la, Mekkah. Makam beliau berdekatan dengan makam guru beliau, Sayid Alawi al-Maliki al-Hasani dan makam istri Rasulullah saw, Sayyidah Khadijah.

Wafatnya Beliau, tentu menjadi suatu peristiwa tak terlupakan bagi umat Islam, terutama di Indonesia. Karena seluruh umat islam di Indonesia kehilangan seorang Guru Besar umat muslim, karena Beliau dikenal sebagai sosok yang patut untuk diteladani, karena sifat dan sikap kebajikannya. Beliau adalah orang yang sabar, penyayang, santun, tegas, selalu bersyukur, rendah hati, dan sebagainya. Beliau juga sering memberikan kata - kata mutiara untuk para penuntut ilmu, yaitu para santrinya.

Beikut beberapa kata kata mutiara mbah Moen untuk para santrinya;

"Ora kabeh wong pinter kuwi bener, ora kabeh wong bener kuwi pinter" yang berarti tidak semua orang pintar itu benar, tidak semua orang benar itu pintar. Daripada menjadi orang pintar tapi tidak benar lebih baik menjadi orang benar walaupun tidak pintar.

"Ojo mikir engko dadi opo, sing penting sinau sing sergep"  Jangan mikir kelak akan jadi apa yang penting belajar yang giat. Kata-kata itu yang selalu disampaikan Mbah Moen kepada santri-santrinya.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline