Lihat ke Halaman Asli

Menyoal Moderasi Beragama Menyasar Pelajar

Diperbarui: 27 September 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menyoal Moderasi Beragama Menyasar Pelajar
Oleh: Nanik Farida Priatmaja, S. Pd
(Pegiat Literasi) 

Iriana Joko Widodo (Jokowi), Ibu Wury Ma'ruf Amin dan sejumlah istri menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) menggaungkan Moderasi Beragama kepada ratusan pelajar lintas agama di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Ini ditujukan untuk menanamkan nilai moderasi beragama sejak dini.Sebanyak 500 pelajar di Balikpapan berkontribusi dalam kegiatan bertajuk 'Sosialisasi Moderat Sejak Dini' yang mengangkat tema "Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia" pada Rabu (11/9/2024). Kegiatan ini turut dihadiri para istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) KIM.Baca juga:Imam Besar Al Azhar Jadi Dosen Tamu di UIN Jakarta, Singgung Toleransi AgamaMerujuk keterangan tertulis yang diterima detikHikmah, ratusan pelajar lintas agama ini berasal dari sekolah madrasah aliyah dan SMA se-Kota Balikpapan yang bernaung di bawah Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (detiknews, 11/9/2024).

Moderasi beragama menyasar pelajar bertujuan menanamkan nilai pada pelajar. Fakta pelajar saat ini terjadi dekadensi moral pelajar yang semakin hari semakin parah (bullying, seks bebas, rudapaksa, aborsi, narkoba, kriminalitas, dll). Hal inilah yang sebenarnya menjadi akar problematika pelajar yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali dengan apa yang dimaksud dalam nilai-nilai moderasi. Bahkan, penanaman nilai moderasi beragama dikalangan pelajar justru akan berpotensi menjauhkan generasi dari nilai-nilai Islam yang sesungguhnya. 

Sudah menjadi rahasia umum, moderasi adalah produk sistem kapitalisme barat yang berupaya menjadikan sistem Islam sebagai lawan. Sehingga demi melanggengkan kekuasaannya, barat menancapkan ide mereka melalui generasi muda Islam dengan tujuan menormalisasi ide-ide barat lainnya seperti pluralisme, sinkretisme, HAM, sekulerisme dan isme-isme lainnya. 

Barat sebagai kaum penjajah sangat paham bahwa kebangkitan Islam hanya dapat diraih melalui kebangkitan pemikiran Islam Ideologis. Pemikiran Islam Ideologis hanya dapat dicapai jika kaum muslim memahami Islam sebagai pandangan hidup. Sehingga wajar barat senantiasa berusaha melabeli upaya-upaya dakwah kaum muslim yang berideologi Islam dengan label negatif seperti radikalisme, ekstrimisme, fundamentalis dan sebagainya. Hal ini demi menciptakan islamophobia dikalangan kaum muslim. 

Moderasi beragama yang digencarkan kepada pelajar bertujuan untuk menangkal radikalisme (baca: Ideologi Islam) di kalangan pelajar yang dipandang sebagai musuh Kapitalisme. Tujuan utamanya adalah membentuk profil moderat dalam agama dan menjauhkan profil kepribadian Islam. Sehingga sangat jelas bahwa kerusakan moral remaja bukanlah menjadi fokus kekhawatiran negara. Penguasa negeri ini hanya menjalankan peran sebagai penjaga sistem sesuai arahan Barat.

Sudah selayaknya generasi muslim menjadi duta Islam yang murni. Generasi yang tidak boleh mengkontaminasi pemikiran Islam dengan pemikiran Barat yang jelas-jelas bertentangan dengan pemikiran Islam. Pasalnya pemikiran diluar Islam hanya akan menenggelamkan generasi muslim menuju keterpurukan yang sangat dalam.

Profil generasi muslim yang  produktif, tangguh dan mampu pembangun peradaban mulia hanya mampu dicetak oleh negara yang menetapkan sistem Islam. Dalam negara Islam, kualitas generasi akan terus dijaga dan diupgrade dengan syaksiyah Islam melalui sistem pendidikan yang didukung penuh dengan sistem ekonomi, politik dan sistem yang lainnya. Sehingga terwujudlah Islam rahmatan lil alamin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline