Lihat ke Halaman Asli

KAJIAN ANNISA FOSIMMIK

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

oleh : farida maera rosita

Asyiknya tadi pagi, hari selasa, 2 November 2010, dikampus tercinta kita di keperawatan Undip, saya mengikuti kajian Annisa Fosimmik di mushola PSIK UNDIP. ANNISA merupakan departemen dari organisasi FOSIMMIK UNDIP. Disini kita mendapat banyak kajian materi dari para narasumber yang berwawasan luas, sehingga kita dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Annisa Fosimmik sendiri merupakan kajian islamiah untuk para ahwat karena disini kita mempelajari tentang perempuan Islam yang baik seperti apa. Tadi pagi saya ikut kajiannya terlambat sehingga saya agak menyesal, karena menurut saya dengan mengikuti kajian ini maka pengetahuan saya tentang islam semakin bertambah dan dapat memotivasi saya untuk dapat menjadi seorang perempuan muslimah yang berakhlaq soleha sehingga nantinya bisa menjadi seorang ibu yang dapat mengurus keluarga dan mendidik anak-anaknya dengan mainset yang baik.

Kajian annisa tadi pagi adalah: “PROBLEM YANG DIHADAPI PEREMPUAN”, disini kita tahu kalau masalah perempuan itu sangat banyak sekali, seperti:

1)Rawan sebagai objek KDRT: banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya, padahal tugas seorang ibu sangat berat, yaitu mengurusikehidupan rumah tangga, membersihkan rumah, mendidik anak dengan mainset yang baik, mengelola keuangan rumah tangga, dan lain-lain

2)Pelecehan seksual: untuk kaum perempuan seringkali terjadi pelecehan sosial, lihat saja di alat transportasi umum, seperti: bus, kereta api dan lain-lain, hal semacam itu sudah seringkali terjadi, misalnya: seorang laki-laki menyenggol seorang perempuan di bus tapi dia menyenggolnya memilih-milih.

3)Kwalitas pendidikan rendah, hal ini disebabkan karena perempuan kerjanya hanya dirumah dan dianggap pendidikan itu kurang penting, sehingga perempuan lebih dianggap rendah daripada laki-laki.

4)Ketergantungan ekonomi: riset membuktikan bahwa 70% perempuan jatuh miskin setelah suaminya meninggal/si perempuannya itu diceraikan.

5)Mayoritas perempuan tidak mandiri secara ekonomi, sehingga hidupnya hanya bergantung pada suaminya, tapi sekarang kita sebagai perempuan dapat membuktikan bahwa perempuan-perempuan masa kini bisa berdiri sendiri, menghasilkan uang sendiri dengan kemampuan yang ia miliki, selagi dia mau untuk berusaha.

6)Minim pengetahuan ekonomi dan skill.

Untuk “PROBLEM PEREMPUAN DI KAMPUS”, yaitu seperti:

1)Masalah gender: biasanya yang menjadi ketua dalam suatu kelas adalah anak laki-laki, tapi sebenarnya kalau anak perempuan mempunyai kemauan untuk memimpin, WHY NOT? Kita sebagai seorang perempuan muslim harus berpegang kepada kata-kata “SULIT TAPI BISA”, sehingga kita punya pegangan dan acuan untuk dapat selangkah lebih maju daripada laki-laki. Kita disini perempuan berusaha untuk dapat melakukan hal tersebut walaupun sulit tapi kita harus bisa.

2)Mayoritas anak kampus/mahasiswa hanya mempunyai pola “KOS-KAMPUS-KANTIN”, karena mereka belum sadar bahwa masih ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat di saat sela-sela kegiatan kampus, seperti ikut keorganisasian kampus (HIMKA).

3)Sedikit sekali mahasiswa berpikir untuk mampu bergerak lebih cepat dari sebelumnya, maksudnya jangan terlalu santai dalam melakukan sesuatu, ada saat-saatnya dia harus serius dan ada saat-saatnya dia santai.

Problem perempuan sangat berat sekali karena perempuan sangat rendah hati, coba anda bayangkan saja kalau ada lauk-pauk dirumah, lauk itu siapa yang makan duluan, apakah istri duluan? Tentu saja tidak, karena sudah pasti istri menawarkan terlebih dahulu kepada suami dan jelas suami dulu yang makan lauk-pauk itu, baru kemudian istri. DAN YANG TAHU KONDISI SEMACAM INI SERING TERJADI ADALAH “MAHASISWA”karena disini kita sebagai mahasiswa harus memiliki pemikiran jauh lebih baik dibandingkan orang-orang biasa. Seorang ibu juga dikatakan sebagai sekolah bagi anak-anaknya karena ibu yang selalu mendidik kita menjadi manusia yang memiliki moral yang baik sesuai dengan yang diharapkan keluarga.

Terus apakah sama mainset seorang ibu yang dulunya lulusan sarjana dengan mainset seorang kibu yang hanya ibu rumah tangga? Tentu jawabannya jelas saja berbeda karena orang lulusan sarjana memiliki trik-trik khusus bagaimana sih cara mendidik anaknya. Cara dia bergaul dengan tetangga/masyarakat pun berbeda.

Kenapa aktifis perempuan tidak suka disebut wanita? Ya jawabanya karena wanita: lebih ke objek (yang mempunyai makna “yang di idam-idamkan), sedangkan perempuan lebih kesubjek atau bermakna yang empunya.

Golongan perempuan yaitu:

Golongan bermental egois dan materialis, biasanya: memikirkan diri sendiri, cuek dan takut dengan perubahan, minim wawasan, mengikuti arus, tidak peduli lingkungan.

Untuk itu kita sebagai perempuan muslimah generasi penerus bangsa harus bisa mengubah pandangan masyarakat mengenai apa yang dipikirkan masyarakat tentang perempuan yang buruk-buruknya. Dan sebagai penutup dari kajian ANNISA FOSIMMIK adalah kita sebagai perempuan harus dapat menerapkan semboyan “SULIT TAPI BISA”

Ayo hidup perempuan islam generasi bangsa dan semoga ANNISA FOSIMMIK UNDIP semakin jaya serta kajian-kajian yang diberikan lebih banyak dan menarik lagi. Amin....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline