Lihat ke Halaman Asli

FARID ALI YAFI

Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Yuk Pahami Takhrij Hadits Dakwah walaupun Satu Ayat

Diperbarui: 17 September 2022   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nu.or.id

      

Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat muslim berupa menyeru atau mengajak sasaran yang menjadi objek dakwah untuk kembali ke jalan yang benar. Dakwah dilakukan dengan cara arif dan bijaksana sesuai dengan syariat islam yang menjadi keharusan bagi setiap muslim. Dakwah sendiri jika ditinjau dari segi bahasa, dakwah memiliki artian memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, dan mendorong. Dalam bahasa arab kata dakwah merupakan bentuk mashdar dari kata da’a, yad’u, da’watan, yang berarti memanggil, menyeru, atau mengajak (Fathul Bari, 2008: 17)

Dalam kehidupan sehari-hari setiap muslim yang dibebani tanggung jawab dakwah ini terkadang merasa kurang percaya diri atau minder akan dirinya karena merasa dirinya belum mencukupi suatu titik kepantasan untuk disebut pendakwah perihal dirinya yang masih belum sempurna akal pikiran dan imannya. Oleh karena itu berbagai dalil baik al-qur’an dan hadits memberikan klarifikasi atau pembelaan terhadapnya. Berbagai hadits simpang siur tanpa kita tahu kualitas sohih tidaknya, maka disini penulis melakukan takhrij salah satu hadits tentang perintah tabligh walaupun satu ayat. Dengan adanya takhrij hadits ini diharapkan bisa membawa manfaat yang besar bagi kita semua. Aamiin.

  • Teks Hadits dan Terjemahnya

صحيح البخاري ٣٢٠٢: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي كَبْشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ.

Artinya: Shahih Bukhari 3202; Telah bercerita kepada kami Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad telah mengabarkan kepada kami Al Awza'iy telah bercerita kepada kami Hassan bin 'Athiyyah dari Abi Kabsyah dari 'Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak mengapa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka."

  • Profil Perawi Hadits

Dalam mempermudah suatu pentakhrijan hadits dalam segi pendeskripsiannya, penulis sertakan profil singkat serta komentar ulama atas perindividual perawi hadits ini.

  • Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash bin Wa’il

Nama kunyah beliau adalah Abu Muhammad, beliau berasal dari kalangan sahabat, beliau berasal dari nasab As-Sahmiy Al-Qurasyiy. Dilahirkan di Maru dan wafat di Tha’if pada tahun 63 H. Periwayatan hadits beliau meliputi: 71 Hadits dalam Shahih Bukhori, 67 hadits dalam Shahih Muslim, 93 hadits dalam Tirmidzi, 154 hadits dalam Abu Daud, 124 hadits dalan Sunan An-Nasa’I, 116 hadits dalam Ibn Majah, 41 hadits dalam Darimi, 639 hadits dalam sunan Ahmad, 10 hadits dalam Malik. Komentar ulama muhaddisin terhadap beliau dalam segi periwayatan hadits tidak diragukan lagi karena beliau adalah sahabat Nabi Muhammad SAW.

  • Abdur Rahman bin ‘Amru bin Abi ‘Amru

Nama kunyah beliau adalah Abu Amru, lahir di Syam dan wafat di Baitul Maqdis pada tahun 157 H, beliau bernasabkan  Al-Awza’iy dan dari kalangan Tabi’it Tabi’in kalangan tua. Periwayatan hadits beliau meliputi: 71 hadits dalam Shahih Bukhori, 60 hadits dalam Shahih Muslim, 29 hadits dalam Tirmidzi, 75 hadits dalam Abu Daud, 119 hadits dalam Nasa’i, 79 hadits dalam Ibnu Majah, 103 hadits dalam Darimi, dan 194 hadits dalam sunan Ahmad. Komentar ulama terhadap beliau dalam segi periwayatan hadits yaitu: Tsiqah Jalil (Ibn Hajar Al-Asqolani), Tsiqah (Al-Ajliy) Tsiqah (Ibn Hibban), Syeikh Islam Faqih Zuhud (Adz-Dzahabi).

  • Hasan bin ‘Athiyah

Kunyah beliau adalah Abu Bakar, beliau dilahirkan di Syam dan wafat di Andalusia pada tahun 541 H. Beliau termasuk golongan Tabi’in kalangan biasa. Periwayatan hadits beliau meliputi: 2 hadits dalam Shahih Bukhori, 2 hadits dalam Shohih Muslim, 3 hadits dalam Tirmidzi, 12 hadits dalam Sunan Abu Daud, 3 hadits dalam Sunan An-Nasa’I, 5 hadits dalam sunan Ibnu Majah, 9 hadits dalam Darimi, dan 27 hadits dalam Sunan Ahmad. Adapaun komentar ulama terhadap beliau dalam segi periwayatan hadits yaitu: Tsiqah (Ahmad bin Hambal), Tsiqah (Yahya bin Ma’in), Tsiqah (Ibnu Hibban), dan Tsiqah Faqih Abid (Ibn Hajar Al-Asqolani).

  • Abu Kabsyah

Beliau hidup di Syam, nasab beliau yaitu As-Saluly. Beliau dari kalngan Tabi’in kalangan tua. Periwayatan hadits beliau meliputi: 2 hadits dalam Shahih Bukhori, 1 Hadits dalam Tirmidzi, 5 hadits dalam Sunan Abu Daud, 3 hadits dalam Darimi, dan 8 hadits dalam Sunan Ahmad.

  • Abdullah bin ‘Amru bin Al-‘Ash bin Wail

Nama kunyah beliau yaitu Abu Muhammad, bernasabkan As-Sahmiy Al-Qurasyiy. Beliau dilahirkan di Maru dan wafat di Tha’if pada tahun 63 H. Beliau dari kalangan sahabat. Periwayatan hadits beliau meliputi: 71 hadits dalam shahih Bukhori, 67 hadits dalam Shahih Muslim, 93 hadits dalam Sunan Tirmidzi, 154 hadits dalam Sunan Abu Daud, 124 hadits dalam Sunan An-Nasa’I, 116 hadits dalam Sunan Ibn Majah, 41 hadits dalam Darimi, 639 hadits dalam Sunan Ahmad, dan 10 hadits dalam Malik. Adapun komentar ulama mengenai beliau dalam segi periwayatan hadits yaitu tidak diragukan lagi karena beliau adalah kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW.

  • Hadits Serupa sebagai penguat
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline