Lihat ke Halaman Asli

Mengutuk Pagi

Diperbarui: 31 Maret 2021   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senjaku meredup

malam menggantinya dengan sayup

bersama lelah mataku yang kututup

menyelam dalam harap yang berdegup

Detik berlalu cepat

malam melesat tak dapat dicegat

hingga kuningnya menyapa mendekat

hangat sinarnya mendekap erat

Pagi menghampiri, memaksa tersenyum lagi

cerahnya mengutuk bangkitkan diri

merengkuh sekam yang menimbun api

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline