Lihat ke Halaman Asli

Keutamaan Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijjah

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada satu amal soleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal soleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak ada satu pun daripada keduanya (jiwa dan harta) yang kembali.”[1]

Keutamaan Beramal di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu amal soleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal soleh yang dilakukan pada hari-hari ini (iaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”[6]
Ibnu Rajab Al Hambali menyatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada pengecualian. Jika dikatakan bahawa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan bahawa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.”[7]

Amalan yang Dianjurkan di Sepuluh Hari Pertama Awal Dzulhijjah

Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijjah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut boleh jadi solat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan soleh lainnya.[12] Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijjah adalah amalan puasa. Dari Hunaidah bin Kholid, dari isterinya, beberapa isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya[13], …”[14]
Di antara sahabat yang megamalkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijjah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qatadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat majoritas ulama. [15]

Keutamaan Hari Arafah

Di antara keutamaan hari Arafah (9 Dzulhijjah) disebutkan dalam hadits berikut,

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arafah (yaitu untuk orang yang berada di Arafah). Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”[20]

Keutamaan yang lainnya, hari Arafah adalah waktu mustajabnya do’a. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline