Berawal dari penglihatan, waktu pun berjalan ku nikmati setiap maknanya. Karena di saat itu ku berada dalam zona nyaman. Dan di depan mataku ada suatu kegiatan sehingga sangat menarik untuk ku pandangi. Yah, pandangan itu adalah sebuah kebagagiaan yang tergambar dalam wajah anak kecil. Bukan satu, bahkan banyak anak kecil yang sedang berkumpul di suatu organisasi.
Yang beranggotakan 5 anak dan orang tua. Mungkin, bisa dikatakan sebagai orang tua sementara selama dalam masa karantina. Karena disitu ada sebuah permainan yang bernama "Anak Cerdas Indonesia" dalam waktu 1 minggu anak yang awalnya tidak saling mengenal dengan berjalannya waktu sampai 1 minggu anak harus dapat saling mengenal satu sama lain, memahami karena saling menghargai, dan paling penting dapat membentuk karakter anak dengan baik dalam masa karantina tersebut.
Dalam 1 minggu yang bertemakan bermain peran. Bermain peran tersebut akan di lakukan oleh anak-anak yang berjumlah 5 anak. Diantaranya adalah Diego (si buta), Aldo (si tuli), Putri (si bisu), Salsa (cacat fisik pada tangannya), dan Riko (cacat fisik pada kakinya). Pada siang hari ada acara makan bersama di meja bundar yang terletak ruang tengah. Ada satu mbak Sinta namanya sebagai pendamping untuk melihat segala perkembangan ketika acara makan siang dimulai sampai selesainya makan siang anak-anak.
Karena Si Diego buta dia makan di suapin oleh Putri, dan sedangkan Salsa makan di suapin oleh Riko. Yang makan tanpa di suapi hanya lah Aldo yang sangat menikamti makanannya karena dia beranggapan bahwa Aldo mempunyai peran sebagai Si Tuli, dia hanya bersikap cuwek dan tak memperdulikan di sekitarnya. yang terjadi. Ketika Putri menyuapin Diego yang ke-tiga. Tiba-tiba dengan tidak sengaja Putri menjatuhkan suapannya itu kepada Diego yang terkena bajunya di bagian dadanya. Dan Diego pun sangat marah sekali karena bajunya baru saja ganti. Setelah itu Putri hanya diam melihat tingkah Diego yang memarahinya.
Setelah melihat kejadian tersebut Riko menghapiri mereka berdua untuk memberi pengertian kepada Diego dan Putri untuk menjelaskan kepada Diego bahwa apa yang telah dilakukan Putri hanyalah sebuah peristiwa tidak kesengajaan, dengan Putri yang berperan tidak bias berbicara karena bisu, Riko yang mewakili untuk mengucapkan kata minta maaf kepada Diego.
Diego pun menerima permintaan maaf dari Putri yang lewat perantara Riko. Dan nilai hidup yang dapat di ambil dari pelajaran di hari itu adalah setiap makhluk hidup selalu membutuhkan bantuan dari orang lain juga, ucapkan maaf jika mempunyai kesalahan sekecil apa pun dengan orang, dan bersabarlah jika mengalami segala macam apa pun masalahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H