Pemerintahan SBY diujung masa jabatannya telah menyediakan fasilitas yang ekslusif kepada calon presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi yaitu dengan pemberian kendaraan dinas berupa mobil mewah Mercy untuk digunakan Jokowi beserta menteri-menterinya dalam melaksanakan tugas kenegaraannya nanti. Menurut berita yang saya baca, Jokowi menolak pemberian mobil tersebut karena menurutnya mobil tersebut terlalu mewah dan merupakan pemborosan anggaran. Sebagai orang awam saya salut melihat Jokowi, menolak fasilitas mewah. Nah yang jadi pertanyaan saat ini mobil dinas merek apakah yang nanti akan dipilih Jokowi untuknya dan para menteri-menterinya ya? Saya sih berharap penolakan tersebut bukanlah pencitraan seperti yang selama ini selalu dia lakukan, hanya untuk mencuri simpati rakyat dan agar dikatakan pemimpin yang sederhana. Ya semoga saja tidak.
Beberapa waktu lalu beberapa media ramai memberitakan kicauan Tommy Soeharto di sosial media. Saya sangat setuju dengan pernyataan anak bungsu mantan presiden Soeharto tersebut. Tomy menyarankan agar Jokowi menjadikan mobil Esemka sebagai mobil dinasnya dan para menterinya nanti. Kan berkat nama Esemka nama Jokowi melambung tinggi, ibarat artis yang baru naik daun, nama Jokowi harum bak bunga semerbak, seorang pejabat pemerintah daerah yang benar-benar merakyat yang mencintai produk buatan anak bangsa dan menjadikan mobil Esemka kendaraan dinasnya, namun sayang proyek pengadaan mobil Esemka tersebut harus dipendam dalam ketidakpastian karena sang promotor sibuk berkampanye ria untuk pilgub DKI dan baru setahun setengah menjabar gubernur DKI sang promotor sibuk kampenye sebagai presiden. Setelah terpilih menjadi presiden yang katanya presiden pilihan rakyat, yang katanya pemimpin yang merakyat, tidak sombong dan baik hati, yang katanya peduli nasib rakyat, saat ini adalah waktu yang tepat untuk meneruskan proyek pengembangan mobil Esemka yang dulu dikendarainya demi memuluskan langkah menjadi DKI 1.
Jokowi telah menolak Mercy, sebaiknya Jokowi mengembangkan proyek mobil Esemka agar bisa dapat menjadi kendaraan dinas bagi para menteri, bukan hanya menteri, bahkan kepala daerah, pejabat daerah dan BUMN pun sebaiknya menggunakan mobil Esemka yang buatan dalam negeri. Karena jika proyek mobil Esemka itu benar-benar direalisasikan maka rakyat Indonesia tidak perlu membeli mobil-mobil buatan Jepang atau Eropa karena pasti mobil Esemka jauh lebih murah. Jokowi sendiri dulu yang menggadang-gadang kualitas mobil Esemka tidak kalah dengan mobil buatan negara lain. Kalau Indonesia sudah mampu menciptakan indestri otomotive sendiri, berarti ada kemajuan bagi Indonesia. Proyek mobil Esemka tersebut tentunya akan dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi rakyat, dan otomatis pengangguran dapat berkurang karena semua rakyat diperdayakan. Orang-orang pintar yang ahli mekanik dan ahli mesin dan permobilan pun tidak perlu harus kerja ke luar negeri demi gaji yang lebih tinggi, mereka difungsikan untuk mega proyek mobil Esemka. Jika Jokowi menyetujui Esemka jadi mobil dinas seluruh pejabat di Indonesia ini saya salut banget, berarti benar-benar presiden yang merakyat, karena dari orang nomor satulah dulu yang memberikan contoh kepada rakyatnya, mudah-mudahan rakyat akan meniru.
Bagaimana pak Jokowi??? Siapkan anda dengan mobil Esemka yang dulu anda kendarai sebagai kendaraan politik anda? Jangan hanya pencitraan doang dong pak, buktikan kalau Bapak memang benar-benar presiden dari rakyat untuk rakyat dan merakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H