Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Farid

Nama asli

Lika-liku Perjuangan

Diperbarui: 13 Juni 2019   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

*Hidup tak semudah membalikkan tangan*

Tepat di hari jum'at yang lalu saya menghubungi salah satu teman saya nama nya muhammad dia salah satu pengurus di sebuah pesantren di mana pesantren Tersebut tempat nya saya menimba ilmu pula. Di kala sore itu suasana di pesantren sepi,hening sehingga bermuncullah fikiran perasaan gelisah,males ,dsb. Sehingga saya punya fikiran jalan-jalan untuk mengisi suasana ke heningan ini tanpa berfikir penjang saya hubungi muhammad untuk ikut ke situbondo guna silaturahmi ke rumah pak lek saya kebetulan beliau dari asal kelahiran jember namun mempersunting seorang gadis desa di di salah desa di situbondo.

Suasana sepi pun di hari jum'at seperti hari sebelum nya karna memang masih suasana liburan pesantren hanya beberapa pengurus saja yang menjaga pondok sehingga muncullah di benak untuk silaturrahmi ke rumah pak lek yang ada di situbondo. Tepat pada hari sabtu pagi saya memenuhi i'tikad untuk pergi silaturrahmi dengan persiapan seadanya langsung berangkat bismillah selamat sampai tujuan.

Akhirnya di pertengahan jalan pun ada problem van kempes yang menjadi problem utama ketika perjalanan jauh saya pun membawa ke bengkel di pinggir jalan raya ternyata ban harus di ganti baru nya karna bocor nya terlalu parah di situlah perasaan mulai bingung mau melanjutkab perjalanan atau tidak karna uang pas-pasan sehingga tidak boleh tidak harus membayar ongkos dan beli bam baru khawatir sudah memenuhi fikiran ku karna uang sudah tinggal 30 ribu sedangkan tujuan masih jauh. Sehingga harus rela mengantri lama di sebuah Pom untuk mendapatkan premium dengan harga yang lebih murah di banding dengan alat bakar yang lain nya.

Dengan bermodal keyakinan saya melanjutkan perjalanan ke situbondo dengan bermodal google maps di sebuah android yang sangat sederhana  hingga Al hamdulillh sampai juga ke tempat tujuan meski kesasar sampai menelusuri jalan bebatuan jatuh terkapai di tengah pedesaan tanpa ada seorang pun yang lewat tapi niat sama sekali tidak pudar tetap mengikuti petunjuk GPS meski petunjuk nya kesasar kemana.

Tepat 900 km dari rumah nya pak lek saya telfon pak lek kemudian di jemput.

Al hamdulillah akhirnya sampai dengan suasana bahagia karna baru pertama kerkunjung kerumah beliau meski banyak perjuangan di perjalanan mulai dari ban kempes banyak nya jalan yang menggelembung dan bahan-bahan material yang mengganggu perjalanan kami

Sesampai nya di sana kami ngobrol-ngobrol dengan pak lek dengan obrolan yang mengharukan mulai dari perjuangan dalam rumah tangga,suka duka nya beliau ceritakan bagaimana beliau memulai proses hidup rumah tangga di mulai dari NOL sampai akhir nya hidup dengan kehidupan yang layak sangat bermanfaat bagi saya bahkan bagi pembaca yang lain nya.

Ini saja untuk kisah perjalanan pak lek saya saya akan tulis di waktu luang yg akan datang .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline