Lihat ke Halaman Asli

Hilang berulang

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disini cuaca berubah cepat

Awan yang jarang jarang pada siang hari

Berbuah hujan di malam hari

Berselimutkan hujan dimalam hari

Adalah hal yang lumrah belakangan ini.

Tatapanku keluar jendela

Menegaskan posisi diri ini

Hilang

Hilang

Berselimutkan hujan aku

Hilang

Dan

Hilang

Bukan hujan yang membawa aku

Hilang

Tapi kebiasaan.

Meletakan makna kedua

Sebagai metafor

Hilang

Bukan dalam arti sesungguhnya

Namun

Hilang

Adalah suatu yang niscaya

Ketika menjauh dari koordinat akal yang dipahami

Pemikiran cenderung tidak selaras dengan tindakan.

Maka serasa

Hilang

Asa yang putus bukan tujuan

Walau sering abai terhadap suara akal dan rasa

Namun penjungkirbalikan kebiasaan

Adalah langkah awal

Menuju kemunculan setelah

Hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline