Lihat ke Halaman Asli

Farich Alfan

frch_alfn

Donor Darah ''Lintas Iman'' Langkah Baru Mendukung Perdamaian Antar Ummat

Diperbarui: 25 Desember 2023   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pasca sarjana ugm

Oleh;  Hanifatunnisa

Yogyakarta- Program Studi Inter-Religious Studies, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat melalui kegiatan donor darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Gunung Kidul, Jumat (15/12)

Kegiatan donor darah lintas iman yang diinisiasi oleh Program Studi Inter-Religious Studies, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah ini bertujuan untuk merekatkan persaudaraan lintas iman di kota Gunung Kidul dan sekitarnya, melalui kesadaran akan pentingnya donor darah dalam mendukung stok darah yang memadai di PMI tanpa memandang status agama atau perbedaan lainnya. Kehadiran para tokoh agama mulai dari agama Islam, Kristen, Hindhu, dan Buddha memberi semangat dan inspirasi kepada Masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiataan kemanusiaan ini tanpa memandang status agama.

Selain dihadiri oleh beberapa tokoh agama, kegiatan tersebut juga mengundang Bapak Ngatemi, selaku perwakilan dari FKUB Gunung Kidul. Dalam sambutannya, Bapak Ngatemi menyampaikan pentingnya peran setiap individu dalam membantu sesama melalui tindakan sederhana seperti donor darah sebagai wujud dari rasa kemanusiaan.

"Kegiatan donor darah merupakan kegiatan kemanusiaan yang nilainya tinggi. Tentu, dalam agama apapun senantiasa mengajarkan tolong menolong. Dalam Islam juga dikatakan jika kamu menginginkan pertolongan Tuhan, maka senanglah untuk menolong orang lain, tanpa membedakan agama apapun, karena semua adalah ummat Tuhan, jadi harus saling tolong karena kemanusiaan adalah milik kita semua" ujar Bapak Ngatemi, selaku perwakilan dari FKUB Gunung Kidul.

Dalam wawancaranya, Bapak Ngatemi juga menyampaikan pentingnya kegiatan lintas iman, seperti donor darah. Hal tersebut untuk meningkatkan kerukunan beragama, selain donor darah, beberapa kegiatan di Gunung Kidul seperti jalan sehat untuk semua ummat beragama dengan menggunakan kaos yang sama, dan kegiatan lintas agama lain yang diadakan untuk menjaga kerukunan ummat beragama di Gunung Kidul. Uniknya, meskipun kota Gunung Kidul terdiri dari berbagai ummat beragama, konflik jarang sekali terjadi di kota tersebut.

Selain itu, penulis juga sempat bertanya kepada Bapak Ngatemi terkait dengan bagaimana respon Masyarakat luar terhadap donor darah lintas iman. Menurut pengalaman beliau, memang beberapa orang ada yang menolak menerima darah dari mereka yang berbeda keyakinan, hal tersebut sebagai bentuk kehati-hatian terhadap sesuatu yang tidak diinginkan dengan latar belakang agama. Namun, bapak Ngatemi menegaskan bahwasannya donor darah merupakan unsur kemanusiaan yang didalamnya terdapat urusan darurat untuk membantu yang membutuhkan. Dalam agama Islam sendiri ada kaidah yang berbunyi;

الضرورات تبيح المظورات 

Yang artinya,

''Keadaan Darurat membolehkan sesuatu yang Terlarang''.

Hal tersebut selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan sebagai berikut;

"Sebenarnya ini jangan diambil dari unsur lain, harus dilihat dari unsur kemanusiaan. Saling membantu, saling memberi manfaat, kalau ada saudara kita yang hampir meninggal dan membutuhkan darah kita, sedangkan yang ada disitu orang Islam, yang butuh orang katolik, tidak masalah, karena itu adalah suatu hal yang darurat. Karena ketika keadaan darurat, maka dalam islam diperbolehkan. Kecuali jika hal tersebut berkaitan dengan perkawinan, tentu itu tidak boleh", ujar Pak Ngatemi.

Tak hanya Bpk Ngatemi, Penulis juga mewancarai Ibu Asih. Umat Kristen yg turut mengikuti donor darah. Dalam wawancaranya, ia menyampaikan pentingnya program donor darah untuk membantu saudara-saudara kita diluaran sana yang membutuhkan. adapun kegiatan donor darah dengan embel-embel 'lintas agama' diakui sebagai hal yang baik karena mampu mewujudkan kerukunan dalam beragama melalui kegiatan kemanusiaan. dari wawancara yang dilakukan ibu Asih mengaku mendapatkan informasi terkait dengan donor darah dari gereja yang setiap minggu ia datangi. Gereja akan menyampaikan kegiatan tersebut yang sebelumnya telah diamanati oleh pihak FKUB untuk disampaikan kepada para jama'ahnya. Bahkan, bukan sekali atau dua kali Ibu Asih turut dalam program seperti donor darah lintas iman, ia mengaku telah melakukan berkali-kali program tersebut, dan program-program lainnya yang bertujuan untuk perdamaian antar ummat beragama.

Selain itu, PMI Kota Gunung Kidul juga turut mendukung kegiatan donor darah lintas iman ini dengan menyediakan fasilitas dan tim medis yang terampil untuk memastikan proses donor darah berjalan dengan aman dan lancar.

Dengan semangat kepedulian terhadap sesama, kegiatan donor darah lintas iman yang dilakukan oleh program Program Studi Inter-Religious Studies, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada hari ini menjadi sebuah Langkah baru untuk mendukung ketersediaan darah bagi pasien yang membutuhkan serta sebagai bentuk Langkah nyata membentuk perdamaian antar umat beragama di Gunung Kidul. Dengan harapan kedepannya, program ini bisa berjalan terus setiap tahunnya dan bisa memotivasi program-program lain untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian dalam suatu masyrakat majemuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline