Lihat ke Halaman Asli

Muhammad FarhanYazid

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Liga Dijeda, Waktunya Ramaikan Piala Dunia!

Diperbarui: 13 November 2022   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Perancis kala merayakan kesuksesan mereka 2018 lalu. (c) Viva | REUTERS/Kai Pfaffenbach 

Piala Dunia 2022 Qatar hanya tinggal menghitung hari. Ada beberapa alasan dibalik kurang hypenya Piala Dunia kali ini. Mulai dari isu kemanusiaan hingga banyak bintang yang tak berlaga jadi alasan. Sudah banyak tulisan yang mengangkat isu kemanusiaan dari Piala Dunia 2022 Qatar yang nyatanya memang banyak korban berjatuhan hanya untuk kelancaran event 4 tahunan ini.

Jika melihat dari sisi lain, penulis mengutip kata-kata coach Justinus Lhaksana yang menjelaskan alasan dibalik kurang meriahnya atmosfer Piala Dunia 2022 Qatar ini terlebih di Indonesia adalah karena masih berjalannya liga-liga sepakbola di luar sana, kecuali Indonesia tentunya. 

Alasan ini menurut penulis pribadi cukup masuk akal karena banyak dari kita tentu masih fokus mendukung tim kesayangan kita berlaga di liganya, kita masih belum bisa sepenuhnya fokus merayakan Piala Dunia 2022 Qatar karena kita masih sibuk menyela tim-tim yang kalah tiap minggunya, kita juga masih merayakan kemenangan tim favorit kita yang bisa saja karena ini kita teralihkan dari meramaikan atmosfer Piala Dunia seperti biasanya.

Bagi penulis pribadi yang baru menyaksikan 3 edisi Piala Dunia ini (2010 Afrika Selatan, 2014 Brazil, 2018 Rusia). Masih belum ada yang bisa mengalahkan kemeriahan dari Piala Dunia Afrika Selatan 2010 lalu bagi saya. 

Meskipun bisa dibilang saat itu saya baru menyelam dalam bidang sepakbola dan usia saya masih 10 tahun, tentu saya masih ingat benar bagaimana lagu Waka-waka nya Shakira mengguncang dunia kala itu, belum lagi kebisingan terompet vuvuzela, hingga hadirnya Paul sang gurita yang semakin memeriahkan Piala Dunia 2010 lalu.

Namun tak ada alasan yang berarti bagi para pecinta sepakbola untuk tidak memeriahkan Piala Dunia Qatar yang cukup kontroversial ini. Memang saat ini masih belum nampak di kota saya merchandise-merchandise yang biasanya juga membantu meramaikan event seperti Piala Dunia ini. 

Saat 2010 lalu saya sering mengumpulkan kartu pemain yang didapat dari belanja sekian rupiah di minimarket, 2014 dan 2018 merchandise juga sudah mulai dijual bahkan sebulan sebelum Piala Dunia rampung digelar. Harusnya para media partner sudah mulai mendistribusikan merchandise dengan cara-cara mereka namun, sampai saat ini baru beberapa saja yang sudah melakukan hal itu.

Sekarang liga sudah dijeda saat pikiran pemain bahkan sudah ada di Piala Dunia. Beberapa pemain harus menepi karna cidera, beberapa lainnya tampil dengan perasaan takut tidak bisa mengikuti Piala Dunia. Wajar saja karena usia atlet terutama sepakbola yang terbilang tidak lama belum lagi jika performa mereka menurun di musim-musim ke depannya, maka menjadi hal yang wajar pula jika mereka berpikir bahwa ini adalah Piala Dunia terakhir mereka dan membuat para pemain bermain hati-hati di beberapa laga sebelum Piala Dunia.

Liga dijeda sekarang waktunya ramaikan Piala Dunia. Begitu pesan yang coba penulis sampaikan kepada para penikmat dan pecinta sepakbola. Terasa ada yang kurang tentu jika sebelum Piala Dunia ini kita tidak membaca serba-serbi dan peta kekuatan masing-masing negara. Menilik hal tersebut, penulis memiliki keinginan untuk terus menulis tentang Piala Dunia dalam segmen tulisan yang akan penulis buat yang bertajuk "Demam Piala Dunia" yang nantinya akan membahas seputar head to head dan bursa calon juara Piala Dunia 2022 Qatar ini.

Mari sama-sama meramaikan Piala Dunia Qatar 2022 dengan cara yang positif dengan tetap tidak melupakan ada sisi gelap nan kontroversial dari Pildun Qatar ini. Liga dijeda, dengan Arsenal, Napoli dan Barcelona yang menjadi pimpinan klasemen sementara 3 liga top Eropa. Liga dijeda, semoga tak ada lagi pemain yang cidera. Liga Dijeda, Sekarang Waktunya Ramaikan Piala Dunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline