Lihat ke Halaman Asli

Farhan Risyad Razaq

Lulusan dari Universitas Brawijaya, Studi yang ditempuh adalah Ilmu Administrasi Publik.

Mengulas "Good Will Hunting" (1997)

Diperbarui: 21 Desember 2022   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film ini mengkisahkan seorang officeboy di MIT (Massachusetts Institute of Technology) bernama Will (Matt Damon) yang memiliki otak genius.  secara mengejutkan ia  dapat menyelesaikan masalah matematika yang sedang di gumuli oleh sang genius di MIT penerima penghargaan matematika prof. Gerald lambeu (Stellan Skarsgald) di tengah tugasnya mengepel lantai MIT. Pada suatu momen Will berkelahi dengan seseorang yang menyiksa dirinya semasa TK. Seusai berkelahi dirinya ditangkap oleh polisi dan terancam dipenjara.  Prof Lambeu menjamin dirinya agar Will tidak dipenjara tetapi  dengan catatan berkeja sama untuk menyelesaikan masalah matematika dan pergi ke terapi psikolog. di momen ini wiill selalu mengacau ketika bertemu ahli terapi namun ada satu ahli terapi yang menaklukannya dan mengupas sisi personal dari will. ahli terapi tersebut bernama sean meguire (Robin Williams).

Melalui si genius will kita dapat melihat sosok yang cerdas dan mampu menjawab soal apapun.  Berbicara tentang sejarah, psikologi, seni, politik, dan matematika semuanya akan dipahami Will hanya dalam semalam. Bahkan  untuk menjawab soal kimia skylar (minnie driver) will hanya butuh secarik kertas dan menuntaskannya dalam lima menit.  Will dalam film menggambarkan sosok yang dapat menjawab pertanyaan apapun di dunia ini.  hal ini membawa kita kepada  pertanyaan inti dalam film, apakah ketika seseorang yang memiliki jawaban terhadap masalah apapun, masalah hidupnya telah selesai?

Melalui Sean Maguire (ahli terapinya) will bertemu dengan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh dirinya. Ternyata Will pernah melalui masa kecil yang penuh kekerasan dan sepenuhnya menyalahkan dirinya karena situasi tersebut. pengalaman itu terpendam di kesadaran Will dan tidak dibiarkan terbuka keluar.  Pada akhirnya pengalaman menyakitkan itu akan selalu  ada dan mempengaruhi kehidupannya, gejalanya dalam film will tidak pernah merasakan peristiwa yang menyentuh dirinya, sikap dingin,  penyangkalan, cari perhatian,  insensitif dan narsis. merupakan akibat dari masa lalunya

Kejadian mengerikan  itu membuat dirinya  takut untuk mengenal dirinya dan penuh penyangkalan terhadap sesuatu yang mengarah pada hal tersebut. kecerdasannya hanyalah jubah untuk menutupi perasaan traumatisnya dengan menjawab segala pertanyaan yang ada.  Sean adalah media dalam film untuk memberi penekanan pada sosok Will tentang "arti dari pengalaman yang dirasakan manusia" jadi hidup tidak melulu jawaban rasional yang ketat dan dingin. rasa kecewa, takut, trauma, penerimaan diri harus dirangkul dalam kehidupan tidak dibiarkan tergletak di  alam bawah sadar kita. 

Kisah tersebut berusaha menguak sisi personal seseorang yang jubahnya terlihat besar karena sosok nya yang cerdas. dibalik segala keahliannya selalu terdapat yang personal  yaitu persitiwa-persitiwa yang menggambarkan bahwa ia hanyalah seorang manusia.  jadi ilm ini bukan tentang "mengetahui sesuatu" tetapi "merasakan sesuatu".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline